John Wick: Chapter 3 – Parabellum Review
Dengan motivasi yang sedikit menggelikan yaitu membalaskan dendam pembunuh anjing peliharaan serta pencuri mobilnya, John Wick berhasil mengejutkan para penggemar film action dengan cerita menyentuh serta aksi memukau di tahun 2014. Tidak berhenti disana, penonton kembali dihibur melalui aksi petualangan John Wick di dunia pembunuh bayaran pada film keduanya John Wick: Chapter 2. Pekan ini, John Wick kembali hadir menunjukkan aksi dan kemampuannya di film ketiganya yang berjudul John Wick: Chapter 3 – Parabellum. Sebagai instalasi ketiga, Parabellum berhasil membuktikan kualitas dan konsistensi franchise John Wick. Sesuai dengan judulnya "Parabelum"yang dalam bahasa latin berarti 'Prepare for War',
...Dengan motivasi yang sedikit menggelikan yaitu membalaskan dendam pembunuh anjing peliharaan serta pencuri mobilnya, John Wick berhasil mengejutkan para penggemar film action dengan cerita menyentuh serta aksi memukau di tahun 2014. Tidak berhenti disana, penonton kembali dihibur melalui aksi petualangan John Wick di dunia pembunuh bayaran pada film keduanya John Wick: Chapter 2. Pekan ini, John Wick kembali hadir menunjukkan aksi dan kemampuannya di film ketiganya yang berjudul John Wick: Chapter 3 – Parabellum. Sebagai instalasi ketiga, Parabellum berhasil membuktikan kualitas dan konsistensi franchise John Wick. Sesuai dengan judulnya "Parabelum"yang dalam bahasa latin berarti 'Prepare for War', John Wick 3 kembali memberikan aksi luar biasa yang mengingatkan penonton terhadap kemampuan mematikan John Wick yang terkenal dengan sebutan Baba Yaga.
John Wick 3 memulai cerita langsung melanjutkan akhir dari film kedua. John Wick harus melarikan diri karena menjadi buronan High Table serta kehilangan seluruh akses dan haknya di dunia kriminal atau disebut 'Excommunicado'. Tidak menunggu lama, penonton langsung diajak terjun pada aksi John Wick yang berusaha melarikan diri di tengah kota New York. Tensi tinggi yang dibangun sejak awal film berhasil langsung menarik fokus dan perhatian penonton. Penonton langsung diingatkan marabahaya yang sedang menghadang John Wick serta bagaimana setting dunia kriminal di film ini bekerja. Dipenuhi dengan berbagai aksi, 20 menit pertama di film ini sepertinya menjadi pembuka film action paling berkesan jika dibandingkan pada film beberapa tahun kebelakang.
Dari babak pertama saja film ini sudah dilengkapi dengan banyak aksi seru yang memorable. Salah satu adegan paling memorable di babak ini adalah pertarungan John Wick dengan para pembunuh bayaran di sebuah ruangan yang menyimpan berbagai jenis senjata tajam. Melalui koreografi yang luar biasa penonton diperlihatkan bagaimana kemampuan mematikan John Wick dalam menggunakan senjata tajam. Selain kemampuan pengunaan senjata yang luar biasa, penonton juga diperlihatkan bagaimana kecerdasan serta kemampuan adaptasi John Wick pada lingkungannya. Tidak hanya menggunakan pisau di ruangan tersebut pada adegan lain John Wick menggunakan kuda untuk menumbangkan para pemburunya. Penonton juga berkesempatan melihat aksi John Wick di jalanan kota New York, uniknya tidak seperti pada film aksi pada umumnya adegan pengejaran kali ini tidak menggunakan mobil tetapi dengan menggunakan seekor kuda. Melihat John Wick melawan para pemburunya sambil menunggangi kuda di kota New York menjadi salah satu alasan untuk tidak melewatkan film ini.
Film action pada umumnya memiliki sebuah klise yaitu karakter protagonist yang hampir sempurna dan seperti kebal peluru. John Wick secara unik berhasil menghindari klise tersebut berkat pembangunan karakter yang kuat. Tidak hanya terlihat luar biasa dari mata penonton, John Wick digambarkan sebagai tokoh legenda di dunia film itu sendiri. Kemampuan melegenda John Wick bahkan menimbulkan ketakutan bagi berbagai karakter di dunia penceritaan, hal ini terbukti efektif membuat karakter John Wick menghindari klise tersebut. Penonton dibuat merasa tidak peduli jika John Wick hampir sempurna karena begitulah identitas serta karakternya dibuat sejak awal. Sepanjang film ini, seperti pada film sebelumnya John Wick hampir tidak tersentuh oleh musuh-musuhnya. Meskipun begitu bukan berarti film ini kehilangan tensi yang seharusnya dimiliki film action. Parabellum terbukti terus meningkatkan konflik serta tantangan yang harus dihadapi John Wick hingga adegan terakhir dalam film ini.
Berbicara mengenai pembangunan karakter, pembangunan setting dunia di film John Wick juga patut diapresiasi. Tidak ada yang menyangka dibalik kesederhanaan plot pada film pertama ada sebuah dunia kriminal yang dibuat dengan detail dan kompleks. Baru pada film kedua penonton sedikit dikenalkan pada organisasi kriminal tertinggi High Table dan segala peraturannya. Di chapter ketiga ini penonton diajak masuk lebih dalam dan diperlihatkan kompleksitas serta kekayaan dunia kriminal di franchise ini. Franchise John Wick menghargai kemampuan intelejensi penontonnya dengan tidak menggunakan cara murah atau mudah seperti eksposisi yang langsung menjelaskan keseluruhan dunia kriminal yang ada di dunia John Wick. Penonton diajak berpikir, penasaran dan memiliki interpretasinya sendiri terhadap dunia kriminal di dunia John Wick.
Meskipun tidak terlalu kuat dari segi cerita, John Wick Chapter 3 termaafkan lewat adegan aksi yang diberikan. Apalagi mengingat tujuan utama dari menonton John Wick: Chapter 3 tentunya adalah melihat berbagai adegan aksi yang menghibur dan memukau. Sama seperti dua film pendahulunya bahkan bisa dibilang lebih, John Wick Chapter 3 kembali menyajikan berbagai aksi menghibur melebihi ekspektasi penonton. Dilengkapi dengan koreografi dan pengambilan gambar yang tepat, John Wick 3 sepertinya menaikkan standard kualitas film aksi. Tensi serta keseruan adegan aksi di film John Wick tidak lepas dari pengaruh sutradaranya Chad Stahelski. Chad yang sebelumnya dikenal sebagai ahli stuntman tentunya merupakan orang yang paling tepat untuk menyutradari film John Wick.
Keanu Reeves kembali membawakan peforma terbaiknya dalam memerankan John Wick. Kerja kerasnya dalam mempelajari koreografi serta pengunaan senjata terbayar berkat peforma akting serta adegan yang terlihat begitu nyata di film ini. Siapa yang mengira bahwa puncak dari karier dari Keanu Reeves bukanlah pada trilogi Matrix di awal tahun 2000 tetapi pada karakter John Wick yang ia bawakan dua dekade berikutnya? Meskipun tidak terlalu banyak bicara, penonton dapat bersimpati pada karakter John Wick lewat mimik dan aksi Keanu Reeves. Salah satu bintang baru yang bergabung di film ketiga ini adalah Halle Barry yang memerankan karakter Sofia. Melalui aktingnya, penonton diperlihatkan ketangguhan karakter Sofia dalam beraksi yang bisa dibilang tidak kalah dari John Wick. Meskipun tidak muncul terlalu lama, karakter sofia sepertinya berpotensi menjadi salah satu karakter favorit penonton. Bintang-bintang di film sebeleumnya seperti Ian Mcshane, Lance Reddick dan Laurence Fishburne juga kembali memerankan karakter mereka masing-masing di film ini.
Asia Kate Dilon berkesempatan memerankan The Adjudicator sekaligus menjadi antagonist utama di film ini. Peforma akting Kate bisa dibilang tidak terlalu menonjol, hal ini terjadi karena karakter The Adjudicator yang tidak terlalu menarik. Salah satu karakter antagonist yang cukup menarik di film ini adalah karakter Zero yang diperankan oleh Mark Dacascos. Zero yang melihat karakter Wick sebagai panutan menciptakan dinamika menarik antara pertarungan keduanya.
Ada kebanggan tersendiri bagi orang Indonesia ketika menonton John Wick: Chapter 3 yaitu kemunculan dua aktor asal Indonesia, Yayan Ruhian dan Cecep Arif Rahman. Mulai dikenal dari franchise The Raid, keduanya berhasil menunjukan kemampuan bela diri dan berkesempatan beradu akting langsung di depan Keanu Reeves. Kehadiran Yayan Ruhian dan Cecep Arif Rahman sebagai lawan John Wick membuat adegan aksi dan koreografi lebih seru apalagi dengan beladiri pencak silat yang ditunjukkan. Kemunculan keduanya tentu membuat bakat akting aktor atau aktris Indonesia menjadi lebih dikenal luas. Keberadaan dua aktor asal Indonesia membentuk salah satu momen menarik di film ini yaitu ketika aktor Keanu Reeves sempat berbicara menggunakan Bahasa Indonesia meskipun hanya mengatakan 'Sampai Jumpa'.
John Wick Chapter 3: Parabellum merupakan film aksi yang tidak boleh dilewatkan tahun ini. Konsistensi kualitas yang diperlihatkan franchise John Wick sepertinya telah berhasil membentuk fans loyalnya sendiri. Adegan action yang dihadirkan di film ini bisa dibilang fenomenal dan menaikkan standard film action. Akan sulit sepertinya menghadirkan film action dengan aksi serta tensi yang mendekati franchise film John Wick. Melihat akhir dari John Wick 3 sepertinya tidak mengherankan jika petualangan John Wick belum berakhir. Sepertinya para penggemar film action akan terus dihibur melalui franchise film John Wick untuk beberapa tahun ke depan.
Sumber: Cultura Magazine