Mereka (Juga) Layak Difimkan
Friday, November 23, 2018
Quote:
Film A Man Called Ahok bahkan mampu menumbangkan film nya Mba Hanum Rais yang waktu tayang perdananya kebetulan bersamaan. Padahal filmnya Mba Hanum konon kabarnya diangkat dari novel best seller. Tapi saya tidak tertarik untuk membahas perbandingan kedua film itu ya. Saya bukan pengamat film. Saya ingin membahas soal peluang pasar dari mem-film-kan seorang tokoh politik, melihat fenomena suksesnya film Ahok. Oh ya, untuk informasi, saya belum menonton film A Man Called Ahok. Hehe.
Saya hanya sekilas melihat official thriller nya saja. Tapi gambarannya isi film itu sudah saya baca dari banyak review-er yang tersebar di dunia maya, maupun tulisan rekan saya. Intinya, film ini mengisahkan bagaimana kepribadian Ahok dibentuk oleh orang tua menjadi Ahok yang seperti hari ini. Keras, tegas, berpihak, tapi agak kasar juga. Well, dari situ saya berfikir, bagaimana kalau tokoh-tokoh yang lain juga di filmkan? Tentu akan menarik khalayak untuk menontonnya. Siapa sih tokoh-tokoh yang layak di=film-kan perjalanan hidupnya? Cekidot.
Yang pertama tentu sang fenomenal, Bapak Reformasi, Amien Rais. Kenapa Amien? Karena beliaulah tokoh yang menginisiasi gerakan reformasi. Meskipun belakangan muncul klaim bahwa beliau hanya menunggangi gerakan itu. Namun menunggangi mahasiswa bukan hal yang mudah lho. Butuh strategi dan taktik tingkat dewa untuk dapat melakukannya. Buktinya, hanya Amien Rais yang bisa melakukannya, bukan? Kalau di-film-kan kita bisa belajar, "Bagaimana sih mengkondisikan mahasiswa itu." Nah.
Terbayang kan bagaimana menariknya film ini? Menceritakan gerakan Amien Rais sebelum aksi 98, saat puncak aksi Mei 98 dan pasca aksi setelah Soeharto turun. Bagaimana dia menjegal Mega jadi Presiden, untuk kemudian menjadi dengkul bagi Gus Dur naik jadi RI-1. Ingat dong kalimat guyonan dari Gusdur? Tidak lama kemudian, dia melengserkan Gus Dur via Sidang Istimewa MPR, di mana Amien Rais adalah Ketua MPR saat itu, lalu berbalik mendukung Mega! Hahaha.
Tokoh kedua dan tidak kalah fenomenal dengan Pak Amien adalah Habaib Rizieq Syihab. Siapa tokoh di luar pemerintah yang bisa mengumpulkan 7.000.000 orang di monas? Saya kira tidak ada. Orang pemerintah pun susah untuk melakukan itu, tapi tidak untuk Habaib Rizieq! Beliau sukses melakukan itu pada 2 Desember 2016. Aksi tersebut dikenal dengan nama aksi Bela Islam 212. Memang sudah ada film yang membahas tentang 212, tapi kayaknya kurang greget gaungnya.
Andaikan film itu lebih meng-eksplore sosok Sang Habaib, saya rasa akan jauh lebih menarik. Bisa lah dibuat narasi, sewaktu muda beliau menuntut ilmua agama di mana, sekolah formal dimana. Tidak lupa sedikit menyenggol kehidupan pribadi semacam, bertemu istri di mana. Puncak konflik bisa mengambil sudut pandang beliau sebagi Ketua FPI, persiapan aksi 212, sampai puncak aksi dan pasca aksi. Dalam film, bisa juga disisipi dakwah-dakwah yang sudah beliau lakukan. Wah, sepertinya akan jadi film yang epic.
Sandiaga Salahudin Uno, adalah tokoh ketiga yang layak di-film-kan kisah hidupnya. Muda, kaya raya, Wakil Gubernur Jakarta (sebelum dilepas karena nyawapres). Beliau adalah Bapaknya para marketing di Indonesia. Tidak percaya? Cek berapa elektabilitas belaiu saat pertama menantang BTP dalam Pilkada Jakarta 2017. Dan lihat hasil akhir Pilkada Jakarta seperti apa. Hari ini beliau nyawapres bareng Pak Prabowo, dan peluang menang masih sangat terbuka.
Jangan lupa, beliau mampu mengalahkan 9 calon cawapres yang digadang-gadang oleh PKS lho. Beliau juga mengalahkan Babang ganteng anak Pepo untuk calon RI-2. Saya akan berterima kasih jika ada yang mengangkat kisah beliau tiga tahun ke belakang ke layar perak bioskop. Saya yakin, banyak ilmu marketing dan hitungan dewa untuk menjungkalkan "sudah pasti jadi" menjadi pecundang yang tidak berkutik dan kalah dari beliau. Anda juga tertarik bukan?
Well, sementara tiga tokoh ini dulu ya. Lain waktu jika ada ide, mungkin saya akan sambung dengan tokoh yang lain. Satu yang pasti, setiap cerita kehidupan itu menarik. Hidup anda pun, jika difilmkan dan diambil dari sudut yang pas akan menjadi cerita yang menarik. Cerita soal politisi dan tokoh menjadi menarik karena kiprah mereka yang luar biasa dalam kehidupan bernegara. Semoga kita bisa mengambil sisi positif dari cerita mereka, sambil menunggu ada produser yang tertarik dan mengangkatnya ke layar bioskop Indonesia. Salam Damai.
Merdeka!
Sumber Referensi : sini
Sumber Gambar : sini, sini, sini, sini