Mabuk Pembalut Jadi Tren, Polisi Bingung Untuk Memberi Tindakan Hukum



Mabuk pembalut menjadi bahan pembicaraan hangat warganet. Bagaimana tidak, pembalut yang biasa digunakan untuk menampung darah saat menstruasi atau haid itu ternyata dimanfaatkan oleh beberapa remaja di wilayah Jawa Tengah, Jawa Barat, hingga Jakarta sebagai pengganti sabu, ganja, dan bahan terlarang lainnya. Belum lagi setelah kabar ini meluas, pasti ada yang mencobanya karna rasa penasaran. Apakah agan dan sista salah satu diantaranya? Semoga tidak.

Menurut Alodokter, pembalut mengandung dioxin. Zat kimia berbahaya yang dihasilkan oleh proses industri, salah satunya bleaching atau pemutihan terutama dengan bahan klorin. Pada pembuatan pembalut masih didapatkan penggunaan klorin sebagai pemutih.



Sebagian besar pelaku adalah anak jalanan. Setidaknya dalam dua bulan terakhir, di Jawa Tengah ada dua yang telah ditangkap. Pelaku masih berumur 13 dan 16 tahun.

Suprinarto selaku Kepala Bidang Pemberantasan Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) menyampaikan melalui acara Apa Kabar Indonesia Pagi di TvOne, Kamis (8/11/2018) bahwa mereka 'pengguna' mengaku meminum cairan tersebut agar dapat mabuk dan nge-fly.

Selain itu meminum air rebusan pembalut juga menjadi alternatif remaja untuk merasakan efek yang sama seperti saat mengkonsumsi narkotika. Soal harga juga jauh lebih murah bahkan gratis jika diambil dari tempat sampah.

Pihak kepolisian kebingungan untuk mengambil keputusan lantaran pembalut merupakan barang yang legal dan bukan jenis narkotika. Oleh karna itu pelaku hanya diberikan edukasi agar tidak melakukan hal yang merugikan.

PEMABUK 1 : 0 POLISI

Warga Indonesia memang unik dan kreatif, ada saja cara untuk mabuk. Mulai dari pil koplo, lem, antimo, pembalut, bahkan politik pun bisa bikin mabuk.
:ngacir:


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel