Ashoka, Raja Dinasti Maurya India Kuno yang Lembut tapi Kejam

Ashoka, Raja Dinasti Maurya India Kuno yang Lembut tapi Kejam

Ashoka adalah Raja Ketiga dari Dinasti Maurya, yang menjadi pemimpin Kerajaan India Kuno, sejak tahun 273-232 SM, yang berkuasa sekitar 40 tahun.

...
Ashoka, Raja Dinasti Maurya India Kuno yang Lembut tapi Kejam

Ashoka adalah Raja Ketiga dari Dinasti Maurya, yang menjadi pemimpin Kerajaan India Kuno, sejak tahun 273-232 SM, yang berkuasa sekitar 40 tahun.

Ashoka lahir tahun 304 SM, pada masa pemerintahan Chandragupta Maurya, yang wafat pada 298 SM, saat Ashoka berusia 6 tahun.

Devi, adalah istri pertama Raja Ashoka adalah seorang perawat Budhis dan putri seorang saudagar. Devi melahirkan anak-anak Ashoka yang bernama Mahendra dan Sanghamitra.

Ashoka dikenal sebagai raja yang sangat memperhatikan kemakmuran rakyatnya, dan taat beragama, mengamalkan ajaran Dharma Budha. Karena itu tak heran jika banyak sejarawan Buddha menganggapnya sebagai Sidharta Gautama yang kedua.

Masyarakat India pada umumnya mengenal Ashoka sebagai raja yang bajik dan bijak, lembut dan mengayomi.

Namun di balik semua itu, Ashoka juga ada yang menganggapnya sebagai raja yang kejam.

Berikut adalah kebaikan dan keburukan raja Ashoka yang mungkin dapat kita jadikan pelajaran:

1. Bernama Ashoka, tapi Gelarnya 'Chanda Ashoka'

A-Shoka berarti 'tanpa penderitaan'. Nama ini menggambarkan sisi baik dari seorang raja, yakni tak ingin menyakiti rakyatnya. Selain itu, ia juga menyangdang gelar sebagai 'Devanampiya Piyadasi' yang berarti 'Kesayangan para Dewa' dan 'Sang Pengasih'.

Meski demikian, ia juga diberi gelar sebagai 'Chanda Ashoka' yang berarti 'Ashoka yang tak kenal ampun (kejam)'. Gelar ini diberikan setelah ia membunuh semua saudaranya, termasuk putra mahkota Sushima Maurya.

2. Untuk Menjadi Raja, Ashoka Membunuh 6 Saudaranya

Untuk memuluskan niatnya sebagai raja Magadh, Ashoka terlebih dahulu membunuh 6 orang saudaranya, termasuk saudara sulung yang menjadi putra mahkota. Namun ia masih membiarkan Tishya, saudara bungsunya tetap hidup. Dari fakta inilah ia dianggap sebagai raja yang kejam.

3. Menjadikan Adik Bungsu Sebagai Wakil Raja

Bukan tanpa alasan mengapa Ashoka tidak membunuh adik bungsunya, Tishya. Karena pada akhirnya ia menjadikan saudaranya itu sebagai wakilnya yang disebut Uparaja.

Sedangkan saudara-saudaranya yang lain (yang tidak dibunuh), diangkat sebagai Aryaputra, yaitu sebagai Wali Kerajaan di beberapa provinsi Kerajaan Magadh, seperti Ujjaini, Suvarnagiri, Tosali, dan Taxila.

4. Pernah Diasingkan Oleh Ayahnya Selama 2 Tahun

Ayah Ashoka, Bindusara pernah mengasingkan Ashoka selama 2 tahun, ataas bujukan dan tekanan dari saudara-saudaranya. Hal itu disebabkan karena mereka sudah melihat gelagat Ashoka yang ingin jadi raja.

Hal inilah yang membuat Ashoka akhirnya membunuh beberapa orang saudaranya tersebut. Yah, semacam dendam kesumat kepada saudara-saudaranya yang dianggapnya telah menyingkirkannya.

5. Devi Bukan Sebagai Kepala Permaisuri

Meski Devi istri pertama, namun ia tidak dijadikan sebagai Kepala Peimaisuri, sebab ia bukan keturunan bangsawan. Tapi ia menjadikan istri ketiga yaitu Asandhimitra, seorang putri bangsawan sebagai Kepala Permaisurinya.

Selain itu, Ashoka juga tidak mengizinkan Devi untuk menginjakkan kaki di istananya.

6. Ashoka Memerintah Selama 40 Tahun

Sebagai raja ketiga dari Dinasti Maurya, Ashjoka adalah yang paling lama berkuasa, yakni 40 tahun.

Raja pertama, Chandragupta Maurya, menjadi raja selama 24 tahun, dan raja kedua, Bindusara selama 25 tahun.

Masa pemerintahan Ashoka dianggap sebagai Chakravartin, yakni raja yang punya kekuasaan tak terbatas. Namun ia tetap menjaga hubungan baik dengan kaum Yunani, meski sebelumnya orang-orang Yunani ini sering wilayah India.

7. Pengayom Rakyat

Ashoka adalah seorang pengajut ajaran Siwa yang taat. Selama pemerintahannya, ia mendirikan beberapa rumah sakit untuk manusia dan hewan, demi kesejahteraan rakyatnya.

Selain itu, ia menanam pohon-pohon beringin di sepanjang jalan untuk menaungi dari terik matahari, menanam pohon-pohon mangga yang buahnya diberikan cuma-cuma kepada masyarakat, serta membangun sumber-sumber air dan ruamh singgah bagi para musafir dan hewan tunggangannya.

Dalam pandangan Ashoka, semua rakyatnya adalah anak-anaknya. Karena itu, ia berupaya untuk menghindari kekerasan, dan menyakiti sesama manusia dan hewan.(*) Ref
***
Begitulah, dari seorang pemimpin tidak akan lepas dan kelebihan dan kekurangannya. Tiada manusia yang sempurna. Yang penting, sejauhmana kelebihannya lebih besar dan kekurangannya, dan mampu memberikan ketenteraman bagi rakyatnya.(**)

SILAKAN KLIK DI SINI UNTUK ARTIKEL ASLINYA

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel