Awas novelis amatir mau ngarang

http://bit.ly/2E8Gw7m

...

http://bit.ly/2E8Gw7m

1024

1024

KASKUS

http://bit.ly/2WJNGpV

51

244

http://bit.ly/2W3fhRu

profile-picture
Well, selamat sore atau malam menjelang pagi eh kebalik yah. Yah sudahlah.
Pada kesempatan kali ini untuk siapapun yang merasa menyukai novel ataupun bookworm seperti saya. Sya ingin mempromosikan selembar demi lembar tulisan saya demi melampiaskan kekesalan say karena kumpulan cerpen saya gagal lolos di penerbit besaremoticon-No Hope
Anyway langsung baca aja di bawah

Awas anjing galak1

[justify]"Huf huf huf."[/justify]
[justify]Dari kejauhan terlihat seorang siswa sedang berlari menuju ke sekolahnya. Meskipun nafasnya terkadang cepat dan terkadang lambat karena kelelahan dia terus saja berlari tanpa menoleh ke belakang ataupun melirik ke jam tangan yang dia gunakan. Setelah lima menit berlari dia baru saja sadar dia adalah satu-satunya orang yang berada di jalan ini.[/justify]
[justify]"Sepi...Apa aku benar-benar terlambat?"[/justify]
[justify]Dia pun terus belari sambil sesekali melihat jam tangan di lengan kanannya. Jam menunjukkan bahwa seperempat lagi bel sekolah akan berbunyi. Jika dia terlambat bisa dipastikan dia akan dipanggil ke ruang BP, dimarahi guru, dihukum dan masalah lain yang merepotkan. Tokoh utama kita ini tidak mau mengalami masalah yang merepotkan seperti itu. Mengapa? Salah satu moto hidupnya adalah jangan buang-buang waktu. Jika dia membuang waktu dia akan kehilangan waktu lain berharganya untuk bermalas-malasan. Atau sederhananya bisa dia katakan dia adalah pemalas sampai ke sumsum tulangnya.[/justify]
[justify]Dia tidak lupa untuk menyetel jam wekernya di jam enam, dia hanya malas melakukannya. Alasan yang bisa dia pikirkan adalah karena itu membuang energi, lebih baik aku menggunakannya untuk bermalas-malasan. Ketika dia bangun dan melihat dia sudah terlambat pemalas ini memutuskan untuk pergi ke sekolah di hari lainnya karena itu akan merepotkan. Tapi kakak perempuan tersayangnya menyeretnya dari tempat tidur dan melemparkannya ke kamar mandi.[/justify]
[justify]"Pergi ke sekolah atau aku tak akan membiarkanmu bermalas-malasan selama satu minggu."[/justify]
[justify]Dan kalian bisa menebak sisanya, sang tokoh utama terlihat berlari melewati jalur perumahan Wijaya yang terkenal sepi. Bukan karena angker atau banyak mitos mengerikan di sana. Penduduk hanya takut dengan anjing bulldog yang dilepas oleh pemiliknya di pagi hari. Sayangnya dia tidak tahu soal itu karena dia tidak pernah melewati jalan ini meskipun jalan itu merupakan jalur tercepat menuju sekolah.[/justify]
[justify]"Uwaa..."[/justify]
[justify]Terdengar seorang gadis terjatuh terjatuh di depan. Mengapa dia tahu tentunya gadis itu jatuh terpeleset di depannya. Tapi dia tidak menggubris dan terus berjalan tanpa mempedulikan gadis muda yang jatuh tertelungkup dengan lutut yang sedikit terluka.[/justify]
[justify]"Hei kau! A-aduh. Berhenti."[/justify]
[justify]Si pemuda menengok kebelakang sambil terus berlari namun dengan kecepatan yang lebih lambat. Tidak mungkin akan lebih tepat jika di bilang dia berlari di tempat sambil berputar arah. Dia menyadari gadis yang jatuh itu mengenakan seragam yang sama dengannya.[/justify]
[justify]"Kau bicara denganku?"[/justify]
[justify]"Tidak, aku bicara dengan tiang listrik!"[/justify]
[justify]"Oh..."[/justify]
[justify]Kemudian dia melanjutkan larinya menuju ke sekolah. Happy ending...[/justify]
[justify]Bercanda[/justify]
[justify]"Kenapa malah kau pergi?"[/justify]
[justify]"Aku terlambat tentu saja aku harus pergi. Kau bisa melanjutkan bicara dengan tiang listrik aku tak ingin mengganggu momen indah kalian berdua, bye bye."[/justify]
[justify]"Hei, kau itu bodoh atau minta di pukul?"[/justify]
[justify]"Hei kembali ke mari."[/justify]
[justify]Si pemuda berlari lagi ke belakang, tidak dia sepertinya jogging dengan arah yang terbalik, mundur ke belakang.[/justify]
[justify]"Ada apa lagi?"[/justify]
[justify]"Ada gadis cantik butuh pertolongan di sini kau tahu?"[/justify]
[justify]"Di mana? Aku tidak melihatnya."[/justify]
[justify]Dia berhenti berlari dan mencoba melihat ke sekeliling namun tidak menemukan siapapun.[/justify]
"Kau tahu dulu aku punya teman yang menyebalkan sepertimu tapi sekarang kuburannya penuh ...

Mau baca sisanya mohon mampir dan meninggal kan jejak  di sini mumpung gratis dan membantu meringankan beban hati saya yang terluka. Mohon kasihanilah hamba ini yang gak famous 2
sekian dan terimakasih

Thread ini di sponsori oleh saya sendiri 
Cerita dibuat berdasarkan pengalaman pribadi yang sebagian besar ngarang kesamaan nama tokoh dan tempat merupakan kesengajaan untuk membuat anda tertawa dan nyengir sendiri

Hari ini 15:17

Beri apresiasi terhadap thread ini Gan!



SILAKAN KLIK DI SINI UNTUK ARTIKEL ASLINYA

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel