Mari gan, berkenalan dengan “Plague Doctor” yang menyeramkan
1. All Brand-New Doctor
Ibaratnya merk sepatu, maka Plague Doctor bisa dikatakan sebagai Balenciaga yang baru memasuki medan pertempuran "sepatu", yang sebelumnya telah dikuasai Nike hingga Air Jordan. Pada eropa zaman pertengahan sendiri sebenarnya telah banyak bermunculan dokter-dokter dengan keahlian mereka masing-masing. Sebut saja Physicians yaitu dokter individual yang telah mendapatkan pelatihan medis teoritis dari universitas, Surgeon yang sering diasosiasikan sebagai individu yang memahami tentang pendarahan, atau Apothecaries yang ahli dalam bidang penyebaran obat-obatan, herbal, manisan, hingga parfume. Bahkan terdapat –Knowledgeable Women– ketika dokter lain biasanya seorang laki-laki – yang diketahui memiliki pengetahuan akan ramuan, pembersih, anti-racun, hingga herbalist. Namun ketika masa Wabah Hitam kembai muncul, muncul pula dokter jenis baru yang disebut sebagai Plague Doctor yang memiliki spesialisasi dalam mencegah dan juga memperlakukan wabah. Mereka menjadi primadona dan mendapat tempat di hati rakyat hingga 4 abad kedepan, atau tiap kali wabah hitam kembali muncul. Upgrade juga jaman dulu yak
2. Plague Doctor mulai menggunakan pakaian menyeramkannya lama setelah abad pertengahan
Pada awal-awal kemunculannya, Plague Doctor sama sekali tidak menggunakan outfit sebagaimana mereka dikenal sekarang. Baru kemudian pada abad ke 17, seorang Plague Doctor bernama Charles de l'Orme memperkenalkan konsep jubah hitam nan panjang, sepatu boots, sarung tangan, topi lebar, hingga masker eksentrik. Ide ini bertujuan untuk mengusahakan agar badan sang dokter sendiri menjadi tertutupi secara penuh, untuk menghindari hal yang tidak diinginkan.
Gile, pengen nanya jadinya "Dok, berapa harga outfit lo?"
3. Tujuan sebenarnya masker wabah
Masker wabah yang terkenal sendiri sebenarnya diasosiasikan dengan "kemurnian udara". Pada abad 17 hingga 18 sendiri para dokter sebenarnya telah mengenal konsep "miasma" atau penyakit dapat ditimbulkan melalui kontaminasi udara. Lubang dimata topeng dipasangi kaca agar dokter tetap bisa melihat. Sementara bagian hidung panjang nan besar yang menyerupai paruh burung sendiri sebenarnya berisi wewangian, herbal, mint, hingga kamper yang bertujuan untuk menghambat bau yang ditimbulkan oleh pasien, hingga untuk memurnikan udara. Sementara menurut rumor yang beredar cincin disekitar hidung, sama sekali tidak memiliki fungsi yang terkait akan wabah. Ada yang tau gak fungsinya buat apa?
4. Seringkali menggunakan tongkat, agar lebih steril
Plague Doctor seringkali lebih menyukai menggunakan tongkat untuk memeriksa pasiennya ketimbang bersentuhan langsung menggunakan tangan mereka. Mereka biasanya menggunakan tongkat ini untuk menyentuh tubuh pasien, menyentuh bagian tubuh yang sakit, hingga membolak-balikkan tubuh pasien. Tentu saja penggunaan tongkat ini memberikan beberapa fungsi praktikal. Mulai dari dapat melindungi keluarga pasien dari penularan penyakit, hingga melindungi diri sendiri. Tapi kedengaran agak gimana gitu yak
5. Plague Doctor melayani tanpa pandang bulu.
Ibarat BPJS before it was cool. Plague Doctor biasanya mendapat bayaran tidak secara personal melalui pasien-pasien mereka, melainkan mereka memperoleh bayaran daripada kota itu sendiri, sehingga mewajibkan mereka untuk melayani semua pasien, mulai dari sobat misqueen, hingga sultan. Sebagai contoh Giovanni de Ventura diketahui melayani sebagai anggota daripada komunitas dokter wabah dikota Pavia pada tahun 1479. Sebagai gantinya dia memperoleh gaji bulanan, rumah dinas nan fancy, hak penuh sebagai bagian dari masyarakat, hingga kemewahan hidup lainnya. Dan dia tetap bisa mendapat bayaran pribadi dari pasien, jika para pasien menawarkannya. Banyak duit pasti
6. Semakin sakit pasien, semakin buruk pengobatan yang didapatnya
Medis menjadi salah satu part paling tidak menyenangkan untuk hidup di zaman pertengahan. Percaya atau tidak pasien seringkali disarankan untuk meminum urin sendiri, atau mengkonsumsi obat-obatan medis yang bisa terdiri dari cangkang telur, bunga, hingga akar tanaman. Pasien juga terkadang diharuskan untuk menggosok bagian tubuh mereka dengan berbagai hal mulai dari bawang putih, mahkota bunga, arsenik, mentega, hingga yang lebih buruk, kulit ular, bagian tubuh katak, atau sayap merpati. Itu saja? Tentu tidak. Bagi pasien yang mendekati kematian pengobatan terakhir mereka seringkali menggunakan salep merkuri, hingga . . . . . . . . . dipanggang beberapa saat didalam oven. Oh ya,dan juga terdapat teknik untuk memancing diare, agar dapat mengeluarkan, apapun yang saat itu telah iblis masukkan kedalam tubuh pasien. Bingung ane, ini wangsit dukun darimana coba
7. Merangkap menjadi tukang pukul
Bagi mereka yang begitu agamis, penyakit seperti wabah hitam bisa saja disebabkan oleh kemarahan Tuhan atas kesalahan manusia. Sehingga mereka berinisiatif untuk menebus kesahan itu dengan cara menyiksa diri mereka sendiri, biasanya mencambuki diri. Dan bagi yang tidak mampu mencambuki diri sendiri, mereka akan meminta pertolongan Plague Doctor untuk mencambuk mereka
8. Plague Doctor : nolep
Pisahkan bagian wibu dan seluruh tetek-bengeknya maka Plague Doctor adalah salah satu individu paling nolife dan kesepian dimasa lalu. Diberikan tempat tinggal yang terpisah dari khalayak ramai, bertujuan agar Plague Doctor tetap aman daripada wabah yang tengah menyebar. Dalam kontraknya sendiri Giovanni de Ventura hanya di perbolehkan mengunjungi kota dengan kawalan ketat, kecuali dia memang tengah mengunjungi pasien. Diluar itu, setelah mengobati pasien, seorang Plague Doctor sendiri, diketahui akan mengisolasi diri selama 40 hari dari masyarakat, jarang berbicara, hingga diyakini bahwa mereka hidup didalam karantina yang mereka buat sendiri
~~
Gimana gan? uda pada tau kan fungsi sebenarnya topeng yang lebih mirip sama paruh burung itu hehe, ada bisa nambahin ga ? kalo ada silahkan di koment yak
and sekian buat threadnya, thanksbuat yang uda mau mampir dan baca, jan lupa komeng, rate, dan cendolnya hehe
Stay tune for another thread yak
Sumber : disini, disana, dan dimari
Sumber Pict : google gambar