Mari mengenal Bahasa Pasar Atom!

https://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Pasar_Atom 

BahasaTionghoa Surabaya atau lebih akrab disebut bahasa Pasar Atom adalah bahasa yang digunakan oleh kalangan Tionghoa di Surabaya, khususnya dalam urusan berniaga dan pergaulan sehari-hari. Bahasa ini merupakan percampuran antara bahasa Indonesia cakap, bahasa Jawa Arekan, dan bahasa Hokkian, Khek atau Mandarin. Dalam bahasa ini, bahasa Indonesia memiliki pengaruh yang paling besar. Meskipun demikian, bahasa Pasar Atom ini belum dapat digolongkan secara formal menjadi subbahasa dari bahasa Indonesia atau pun bahasa Jawa. Bahasa ini juga tidak dapat digolongkan ke dalam jenis alih kode atau campur kode biasa.

Pasar Atom adalah sebuah pusat perbelanjaan di Surabaya. Pasar ini dikenal salah satunya karena penggunaan bahasa gado-gado oleh para pedagang (dan juga pembeli) yang mayoritas beretnis Tionghoa. Bahasa Pasar Atom menjadi begitu khas, sehingga penggunaan bahasa serupa di luar Pasar Atom pun juga disebut demikian.

Sejarah
Perkembangan bahasa Pasar Atom ini tidak lepas dari sejarah masuknya etnis Tionghoa ke Surabaya. Masyarakat Tionghoa di Surabaya masuk dalam dua gelombang, yakni gelombang pertama pada abad ke-13-15 yang bertujuan untuk berdagang, dan gelombang kedua yang datang dari Tiongkok Selatan. Kelompok ini merantau ke Surabaya karena terjadi kekacauan di Tiongkok akibat pergantian dinasti dari Ming ke Qing pada 1644.
Surabaya saat itu dianggap lebih aman daripada Tiongkok Daratan. Permukiman pertama orang-orang Tionghoa di Surabaya berada di sepanjang Kalimas. Para perantau ini cenderung mengikuti bahasa setempat, yakni pada saat itu bahasa Jawa. Bahkan tidak sedikit orang Tionghoa yang menikah dengan orang Jawa. Perkimpoian antarsuku ini oleh warga setempat biasa disebut ampyang, yang sebenarnya adalah kue perpaduan kacang cina dengan gula jawa.
 
Ciri bahasa
Bahasa Pasar Atom memiliki beberapa ciri-ciri dan pola-pola tertentu di antaranya:

Perubahan bunyi
Perubahan bunyi dalam bahasa Atom melingkupi kosa kata baik yang berasal dari bahasa-bahasa Tionghoa, bahasa Jawa maupun Indonesia. Perubahan ini dapat berupa pergeseran nilai fonetis, penyederhaan dan penambahan bunyi.
Kosa kata Tionghoa

Jiejie 姐姐 → Cece (kakak perempuan) — penyederhanaan bunyi
Mèimei 妹妹 → Meme (adik perempuan) — penyederhanaan bunyi
Gēgē 哥哥 → Koko (kakak laki-laki) — perubahan bunyi

Kosa kata Indonesia
Pada kosa kata bahasa Indonesia, pada beberaoa kasus bunyi /r/ menjadi /l/ (atau malah hilang) dan bunyi /k/ menjadi /t/.

Pergi → pigi — kehilangan bunyi r
Lihat → liak — kehilangan bunyi r; perubahan bunyi t menjadi k
Kerja → keja — kehilangan bunyi r
Contoh → conto — kehilangan bunyi h

Kosa kata Jawa

Dhéwé → Dhéwék (sendiri) — penambahan bunyi
Ya apa (yo opo) → ya apa — bunyi o menjadi a
Isa (iso) → isa — bunyi o menjadi a

Afiksasi
Salah satu ciri paling kental dari bahasa Pasar Atom adalah penggunaan imbuhan bahasa Jawa untuk kosa kata bahasa Indonesia, sedikit di antaranya:
Akhiran -é

[ul]

[li]Rumah + é → rumahé[/li]
[li]Orang + é → orangé[/li]
[li]Temen + é → temené[/li]
[/ul]
Akhiran -a
Dalam bahasa Jawa akhiran -a dibaca o. Meskipun demikian, tulisan berbahasa Pasar Atom biasanya tidak patuh pada kaidah penulisan baku bahasa Jawa sehingga tetap menggunakan huruf o.

[ul]

[li]Beli + o → belio[/li]
[li]Pigi + o → pigio[/li]
[li]Sini + o → sinio[/li]
[/ul]
Akhiran -en

[ul]

[li]Makan + en → makanen[/li]

[li]Ambil + en → ambilen[/li]

[li]Jual + en → jualen
Contoh
Beberapa contoh bahasa Pasar Atom:

Langganan lo, Ce, mosok ga dipotong blas, potong ceban lagi la.
Pembagian bahasa: Langganan lo, (id) Ce, (zh) mosok (jv) ga (id) dipotong (id) blas, (jv) potong (id) ceban (zh) lagi la. (id).
Arti: Langganan lo, Ce, masa tidak dipotong sama sekali, potong sepuluh ribu lagi lah.[/li]

Tak tunggu ndek sana, ya!
Pembagian bahasa: Tak (jv) tunggu (id) ndek (jv) sana, ya! (id)
Arti: Aku tunggu di sana, ya![/li]

Tadi ketemu koko ndek mana?
Pembagian bahasa: Tadi (id) ketemu (id) koko (zh) ndek (jv) mana? (id)
Arti: Tadi ketemu koko di mana?

SILAKAN KLIK DI SINI UNTUK ARTIKEL ASLINYA

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel