Inem Sarjana Gila yang Berjasa, Bukan Pelayan Seksi
Selamat pagi GanSis, selamat berakhir pekan dan jangan lupa jalan-jalan.
Menghilangkan lelah badan dan penat pikiran
Jumpa lagi sama Ane penulis kece yang selalu oke. Penyebar informasi dan kebahagiaan.
Norma dan unggah-ungguh pasti jawabannya.
Saat ini sudah mulai pudar akan kedua hal baik tersebut.
Anak-anak muda sudah tak lagi mengenal apa itu sopan santun terhadap yang lebih tua, dan seperti apa bersikap pada lingkungan.
Sangat disayangkan sekali ya? Di era modern seperti sekarang ini, pemikiran modern kebarat-baratan pun sudah menjamah pemikiran lama yang banyak mempunyai nilai kebaikan.
Masalah ini lah yang membuat Inem gila, seorang perempuan dengan dandanan aneh coreng moreng di wajah, namun mempunyai tindakan yang lebih aneh lagi.
Inem adalah seorang wanita peduli lingkungan hidup, tidak hanya lingkungan yang ia perdulikan, namun juga norma yang perlahan pudar.
Kesopanan yang perlahan bias kembali ia nyatakan dalam bentuk sikap langsung yang dia sendiri sebagai contohnya.
Quote:
Seorang wanita kelahiran Yogyakarta, berprofesi sebagai penari sekaligus pemilik 5 sanggar tari ini bergelar S2 dan sempat menjadi dosen di universitas Sanata Darma.
Inem memutuskan menjadi orang gila atau 'ngedan' karena dia merasa miris dengan keadaan disekitarnya.
Inem berdandan layaknya badut atau semar dengan menenteng tas plastik dengan tulisan 'Inem jalan-jalan'.
Kegunaan tas plastik yang dibawa inem adalah untuk menaruh sampah plastik yang dibuang sembarangan dijalan.
Selain kegiatan perduli lingkungan, Inem juga mempunyai agenda baksos berbagi sedekah ke orang-orang tidak mampu, berupa sembako, uang dan makanan.
Hujatan dari orang-orang sekitar menjadikan dia lebih semangat untuk menebar kebaikan. "Biarin saya edan tapi bermanfaat, ketimbang yang waras tidak bermanfaat" ujarnya.
Menurut Inem apa yang kita lakukan akan berbalik pada diri kita sendiri, jika kita berbuat baik maka kebaikan lah yang akan kita dapatkan.
Untuk kedepannya Inem akan tetap berbagi kebaikan, dengan bekerjasama bersama pemerintahan Yogyakarta langsung.
Menurut Inem Yogyakarta itu istimewa hanya saja orangnya kurang istimewa, jadi istimewakan juga manusianya.
Apakah Inem dari keluarga mampu dan berada?
Tidak, Inem adalah anak seorang penjual balon yang punya tekat untuk maju dan berguna.
Inem sejak SMA hingga S2 tidak pernah menyusahkan orang tuanya. Dia membiyai sekolah dan kuliahnya dari kerja dan beasiswa tari, karena tari adalah hidup dan nadinya.
Inem jalan-jalan meluangkan waktu disela-sela kesibukannya sebagai ibu 2 anak dan pengasuh 5 sanggar tari.
Dia tidak ingin menelantarkan keluarga, karena baginya keluarga tetap yang utama dan diutamakan
Quote:
Bermanfaat tidak harus menjadi orang lain, jadilah diri sendiri yang peka terhadap lingkungan maka kita akan bermanfaat
Kita yang orang biasa tidak mempunyai latar pendidikan tinggi saja seakan lebih paham dari orang yang lebih tahu diri kita.
Itulah keburukan yang kita pelihara, tidak peka dan perduli terhadap lingkungan malah ikut mencemarinya.
Mari kita ikuti jejak Inem yang perduli dengan lingkungan, tak perlu berpenampilan sama karena yang terpenting adalah tindakannya.
Semoga thread Ane bermanfaat dan menginspirasi, terima kasih buat Agan and Sista pembaca setia thread Ane. Jangan lupa cendol dan Ratingnya.
Narasi: Pribadi
Sumber: Bril!o.net