Analisis Hasil Pilpres 2019 dan Perbandingannya dengan 2014
21 Mei 2019 dini hari, Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia telah mengumumkan hasil rekapitulasi nasional pemilihan presiden dan wakil presiden tahun 2019. Kedua calon presiden berhasil meningkatkan perolehan suara masing-masing dan hasilnya tidak jauh berbeda dengan 5 tahun lalu. Bagaimanakah rinciannya?
21 Mei 2019 dini hari, Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia telah mengumumkan hasil rekapitulasi nasional pemilihan presiden dan wakil presiden tahun 2019. Kedua calon presiden berhasil meningkatkan perolehan suara masing-masing dan hasilnya tidak jauh berbeda dengan 5 tahun lalu. Bagaimanakah rinciannya?
Klik gambar untuk menuju sumber gambar
Hasil Nasional
Hasil pilpres 2014 dan 2019.
Pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 01, Joko Widodo dan Kiai Haji Ma'ruf Amin memenangi 85.607.362 suara atau 55,50 persen suara sah. Sementara pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno memperoleh 68.650.239 suara atau 44,50 persen dari total suara sah. Secara bersih, perolehan suara Jokowi meningkat sebesar 14.361.246 suara atau 20,58 persen dari tahun 2014 yang mencapai 70.997.877 suara sementara perolehan suara Prabowo meningkat sebesar 6.073.795 suara atau 9,71 persen dari tahun 2014 yang mencapai 62.576.444 suara. Secara persentase, selisih antara keduanya meningkat dari 8.421.433 suara atau 6,3 persen (53,15 persen berbanding 46,85 persen) pada 2014 menjadi 16.957.123 suara atau 11 persen (55,50 persen berbanding 44,50 persen) pada 2019.
Hasil ini pun membuat Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin ditetapkan sebagai presiden dan wakil presiden terpilih untuk periode 2019-2024, dengan catatan apabila dalam jangka waktu 3 hari sejak penetapan hasil rekapitulasi atau hingga 24 Mei 2019 tidak ada yang mengajukan gugatan mengenai hasil pilpres ke Mahkamah Konstitusi.
Jumlah suara sah untuk pilpres 2019 mencapai 154.257.601 suara, meningkat sebesar 20.683.280 suara atau 15,48 persen dibandingkan tahun 2014 yang mencapai 133.574.321 suara. Sementara suara tidak sah meningkat dari 1.379.690 suara pada 2014 menjadi 3.754.905 suara pada 2019, peningkatan sebesar 172,16 persen. Dengan jumlah pemilih pada 2014 sebesar 190.307.134 pemilih dan pada 2019 sebesar 199.987.870 pemilih, rasio keikusertaan pemilih (voter turnout) meningkat dari 70,91 persen pada 2014 menjadi 79,01 persen. Rasio ini didapat dengan membagi jumlah suara sah dan tidak sah dengan jumlah pemilih secara keseluruhan.
Hasil Per Provinsi
Hasil rekapitulasi pemilu 2019 di provinsi Papua sedang dicocokkan oleh komisioner KPU dan saksi partai politik di Gedung KPU Pusat, Jakarta, 20 April 2019.
Jokowi menang di 21 provinsi dan luar negeri, menurun dibandingkan 2014 dengan kemenangan di 23 provinsi dan luar negeri. Sementara Prabowo menang di 13 provinsi, naik dibandingkan 2014 dengan kemenangan di 10 provinsi. Perlu dicatat bahwa pada 2019, terdapat penambahan satu provinsi yaitu Kalimantan Utara. Provinsi ini sebenarnya telah terbentuk pada 25 Oktober 2012. Namun pada pilpres 2014, provinsi ini masih dianggap sebagai bagian dari Kalimantan Timur.
Jokowi kehilangan empat provinsi yang dimenanginya pada 2014 kali ini sementara Prabowo kehilangan satu provinsi. Jokowi menang pada 2014 namun kalah pada 2019 di provinsi Jambi, Bengkulu, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Selatan. Menariknya, meskipun kalah, perolehan suara Jokowi di Bengkulu naik sebesar 59.819 suara dibandingkan 2014. Sementara Prabowo menang pada 2014 namun kalah pada 2019 di Gorontalo. Sementara provinsi terbaru Kalimantan Utara dimenangi oleh Jokowi. Ini membuat Jokowi kehilangan dua provinsi dan Prabowo mendapat tambahan kemenangan di tiga provinsi dibandingkan 2014.
Pada 2019, terdapat lima provinsi yang memberikan persentase kemenangan lebih dari 80 persen bagi salah satu calon. Kelima provinsi tersebut adalah Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Barat, Bali, Nusa Tenggara Timur, dan Papua. Dua provinsi pertama dimenangi oleh Prabowo dan tiga provinsi lainnya dimenangi oleh Jokowi. Pada 2014, persentase kemenangan terbesar untuk satu provinsi adalah sebesar 76,92 persen di Sumatera Barat untuk Prabowo. Sementara persentase kemenangan terbesar Jokowi untuk satu provinsi adalah sebesar 73,37 persen di Sulawesi Barat pada 2014.
Di Nanggroe Aceh Darussalam, persentase suara Prabowo pada 2019 mencapai 85,59 persen, naik signifikan dari 54,39 persen pada 2014. Ini menjadi persentase suara provinsi tertinggi kelima untuk seorang calon presiden. Di Sumatera Barat, persentase suara Prabowo naik pada 76,92 persen pada 2014 menjadi 85,92 persen pada 2019 dan menjadi yang tertinggi keempat. Di posisi ketiga ada provinsi Nusa Tenggara Timur. Di sini, Jokowi meraup 88,57 persen suara sah pada 2019, naik dari 65,92 persen pada 2014. Provinsi Papua yang baru selesai direkapitulasi pada 20 Mei 2019 malam hari dan menjadi provinsi terakhir yang menyelesaikan rekapitulasi memberikan persentase suara terbesar kedua. Di sini, Jokowi menang 90,66 persen suara sah. Meningkat dari 72,49 persen pada 2014.
Untuk juara persentase suara per provinsi bagi sang pemenang, kali ini jatuh ke provinsi Bali. Di Pulau Dewata, Jokowi menang dengan 91,68 persen suara sah, meningkat dari 71,42 persen yang diperoleh 5 tahun silam.
Hasil lengkap pilpres 2014 dan 2019 per provinsi dapat Anda lihat pada bagian Galeri.
Analisis
Peta perseberan kemenangan Jokowi dan Prabowo pada 2014.
Pada 2014, Jokowi memperoleh 12.942.859 suara dan Prabowo memperoleh 13.071.837 suara di 10 provinsi Sumatera. 5 tahun kemudian, suara Jokowi di pulau ini sedikit meningkat menjadi 13.283.491 suara namun suara Prabowo naik drastis menjadi 17.828.792 suara. Jokowi kalah di 6 dari 10 provinsi Sumatera pada 2019, dibandingkan 4 pada 2014. Kekalahan paling telak dialami petahana di Nanggroe Aceh Darussalam dan Sumatera Barat. Bila pada 2014, Jokowi masih bisa menahan kekalahannya tidak terlalu dalam, kali ini kekalahannya sangat dalam hingga ia hanya memperoleh 14,41 persen suara sah di sana. Berbeda dengan Sumatera Barat yang meski memiliki angka kekalahan yang sedikit lebih tinggi dari Aceh, tetapi selisihnya dengan hasil 2014 tidak terlalu besar. Jokowi juga tak mampu mempertahankan basis keunggulannya yang tipis di wilayah timur Sumatera. Sementara, dukungan bagi Prabowo di Sumatera solid. Terbukti dengan Prabowo hanya mengalami penurunan suara di Lampung, namun kenaikan suara di provinsi lain Sumatera, termasuk di provinsi yang dimenangi Jokowi seperti Sumatera Utara dan Kepulauan Riau.
Di Jawa, lumbung suara terbesar, Jokowi mengalami peningkatan suara yang signifikan. Ia berhasil meningkatkan keunggulan suaranya atas Prabowo terutama di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Perolehan suara Jokowi di Jawa naik dari 40.651.942 suara pada 2014 menjadi 51.279.992 suara. Sementara suara Prabowo di Jawa sedikit menurun dari 37.628.266 suara pada 2014 menjadi 37.331.272 suara. Keunggulan Jokowi di Jawa Tengah dan Jawa Timur meningkat drastis pada 2019 dibandingkan 2014. Sementara keunggulan Prabowo di Banten dan Jawa Barat hanya meningkat sedikit. Ini menjadi salah satu faktor yang membuat perolehan suara Jokowi di Jawa meningkat drastis. Namun, peta kekuatan politik di Jawa relatif sama dengan 2014. Jokowi tetap memegang DKI Jakarta, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Jawa Timur dan Prabowo berjaya di Banten dan Jawa Barat.
Di wilayah Sunda Kecil, peta perpolitikannya pun masih sama. Namun, menariknya, Jokowi mampu meraih kemenangan telak di Bali dan Nusa Tenggara Timur. Keduanya memberikan kemenangan masing-masing 91,68 persen dan 88,57 persen untuk Jokowi. Sementara itu, walau masih unggul besar di Nusa Tenggara Barat, persentase suara Prabowo menurun dari 72,45 persen pada 2014 menjadi 67,89 persen pada 2019. Pada 2014, 3.724.424 suara Jokowi dan 3.227.810 suara Prabowo berasal dari wilayah ini. 5 tahun kemudian, suara mereka dari wilayah ini menjadi 5.671.281 suara untuk Jokowi dan 2.530.321 suara untuk Prabowo.
Di Kalimantan pun peta perpolitikan masih tidak berubah. Hanya Kalimantan Selatan yang dimenangi Prabowo pada 2014 maupun 2019. Selebihnya dimenangi oleh Jokowi. Menariknya, suara Jokowi tergerus di Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan sementara suara Prabowo di semua provinsi Kalimantan meningkat. Secara keseluruhan, 4.399.149 orang memilih Jokowi dan 3.130.174 orang memilih Prabowo pada 2014. Pada 2019, 4.707.867 orang memilih Jokowi dan 4.247.663 orang memilih Prabowo.
Sulawesi mengalami pergeseran peta politik yang signifikan. 3 provinsi mengalihkan dukungannya pada 2019. Dari 5 provinsi yang dimenanginya, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Barat masih dimenangi Jokowi tahun ini. Sulawesi Tenggara pindah ke Prabowo. Begitu pula dengan Sulawesi Selatan yang mengalami persentase swing atau peralihan suara terbesar se-Indonesia. Dari kemenangan 71,43 persen untuk Jokowi pada 2014 menjadi kemenangan 57,02 persen untuk Prabowo pada 2019. Swing sebesar 28,45 persen. Menariknya, Gorontalo yang dimenangi Prabowo pada 2014 dan diprediksi dimenangi kembali ternyata dimenangi Jokowi tahun ini, meski dengan selisih tipis. Secara keseluruhan, suara Jokowi di Sulawesi mencapai 5.828.465 suara pada 2014 dan 5.653.852 suara pada 2019 sementara suara Prabowo mencapai 3.522.354 suara pada 2014 dan 5.326.598 suara pada 2019.
Kepulauan Maluku relatif solid untuk kedua kubu. Maluku dimenangi Jokowi dan Maluku Utara dimenangi Prabowo. Perbandingan suaranya adalah 699.641 berbanding 740.773 untuk Prabowo pada 2014 menjadi 910.005 berbanding 737.763 untuk Jokowi pada 2019.
Papua juga tak mengalami perubahan signifikan. Suara Jokowi naik dari 2.387.114 suara pada 2014 menjadi 3.530.710 suara pada 2019. Suara Prabowo sendiri pada 2014 mencapai 1.143.596 suara sementara pada 2019 mencapai 941.660 suara.
Sementara itu, hasil pemilihan luar negeri juga masih berpihak pada keunggulan Jokowi. Jokowi memperbesar keunggulannya di luar negeri dari 364.823 suara pada 2014 menjadi 570.534 suara pada 2019. Sementara itu, suara Prabowo juga naik dari 206.251 suara pada 2014 menjadi 313.600 suara pada 2019.
Galeri
Keterangan warna :
Merah / Red : Dimenangi oleh Jokowi pada 2014 dan 2019 (khusus Kalimantan Utara, hanya 2019 saja)
Merah Delima / Ruby : Dimenangi oleh Prabowo pada 2014 dan 2019
Merah Tua / Dark Red : Dimenangi oleh Prabowo pada 2014, dimenangi oleh Jokowi pada 2019
Merah Delima Tua / Dark Ruby : Dimenangi oleh Jokowi pada 2014, dimenangi oleh Prabowo pada 2019
Sumber : Rekapitulasi KPU melalui detik.com, bisnis.com, dan kompas.com. (Sumber disertakan di daftar referensi).
Demikian thread dari saya kali ini. Kit telah melewati proses demokrasi yang panjang berupa pemilihan umum. Semoga pemerintahan yang terbentuk untuk 5 tahun ke depan dapat membawa bangsa Indonesia semakin kuat dan disegani dunia. Terima kasih telah membaca thread ini dan semoga hari Anda menyenangkan.
Referensi I
Referensi II
Referensi III
Referensi IV
Referensi V
Referensi VI
Referensi VII
Referensi VIII
Referensi IX