Persiapan! Selalu Ini Jadi Penghalang Timnas Juara

Untuk ketiga kalinya dalam lima episode terakhir AFF, Timnas Indonesia gugur di fase grup. Banyak argumen bahkan cacian yang muncul terkait kondisi ini. Entah itu ditujukan kepada federasi atau tim kepelatihan. Mungkin wajar kiranya cacian tersebut muncul, mengingat kejadian – kejadian yang terjadi sebelum dan saat turnamen ini digelar.




Dimulai dari tarik ulur kontrak Luis Milla. Semenjak berakhirnya Asian Games 2018 atau sekitar dua bulan sebelum AFF 2018 dimulai, Indonesia belum menetapkan siapa pelatih mereka. Isu perpanjangan kontrak Luis Milla pun tak juga menemui titik terang. Sementara suporter timnas kekeh meminta federasi untuk pertahankan Milla.




Alhasil harapan suporter pun kandas ketika kurang dari sebulan AFF dimulai, federasi menunjuk Bima Sakti sebagai pelatih. Penunjukkan Bima pun menuai berbagai argumen dikalangan pecinta sepak bola tanah air. Banyak yang menilai kalau Bima masih minim pengalaman untuk melatih timnas senior.




Diluar masalah pemilihan pelatih kepala, ternyata disini terlihat kalau federasi tidak serius menyiapkan tim ini untuk AFF 2018. Persiapan timnas jelang AFF 2018 hanya kurang dari sebulan dengan tim pelatih yang masih kurang pengalaman. Dan jelang laga perdana AFF 2018, timnas hanya dua kali melakukan ujicoba di kandang sendiri. Tidak adanya ujicoba keluar kandang, bisa jadi penyebab pemain jadi kurang percaya diri saat bertandang ke kandang lawan. Hal ini terlihat ketika timnas takluk 1 – 0 oleh Singapura, dimana saat itu timnas berstatus sebagai tim tamu.




Liga 1 masih berjalan. Ditengah gelaran AFF 2018, cuman Indonesia dari 10 peserta AFF 2018 yang masih menggelar kompetisi. Negara peserta lain telah menyelesaikan kompetisi sejak Oktober lalu. Bahkan Malaysia Super League sudah selesai sejak bulan Juli. Aneh bin Ajaib, mungkin cuman di Indonesia hal ini bisa terjadi. Kalau kita lihat event – event internasioanal lain entah itu Piala Dunia, Euro, Copa America atau Piala Asia, pastinya negera peserta telah selesai menggelar kompetisi atau menghentikan sementara liga sampai event tersebut berakhir.




Bentroknya jadwal liga dan AFF 2018 ini sedikit banyaknya akan berpengaruh buruk ke persiapan timnas. Selain itu, support dari masyarakat atau orang – orang yang aktif di sepak bola tanah air jadi tidak seheboh sebelum – sebelumnya. Contoh kasus, beberapa hari ini perhatian masyarakat tersita dengan isu pengaturan skor di liga 1 dan siapa yang bakal juara liga 1.

 Apa memang seperti ini rencana federasi??

Dengan kondisi seperti ini mungkin wajar timnas mendapat hasil buruk di AFF 2018. Butuh persiapan dan kerja keras pastinya untuk mendapatkan gelar pertama AFF untuk Indonesia. Jerman saja butuh waktu persiapan bertahun – tahun untuk juara Piala Dunia.

Gak ada yang instan untuk sebuah prestasi, PSSI!

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel