Selamat Jokowi-Amin, Salut Prabowo-Sandi, LANTAS SIAPA MASSA yang RUSUH ?
Rekapitulasi filnal suara Pilpres 2019 yang dilaksanakan pada 17 April 2019 dari 34 provinsi dan luar negeri telah selesai dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum ( KPU ) Pusat.
...Rekapitulasi filnal suara Pilpres 2019 yang dilaksanakan pada 17 April 2019 dari 34 provinsi dan luar negeri telah selesai dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum ( KPU ) Pusat.
Dari jumlah suara sah sebanyak 154,26jt dimana pasangan Capres/Cawapres Jokowi-Maruf Amin meraih sebanyak 85,6 juta atau sekitar 55,5% suara, sedangkan pasangan Capres/Cawapres Prabowo Subianto-Sandiaga Uno meraih sebanyak 68,65juta atau sekitar 44,5% suara.
Berdasarkan hasil final diatas, KPU telah memutuskan pemenang Pilpres 2019 dan diumumkan pada hari Selasa, 21 Mei 2019 dini hari. KPU telah menetapkan Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden periode 2019-2024 sebagai pemenang untuk menjadi Presiden dan Wakil Presiden 2019-2024.
Berdasarkan hasil Penghitungan Pilpres yang ditetapkan KPU tersebut, maka kita sudah selayak dan sepantasnya untuk memberikan ucapan selamat kepada Bapak Ir. H. Joko Widodo yang akan menempati posisi penting sebagai Presiden Republik Indonesia dan Bapak K.H Mar'uf Amin sebagai Wakil Presiden Republik Indonesia.
Semoga Pak Jokowi dan Pak Mar'uf Amin menjadi pemimpin terpilih yang akan membawa Indonesia menjadi negara yang lebih maju lagi daripada kemarin dan tetap konsisten untuk mengutamakan kepentingan bangsa dan negara agar rakyat Indonesia bisa merasakan keamanan dan kesejahteraan yang merata di seluruh Indonesia.
Respect Kepada Bpk. Prabowo Subianto, Bpk. Sandiaga Uno, dan Kubu BPN
Selain ucapan selamat kepada Bpk. Jokowi dan Bpk. Mar'uf Amin atas terpilih menjadi Presiden dan Wakil Presiden, kita juga harus mengapresiasi tindakan Bpk Prabowo Subianto/Bpk. Sandiaga Uno beserta BPN karena sudah merencanakan untuk komplain mengenai hasil Pilpres dari KPU melalui jalur yang konstitusional.
Rencana tersebut adalah langkah yang tepat untuk mengungkapkan ketidakpuasan hasil Pilpres dari KPU yang telah memenangkan kubu 01. Sebagai pihak yang kurang beruntung adalah hal yang wajar untuk protes jika memang kubu 02 menemukan banyak kecurangan yang terjadi saat Pemilu 2019 kemarin.
Kubu 02 ditunggu 3x24 jam dari pengumuman pemenang Pilpres 2019 oleh KPU jika ingin mengambil jalur ke Mahkamah Konstitusi dan tentu saja harus membawa bukti dokumen dan video yang lengkap, bukan sembarangan kasih bukti karena pasti akan langsung ditolak oleh Mahkamah Konstitusi.
Lantas Siapa Massa yang Berujung Rusuh dan Anarkis?
Seperti kita ketahui, demonstrasi di area kantor Bawaslu pada Selasa, 21 Mei 2019 oleh sekelompok massa awalnya berjalan tenang sampai mereka bubar pukul 18.00. Akan tetapi Massa kembali berdatangan sekitar pukul setengah sembilan malam.
Izin demonstrasi diberikan hanya sampai pukul 18.00. Aparat keamanan menghimbau para demonstran untuk segera pulang ke rumahnya masing-masing, karena waktu izin berdemo sudah habis. Aparat keamanan sudah berupaya secara persuasif, akan tetapi bukannya malah bubar, tapi makin malam makin ramai massa yang berdatangan.
Semakin ramainya massa yang berdatangan, lalu mereka menantang polisi dengan melemparkan petasan kembang api, batu, bom Molotov, dan benda tajam ke arah polisi. Polisi membalas dengan gas air mata agar massa kembali mundur.
Massa malah beralih ke pengrusakan fasilitas umum, pembakaran, dan penyerangan ke asrama Brimob dengan membakar belasan mobil dinas dan pribadi.
Polri berhasil mengamankan 58 orang diduga provokator dan 11 orang diamankan terkait ricuh di KS Tubun. Polisi berhasil menyita sejumlah bukti seperti BATU dan AMPLOP berisi UANG.
Berdasarkan hasil penyelidikan polisi, Kadiv Humas Polri Irjen M. Iqbal menyampaikan bahwa massa yang merusuh tgl 21 Mei 2019 malam sampai 22 Mei 2019 subuh adalah bukan massa yang spontan tetapi peristiwa by design alias settingan.
M. Iqbal juga menyampaikan bahwa mayoritas massa berasal dari luar Jakarta, yaitu Banten dan ada yang dari Jawa Tengah. Polri juga menemukan bukti lain berupa sebuah mobil AMBULANS dengan lambang partai yang isinya penuh dengan batu dan alat-alat yang memang disediakan untuk membuat rusuh.
Perlu diketahui juga, TNI/POLRI dalam mengamankan massa perusuh 21 dan 22 Mei 2019 tidak menggunakan senjata api. Gas air mata dan peluru karetlah yang digunakan oleh aparat keamanan untuk memukul mundur massa perusuh.
Well, disini kita kembali melihat, dimana OKNUM perusuh menyusup diantara pendemo yang diadakan oleh sekelompok orang dalam menyuarakan aspirasi dan keberatan atas hasil Pilpres dari KPU.
Di MK keputusan final akan dikeluarkan. Tapi jangan juga kita gak menerima hasil putusan MK nanti, karena perlu kita ketahui juga, anggota MK itu dipilih oleh dan dari berbagai kubu, bukan hanya dari satu kubu. Integritasnya pasti sudah teruji dan tidak perlu diragukan kembali.
Untuk Perusuh Bayaran, ayolah kita jangan mau hanya gara-gara demi mendapatkan uang apalagi uangnya cuma ratusan ribu, nyawa kita terancam melayang. Apalagi sebentar lagi lebaran, keluarga kita pasti nunggu dirumah.
Kita juga gak tau apakah kita ini sengaja dijebak untuk menjadi perusuh kemudian dikorbankan hanya demi kepuasan seseorang atau kelompok tertentu.
Quote:
Jadi Mari Kita Berpikir Sehat Sebelum Bertindak, Jangan Mau Diprovokasi
Demikian pembahasan dari trit saya kali ini. Kalau ada kata-kata yang kurang berkenan atau kurang tepat, mohon dimaafkan dan dimaklumi ya teman-teman.
" Selalu Ambil Positifnya, Buang Negatifnya "
Silahkan Untuk Share Ke Teman Kita Lainnya
Melalui WA, FB, Twitter Yang Sudah Disediakan
Agar Sama-sama Mendapatkan Informasi dan Pengetahuan
Thread ini Dibuat Berdasarkan Pengetahuan, analisa
Quote:
SILAHKAN BERDISKUSI
