Hasil Pemilu Sudah Ditetapkan, Bersatulah!
Komisi Pemilihan Umum, dini hari tadi menetapkan pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin sebagai
...Komisi Pemilihan Umum, dini hari tadi menetapkan pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin sebagai pemenang pemilihan presiden dan wakil presiden tahun 2019. Pasangan petahana ini memperoleh85.607.362 suara atau 55,50%. Sedangkan pasangan Prabowo-Sandi, meraih 68.650.239 suara atau 44,50%. Kemenangan pasangan Jokowi-Ma'ruf sudah terprediksi oleh banyak lembaga survey yang melakukan hitung cepat, beberapa saat setelah pemungutan suara.
Apakah Prabowo-Sandi sudah benar-benar kalah? Belum! Masih ada waktu 3 hari bagi mereka dan tim pemenangan nya untuk melakukan koreksi, atau gugatan ke Mahkamah Konstitusi jika dirasa ada kecurangan. Tentu saja gugatan yang diajukan harus disertai dengan bukti konkrit, bukan link atau print-print-an berita dari media online seperti kejadian di Bawaslu kemarin. Jangan malu-maluin lulusan Fakultas Hukum lah, masak bukti valid saja tidak tahu, hehe.
Saya kira Prabowo dengan Badan Pemenangan Nasional-nya sudah mengumpulkan banyak bukti yang sahih, dan valid. Bukankah mereka dari hari pertama setelah pencoblosan selalu berteriak 'curang, curang,curang'. Kalau orang waras, sehat akal, sehat jasmani dan juga rohani, berani berteriak itu kan pasti ada alasannya, ada dalilnya, ada buktinya. Nah tinggal dibuka saja bukti-bukti itu di Mahkamah Konstitusi.
Bukan di media sosial, bukan juga di jalanan. Karena satu-satunya peluang mengubah hasil pemilu secara konstitusional itu ya di MK, bukan di jalanan, apalagi di media sosial. Hakim-hakim MK yang nantinya bisa menganulir SK penetapan pemenang pemilu yang dikeluarkan oleh KPU. Masak iya di tim BPN nya Prabowo tidak ada yang memahami aturan ini? Ganti saja kalau tidak ada! Mending rekrut mahasiswa hukum semester 6, mereka paham kok aturan kayak gini.
Bagaimana kita, sebagai masyarakat biasa menanggapi hasil pemilihan presiden yang sudah ditetapkan oleh KPU? Biasa saja, tidak perlu heboh dan tetap beraktivitas seperti hari-hari sebelumnya. Yang biasanya nyangkul di sawah, ya tetap ke sawah. Yang biasanya jualan pecel, ya jualan saja, kalau tidak jualan, saya repot nanti kalau pengen pecel saat buka puasa. Hehehe..
Intinya, hadapi dengan santai. Toh, siapapun yang jadi, dia pemimpin kita. Apapun pilihan kita, meski beda, statusnya tetap sama, Warga negara Indonesia. Itu artinya tidak ada perbedaan dan pembedaan bagi kita semua. Makanya, jangan mau dibelah dan diadu domba oleh para elite haus kuasa yang moncongnya teriak-teriak pipel powel lah, kedaulatan rakyat lah. Wong rakyat sudah berdaulat kok. Emang pemilu kemarin bukan bukti kedaulatan rakyat?
Siapapun yang kelak dilantik menjadi presiden Republik Indonesia, saya berharap bisa merangkul semuanya. Daerah-daerah yang minus suaranya saat pilpres kemarin tetap diperlakukan sama dan disapa pembangunannya. Karena apa? Kita sejatinya saudara. Namanya sudara kan tidak boleh dibeda-bedakan. Akhir kata, yuk lepaskan semua perbedaan, yuk stop menjadi bodoh, yuk kita kerjai para elite haus kuasa itu. Salam Damai
Merdeka!
Sumber Referensi : sini
Sumber Gambar : sini, sini, sini, sini