Raksasa era Triassic bukan hanya dinosaurus
Wednesday, November 28, 2018
Di buku-buku sejarah pasti dituliskan pada era Triassic dahulu bumi di isi oleh para dinosaurus raksasa seperti T-rex dan teman-temannya. Tapi menurut ilmuan ternyata ada juga mamalia raksasa pada era tersebut.
:matabelo
Kesimpulan ini ditarik karena penemuan baru sebuah fosil reptil seperti mamalia. Seperti apa bentuknya simak aja langsung
:cystg
Quote:
Ilustrasi kerangka Lisowicia bojani. | Tomasz Sulej /Uppsala University
Sejarah kehidupan menjelang akhir era Triassic--sekitar 200 juta tahun lalu--sepertinya bakal ditulis ulang. Ternyata bukan hanya kelompok dinosaurus bertubuh besar yang mendominasi Bumi pada masa tersebut, tetapi ada therapsida--reptil seperti mamalia/proto mammalia--yang tak kalah besarnya.
Fosil hewan tersebut ditemukan di kawasan Polandia oleh tim ilmuwan Akademi Sains Polandia dan Universitas Uppsala, Swedia. Mereka menemukannya di Desa Lisowice yang terletak di Polandia selatan.
Mereka kemudian menamainya Lisowicia bojani, sesuai dengan nama desa itu. Semenjara bojani diambil dari nama ahli anatomi dan naturalis asal Jerman, Ludwig Heinrich Bojani.
Temuan yang dipaparkan dalam makalah di jurnal Science (22/11) itu, menurut tim peneliti membalikkan gagasan bahwa hewan bertubuh besar yang hidup pada era itu hanyalah kelompok dinosaurus.
Gagasan yang berkembang sebelumnya, dipaparkan New Atlas, adalah pada akhir era Triassic itu dinosaurus yang bertubuh raksasa mendominasi daratan Bumi, sementara mamalia hanyalah makhluk kelas dua yang bertubuh kecil yang berkeliaran di antara kaki hewan-hewan raksasa itu.
Kehadiran Lisowicia bojani mengubah pandangan itu. Dari fosil yang ditemukan, panjang tubuh nenek moyang mamalia itu mencapai 4,5 meter, tinggi 2,6 meter, dan berat hingga 9 ton. Ukuran tersebut setara dengan gajah pada masa kini.
L. bojani masuk dalam kelompok dicynodonts, takson dari therapsida. Ia diperkirakan hidup antara 250 juta hingga 200 juta tahun lalu. Semua spesies dicynodont adalah herbivora (pemakan tumbuhan).
Awalnya, dicynodont sempat mendominasi kehidupan di Bumi pada masa Permian. Namun kemudian terjadi kepunahan besar-besaran yang diakibatkan "sesuatu"--para ahli belum sepakat apa penyebab matinya 90 persen makhluk hidup pada masa itu, namun sebagian besar memperkirakan karena terjadi bencana vulkanik besar.
Usai era Permian, kira-kira 10 juta tahun sebelum L. bojani yang ditemukan itu lahir, seluruh dicynodont diperkirakan mati. Setelah kepunahan mereka itulah hadir dinosaurus bertubuh raksasa.
Namun, temuan ini menunjukkan bahwa dicynodont ternyata tidak punah. Mereka malah berkembang dengan tubuh besar yang nyaris menyaingi dinosaurus.
"Penemuan Lisowicia mengubah pemikiran kami mengenai sejarah awal dicynodont, saudara dari mamalia masa Triassic. Ini juga memunculkan lebih banyak pertanyaan mengenai apa yang membuat mereka dan dinosaurus bisa bertubuh demikian besar," kata Dr Tomasz Sulej, salah satu peneliti dari Akademi Sains Polandia, kepada Independent.
Dicynodont, menurut salah satu penulis studi tersebut, Grzegorz Niedzwiedzki, adalah hewan yang sukses pada pertengahan dan akhir masa Triassic.
"Lisowicia adalah dicynodont termuda dan tetrapod terestrial non-dinosaurus terbesar dari masa Triassic. Wajar jika ingin mengetahui bagaimana dicynodonts menjadi demikian besar," kata Niedzwiedzki dalam situs Universitas Uppsala.
"Lisowicia amat menarik karena ia mengakibatkan banyak lubang pada ide klasik kita soal 'reptil seperti mamalia'."
Agar tak membingungkan, Niedzwiedzki menjelaskan bahwa dicynodont bukanlah mamalia sejati. Mereka adalah therapsida non-mamalia yang bersaudara dengan garis mamalia, tetapi bukan nenek moyang langsung. Jadi, seperti monyet yang merupakan sepupu jauh dari manusia.
Fosil pertama Lisowicia ditemukan di Lisowice pada 2005 oleh Robert Borzecki dan Piotr Menducki. Sejak saat itu lebih dari 1.000 tulang dan fragmen tulang dikumpulkan dari daerah tersebut. Lisowice diduga merupakan sebuah sungai pada era Triassic.
Penemuan Lisowicia itu memberi bukti pertama bahwa dicynodont berukuran gajah pernah hidup pada masa yang sama dengan dinosaurus sauropodomorph yang lebih populer, seperti Diplodocus dan Brachiosaurus.
Fosil ini mengisi kekosongan pada sejarah catatan fosil dicynodont dan menunjukkan bahwa fitur anatomi yang diperkirakan hanya ada pada dinosaurus ternyata juga berkembang pada tubuh reptil seperti mamalia. Ia juga menjadi dicynodont pertama yang ditemukan di Eropa.
Oleh karena itu, temuan ini menjadi amat penting, terutama untuk menjadi dasar penelitian selanjutnya.
"Temuan spesies baru yang amat penting adalah penemuan yang hanya terjadi sekali seumur hidup," kata Sulej.
Christian Kammerer, ahli dicynodont dari North Carolina Museum of Natural Sciences, Amerika Serikat, juga menyatakan temuan itu amat mengejutkan karena, walau telah ditemukan dicynodont bertubuh besar, tetapi belum pernah dalam skala sebesar itu.
Walau demikian, Kammerer, yang tidak ikut dalam penelitian itu, menyatakan bahwa meski dicynodont dan dinosaurus hidup pada masa yang sama, belum ada bukti bahwa mereka tinggal dalam habitat yang sama. Ia juga masih meragukan postur Lisowicia yang dijelaskan dalam makalah itu.
"Meski demikian, secara keseluruhan saya pikir ini adalah makalah yang menarik minat dan penting. Ia menunjukkan pada kami bahwa masih banyak yang harus dipelajari mengenai saudara-saudara mamalia pada masa Triassic," kata Kammerer dalam VOA.
Fosil hewan tersebut ditemukan di kawasan Polandia oleh tim ilmuwan Akademi Sains Polandia dan Universitas Uppsala, Swedia. Mereka menemukannya di Desa Lisowice yang terletak di Polandia selatan.
Mereka kemudian menamainya Lisowicia bojani, sesuai dengan nama desa itu. Semenjara bojani diambil dari nama ahli anatomi dan naturalis asal Jerman, Ludwig Heinrich Bojani.
Temuan yang dipaparkan dalam makalah di jurnal Science (22/11) itu, menurut tim peneliti membalikkan gagasan bahwa hewan bertubuh besar yang hidup pada era itu hanyalah kelompok dinosaurus.
Gagasan yang berkembang sebelumnya, dipaparkan New Atlas, adalah pada akhir era Triassic itu dinosaurus yang bertubuh raksasa mendominasi daratan Bumi, sementara mamalia hanyalah makhluk kelas dua yang bertubuh kecil yang berkeliaran di antara kaki hewan-hewan raksasa itu.
Kehadiran Lisowicia bojani mengubah pandangan itu. Dari fosil yang ditemukan, panjang tubuh nenek moyang mamalia itu mencapai 4,5 meter, tinggi 2,6 meter, dan berat hingga 9 ton. Ukuran tersebut setara dengan gajah pada masa kini.
Perbandingan ukuran Lisowicia bojani dengan gajah modern | Tomasz Sulej dan Grzegorz Nied?wiedzki
L. bojani masuk dalam kelompok dicynodonts, takson dari therapsida. Ia diperkirakan hidup antara 250 juta hingga 200 juta tahun lalu. Semua spesies dicynodont adalah herbivora (pemakan tumbuhan).
Awalnya, dicynodont sempat mendominasi kehidupan di Bumi pada masa Permian. Namun kemudian terjadi kepunahan besar-besaran yang diakibatkan "sesuatu"--para ahli belum sepakat apa penyebab matinya 90 persen makhluk hidup pada masa itu, namun sebagian besar memperkirakan karena terjadi bencana vulkanik besar.
Usai era Permian, kira-kira 10 juta tahun sebelum L. bojani yang ditemukan itu lahir, seluruh dicynodont diperkirakan mati. Setelah kepunahan mereka itulah hadir dinosaurus bertubuh raksasa.
Namun, temuan ini menunjukkan bahwa dicynodont ternyata tidak punah. Mereka malah berkembang dengan tubuh besar yang nyaris menyaingi dinosaurus.
"Penemuan Lisowicia mengubah pemikiran kami mengenai sejarah awal dicynodont, saudara dari mamalia masa Triassic. Ini juga memunculkan lebih banyak pertanyaan mengenai apa yang membuat mereka dan dinosaurus bisa bertubuh demikian besar," kata Dr Tomasz Sulej, salah satu peneliti dari Akademi Sains Polandia, kepada Independent.
Dicynodont, menurut salah satu penulis studi tersebut, Grzegorz Niedzwiedzki, adalah hewan yang sukses pada pertengahan dan akhir masa Triassic.
"Lisowicia adalah dicynodont termuda dan tetrapod terestrial non-dinosaurus terbesar dari masa Triassic. Wajar jika ingin mengetahui bagaimana dicynodonts menjadi demikian besar," kata Niedzwiedzki dalam situs Universitas Uppsala.
"Lisowicia amat menarik karena ia mengakibatkan banyak lubang pada ide klasik kita soal 'reptil seperti mamalia'."
Agar tak membingungkan, Niedzwiedzki menjelaskan bahwa dicynodont bukanlah mamalia sejati. Mereka adalah therapsida non-mamalia yang bersaudara dengan garis mamalia, tetapi bukan nenek moyang langsung. Jadi, seperti monyet yang merupakan sepupu jauh dari manusia.
Fosil pertama Lisowicia ditemukan di Lisowice pada 2005 oleh Robert Borzecki dan Piotr Menducki. Sejak saat itu lebih dari 1.000 tulang dan fragmen tulang dikumpulkan dari daerah tersebut. Lisowice diduga merupakan sebuah sungai pada era Triassic.
Penemuan Lisowicia itu memberi bukti pertama bahwa dicynodont berukuran gajah pernah hidup pada masa yang sama dengan dinosaurus sauropodomorph yang lebih populer, seperti Diplodocus dan Brachiosaurus.
Fosil ini mengisi kekosongan pada sejarah catatan fosil dicynodont dan menunjukkan bahwa fitur anatomi yang diperkirakan hanya ada pada dinosaurus ternyata juga berkembang pada tubuh reptil seperti mamalia. Ia juga menjadi dicynodont pertama yang ditemukan di Eropa.
Oleh karena itu, temuan ini menjadi amat penting, terutama untuk menjadi dasar penelitian selanjutnya.
"Temuan spesies baru yang amat penting adalah penemuan yang hanya terjadi sekali seumur hidup," kata Sulej.
Christian Kammerer, ahli dicynodont dari North Carolina Museum of Natural Sciences, Amerika Serikat, juga menyatakan temuan itu amat mengejutkan karena, walau telah ditemukan dicynodont bertubuh besar, tetapi belum pernah dalam skala sebesar itu.
Walau demikian, Kammerer, yang tidak ikut dalam penelitian itu, menyatakan bahwa meski dicynodont dan dinosaurus hidup pada masa yang sama, belum ada bukti bahwa mereka tinggal dalam habitat yang sama. Ia juga masih meragukan postur Lisowicia yang dijelaskan dalam makalah itu.
"Meski demikian, secara keseluruhan saya pikir ini adalah makalah yang menarik minat dan penting. Ia menunjukkan pada kami bahwa masih banyak yang harus dipelajari mengenai saudara-saudara mamalia pada masa Triassic," kata Kammerer dalam VOA.
Semoga dengan temuan ini, dapat membuat manusia lebih memahami tentang era Triassic dan keanekaragamannya.
Semoga artikel ane bermanfaat
:shakehand2
Quote:
:hn Buat liat informasi menarik lainnya seperti artikel di atas bisa liat di sini :cystg
Jangan lupa rate bintang 5, tinggalin komentar dan bersedekah sedikit cendol buat ane dan ane doain agan makin ganteng dan cantik deh :cendolgan
SUMUR :
Beritagar.id
Jangan lupa rate bintang 5, tinggalin komentar dan bersedekah sedikit cendol buat ane dan ane doain agan makin ganteng dan cantik deh :cendolgan
SUMUR :
Beritagar.id
Quote:
Jangan lupa kunjungi thread ane yang lain gan :thumbup:thumbup
Pahami batas bercanda dan menghina
Nih ane punya jawaban, kenapa orang dewasa susah mencari teman baru
Mengenal Suku Sentinel yang memanah misionaris AS
Tak pamer kebahagiaan di media sosial kunci pernikahan langgeng
Perempuan semakin pintar semakin sulit cari pasangan
Tahun 536 adalah era terburuk manusia, kok bisa? Apa Yonglek sudah ada di jaman itu?
Suzzanna berpotensi kalahkan Pengabdi Setan
Kenapa orang bule cepet kelihatan lebih tua?
Klaim baru dugaan lokasi Atlantis
Pernah merasa terjebak dalam mimpi? Ternyata ini loh penyebabnya
Pahami batas bercanda dan menghina
Nih ane punya jawaban, kenapa orang dewasa susah mencari teman baru
Mengenal Suku Sentinel yang memanah misionaris AS
Tak pamer kebahagiaan di media sosial kunci pernikahan langgeng
Perempuan semakin pintar semakin sulit cari pasangan
Tahun 536 adalah era terburuk manusia, kok bisa? Apa Yonglek sudah ada di jaman itu?
Suzzanna berpotensi kalahkan Pengabdi Setan
Kenapa orang bule cepet kelihatan lebih tua?
Klaim baru dugaan lokasi Atlantis
Pernah merasa terjebak dalam mimpi? Ternyata ini loh penyebabnya