WELCOME TO RINZIERO'SOFFICIAL THREAD
Ane tidak menggeneralisasi dengan langsung menyebut seluruh netizen Indonesia, ya. Mungkin Bahasa santunnya, perilaku ini dilakukan sebagian atau sekelompok atau oknum netizen tertentu. (Bahasa keren kalau muncul suatu isu hits, pasti si 'oknum' yang disalahin)
Mungkin perilaku ini juga terjadi di kalangan netijen maha benar di negara lain, kok. Tapi, karena Ane orang Indonesia yang masih tinggal di Indonesia dan lingkaran pergaulan Ane juga mayoritas dengan orang Indonesia, opini ini secara gak langsung mewakili tingkah polah sebagian (bukan seluruhnya) netijen Indonesia. Hehe.
Cekidot!
Quote:
1. Gosip Lebih Sip daripada Fakta
Quote:
Walaupun ada pepatah,"Gosip adalah fakta yang tertunda"
Hasil riset tidak valid yang Ane lakukan pada sekelompok manusia yang Ane temui, ajak ngobrol, atau hasil dari hasil curi dengar (nguping) obrolannya ibuk-ibuk, masyarakat cenderung lebih suka membaca berita yang sifatnya masih gosip alias belum tentu kebenarannya. Kalaupun ingin browsing mencari berita, alangkah baiknya ente membaca dari portal berita yang menyajikan informasi dan berita terkini yang lebih berfaedah ketimbang gosip. Walaupun ada pepatah,"Gosip adalah fakta yang tertunda" LOL
Kalo bicara gosip sepertinya bukan di dunia maya saja, di dunia nyata pun gosip lebih enak digosok biar sip. Saat kongkow seringnya sih terselip komentar julid ketimbang komentar positif seperti usulan gerakan bagi takjil gratis di kos-kosan demi kemaslahatan penghuni kosan yang saban akhir bulan sudah terbiasa puasa. WKWK
Quote:
2. Stay tune di Akun Lambe-lambean Quote:
Daripada berjulid ria di bulan puasa, marilah kita sama-sama mencari pahala.
Ini berhubungan dengan poin sebelumnya. Coba buka akun IG ente, liat following list ente. Siapa yang di list following-nya gak ada nama akun berbau Lambe-lambe ? Lo gak follow sama sekali ?
Selamat, You are GREGET
Pertahankan, brosis
Ane pun harus bikin pengakuan kalo idealisme Ane runtuh, dimana Ane awalnya anti follow akun perhosyipan, tapi akhirnya Ane pun kalah dengan kekuatan pesona akun hengpong jadul.
Tidak ada salahnya sih follow akun-akun tersebut, asalkan kita jangan kecanduan dan tetap berhati-hati dengan jempol kita. Jangan sampai kegiatan kepo akun gossip dan kepo kehidupan oranglain mengkonsumsi sebagian besar waktu kita dalam sehari. Daripada berjulid ria di bulan puasa, marilah kita sama-sama mencari pahala.
Quote:
3. Kemakan Hoaks & Provokasi Online Quote:
Bila kata orang dulu, Fitnah lebih kejam daripada pembunuhan, maka sekarang, "Hoaks lebih kejam daripada pembunuhan"
Beberapa netizen kurang menyukai membaca dari platform berita resmi yang tentu jauh lebih baik tingkat kredibilitas dan realibilitasnya sehingga minim dari potensi berita hoaks. Beberapa lebih memilih untuk mengetahui berita terkini dari akun-akun di Instagram atau malah dari broadcast message tanpa tertarik untuk crosscek kebenarannya. Meskipun gerakan melawan hoaks dan artikel tips menghindari hoaks sudah bertebaran, tapi beredarnya hoaks masih terbilang masif. Sepertinya ini karena tingkat kecintaan membaca masyarakat kita terbilang relatif masih rendah. No offense, tapi mari sama-sama instropeksi kedalam diri masing-masing. Seberapa sering kita mencari dahulu sumber berita dan kebenarannya baru berkomentar atas informasi yang kita dengar dari lingkungan sekitar? Ataukah kita malas membaca dan lebih doyan komen duluan? *Well, disini bahasa Ane agak berat 5cf0527178d7c*
Quote:
4. Harimau di Dunia Maya, Curut di Dunia Nyata Quote:
Pribahasa jempolmu harimaumu tampaknya lebih relevan di jaman serba social media seperti sekarang
Poin ini bisa jadi salah satu dampak dari keseringan stay tune di akun hosyip.
Netijen yang budiman jadi triggered buat meninggalkan jejak komentar di postingan berita yang sedang viral dan bombastis. Syukur alhamdulilah kalau netijen posting komen positif. Kalau malah posting hate comments dan menyebarkan gossip atau berita palsu alias hoaks? BIG NO NO, Jangan lakukan hal itu, wahai kisanak! Hati-hati lo pada bisa kecyduk. Apalagi sekarang ada UU ITE dan beberapa artis sudah concern banget dengan isu ini sampai membentuk cyber team sendiri buat meringkus netijen yang ngerusuh dan cari ribut dengan mereka via media sosial. Kalau sudah terciduk sampai masuk ranah hukum, netizen hanya bisa mewek guling-guling sampai bikin video klarifikasi.
Quote:
5. Lebih Tertarik Hebohnya daripada Bobotnya Quote:
Jangan korbankan kualitas demi viewers semata
Kalo Ane lagi gabut maksimal, Ane sering juga tergoda ngeklik berita sejenis "LAGI VIRAL, BEGINI KABAR ARTIS WAKANDA SENSASIONAL INI SETELAH 10 TAHUN" dan sederet 'berita' ber-Headline bombastis lainnya (yang syarat akan ketidakberfaedahan). Padahal saat diklik isinya cuma kumpulan foto comotan dari IG si artis yang open publik alias semua orang juga bisa liat ditambah secuil keterangan minim tentang foto tersebut yang juga dicomot dari caption fotonya.
Ada lagi tipikal headline seperti ini "MENIKUNG TEMAN LAGI HITS, LIHAT KELAKUAN ARTIS INI KE SAHABATNYA"
Yang pas dibaca artikelnya, ternyata si artis yang dimaksud lagi balapan gokart dan 'menikung' temannya demi bisa menang dan akhirnya si artis dan sobatnya ini posting foto di IG. Double combonya lagi: sudah tinggal comot, bahasanya amburadul, judul dan isi mengecoh bahkan ada yang gak nyambung pula. Dan mayoritas netizen sangat menggandrungi artikel semacam ini.
Oke, gua akui gua juga ikut andil naikin traffic mereka 5cf0527178d7c yang berdampak artikel semacam itu makin laku. Dan karena semakin laku, maka makin banyak pula content creator membuat artikel serupa. Hmm, menarik. Instan dan menaikan traffic
#Slapped. Jangan korbankan kualitas Ente sebagai content creator
Kalau mau Clickbait pun, yang elegan dikit toh. Disertai isi berita informatif dan berguna 5cf0527178e12
Ditunggu juga Komennya, GanSis GIF
"Perkataan Anda dapat membangun kehidupan seseorang atau sebaliknya; membunuh kehidupannya"
written by: Rinziero
pic source: google
5cf0527178e1f
Hari ini 14:34
Beri apresiasi terhadap thread ini Gan!