Hari Ini, 13 Tahun Lalu, Kilas Balik Terjadinya Gempa di Yogyakarta
Nggak kerasa juga ya Gan cepat sekali waktu berlalu. Tanggal 27 Mei ini merupakan peringatan 13 tahun akan terjadinya gempa yang melanda Yogyakarta dan sekitarnya pada tahun 2006 lalu. Meskipun sudah berlalu selama lebih dari satu dekade, rasanya masih begitu membekas. Agan Sista ada juga kah yang memiliki memori tersendiri akan terjadinya bencana tersebut?
Kilas balik...
Gempa bumi tersebut berpusat di Bantul pada 27 Mei 2006 dan menyebabkan sejumlah ribuan orang meninggal dunia. Nggak sedikit pula bangunan mengalami kerusakan bahkan rata dengan tanah akibat getaran yang terjadi pada pukul 05.55 WIB tersebut.
Dilansir dari kompas.com, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul, Dwi Daryanto menyatakan jika terdapat 4143 korban meninggal dunia di wilayah Bantul, dengan jumlah rumah rusak total 71.763.
Saat itu nggak hanya sekali aja Gan gempa terjadi. Setelah gempa utama pada pagi hari, beberapa gempa susulan terjadi. Ane lupa tepatnya kapan aja, tapi jika dilansir dari wikipedia, gempa susulan ini terjadi pada pukul 06.10, 08.15, dan 11.22.
Getaran bumi selama 57 detik ini mengakibatkan trauma tersendiri bagi warga yang mengalaminya. Suasana tiba-tiba menjadi begitu mencekam. Ane yang masih duduk di bangku SD saat itu juga masih ingat gimana ngerinya saat sekitaran rumah udah rata dengan tanah, setelah adanya suara gemuruh dan goncangan hebat. Jadilah beberapa hari ane juga para warga lainnya mengungsi di kelurahan, tidur di luar dan membangun tenda. Sampai beberapa hari rasanya masih belum berani menginjakkan kaki ke dalam rumah Gan.
Akibat adanya gempa bumi tersebut, nggak sedikit rumah dan gedung perkantoran yang roboh. Jaringan listrik dan komunikasi pun jadi terganggu. Bayangin aja sih, beberapa hari tidur di luar rumah tanpa adanya aliran listrik dan air pun susah. Untungnya tetangga ane ada sumur dan beberapa warga pun mengandalkan sumur tersebut untuk menimba air secara manual.
Gempa bumi tersebut juga mengakibatkan bandara Adi Sutjipto ditutup karena adanya gangguan komunikasi serta kerusakan bangunan dan keretakan pada landasan pacu. Saat itu transportasi udara dialihkan ke Bandara Achmad Yani Semarang dan Adisumarmo Solo.
Semua orang panik dan bingung. Yang ane ingat kala itu semua orang berlari-larian nggak tahu mau kemana. Sing lor ngidul, sing kidul ngalor. Nggak sedikit yang termakan isu jika terdapat lahar yang turun dari arah utara dan air sudah naik karena adanya tsunami yang datang dari selatan.
Takut, sedih, dan bingung. Tapi sekarang rasanya jadi bersyukur masih dikasih kesempatan buat hidup dan semua keluarga juga selamat. Rumah mungkin bisa dibangun lagi ya Gan, tapi kalau udah ada nyawa yang melayang karena ada bencana ini rasanya cuma bisa pasrah.
Agan Sista apakah ada juga ada memori tersendiri dengan 13 tahun gempa Yogyakarta ini?