5 Konglomerat Dunia yang Dulunya Hidup Miskin
Anda merasa belum punya apa-apa, dan masa depan sepertinya belum jelas? Anda boleh tenang, karena nasib Anda masih bisa dipengaruhi. Tentu dengan kerja keras. Bahkan konglomerat dunia saja memulainya dari nol. Sebagai motivasi yang sangat valid, ini contoh 5 konglomerat dunia yang dulu hidupnya miskin.
:sun: Bos Starbucks Howard Schultz dibesarkan di sebuah kompleks perumahan untuk orang miskin. :sun:
Quote:
Kekayaan bersih: $ 2,8 miliar atau sekitar Rp 39,4 triliun
Dalam wawancara dengan Mirror, Schultz mengatakan: "Saat tumbuh saya selalu merasa seperti tinggal di sisi yang berbeda. Saya tahu orang-orang di sisi lain memiliki lebih banyak sumber daya, lebih banyak uang, keluarga yang lebih bahagia. Dan untuk beberapa alasan, saya tidak tahu mengapa atau bagaimana, saya ingin memanjat pagar itu dan mencapai sesuatu di luar apa yang orang katakan adalah mungkin. Sekarang saya mungkin memiliki setelan dan dasi tapi saya tahu dari mana saya berasal dan saya tahu seperti apa."
Schultz akhirnya memenangkan beasiswa sepakbola ke Universitas Northern Michigan dan mulai bekerja untuk Xerox setelah lulus. Tak lama setelah itu, dia mengambil alih kedai kopi bernama Starbucks, yang pada saat itu hanya memiliki 60 toko. Schultz menjadi CEO perusahaan pada tahun 1987 dan menumbuhkan franchise kopi itu ke lebih dari 16.000 outlet di seluruh dunia.
:sun: Pendiri Forever 21, Do Won Chang bekerja sebagai petugas kebersihan, petugas SPBU, dan bekerja di kedai kopi ketika pertama kali pindah ke Amerika. :sun:
Quote:
Kekayaan bersih: $ 3,2 miliar atau sekitar Rp 45 Triliun
Suami-istri – Do Won Chang dan Jin Sook, sosok di belakang Forever 21 ini hidupnya tidak selalu mudah. Setelah pindah dari Korea ke Amerika pada tahun 1981, Do Won harus bekerja tiga pekerjaan sekaligus untuk memenuhi kebutuhan hidup. Mereka membuka toko pakaian pertama pada tahun 1984. Sekarang, Forever 21 menjadi bisnis internasional suksesnya dengan 790 toko di seluruh dunia.
:sun: Ralph Lauren pernah menjadi juru tulis di Brooks Brothers. :sun:
Quote:
Kekayaan bersih: $ 6,3 miliar atau sekitar Rp 88,7 triliun
Lauren lulus dari sekolah menengah di Bronx, New York, tetapi kemudian berhenti kuliah untuk bergabung dengan Angkatan Darat. Saat bekerja sebagai juru tulis di Brooks Brothers, Lauren mempertanyakan apakah pria sudah siap untuk memakai desain dasi yang lebih besar dan cerah. Pada tahun 1967 dia berhasil mewujudkan mimpinya. Lauren menjual dasi hingga mencapai $ 500.000 atau sekitar Rp 7 miliar. Barulah tahun berikutnya dia memulai dengan bisnis Polo-nya.
:sun: Pengusaha legendaris George Soros selamat dari kekejaman Nazi di Hongaria dan tiba di London sebagai mahasiswa miskin. :sun:
Quote:
Kekayaan bersih: $ 8 miliar atau sekitar Rp 112,6 triliun
Pada awal masa remajanya, Soros berperan sebagai anak baptis seorang pegawai Kementerian Pertanian Hongaria untuk tetap aman dari Nazi di Hongaria. Pada tahun 1947, Soros melarikan diri dari negara tersebut kemudian tinggal bersama kerabatnya di London. Dia sekolah atas usahanya sendiri di London School of Economics dengan bekerja sebagai pelayan dan porter kereta api. Setelah lulus, Soros bekerja di toko suvenir sebelum mendapatkan pekerjaan sebagai bankir di New York City. Pada tahun 1992, taruhannya yang terkenal terhadap pound Inggris membuatnya memenangkan satu miliar dolar.
:sun: Konglomerat Rusia dan pemilik Chelsea Football Club Roman Abramovich lahir miskin dan sudah yatim piatu pada usia dua tahun. :sun:
Quote:
Kekayaan bersih: $ 11,6 miliar atau sekitar Rp 163,3 triliun
Abramovich lahir miskin di Rusia selatan. Setelah menjadi yatim piatu pada usia dua tahun, dia dibesarkan oleh paman dan keluarganya di wilayah subarktik Rusia utara.
Ketika menjadi mahasiswa di Moscow Auto Transport Institute pada 1987, dia memulai sebuah perusahaan kecil yang memproduksi mainan plastik, yang kemudian akhirnya membantunya menemukan bisnis minyak. Kemudian, sebagai pemimpin tunggal perusahaan Sibneft, dia menyelesaikan merger yang menjadikan Sibneft perusahaan minyak terbesar keempat di dunia. Perusahaan itu dijual ke Gazprom pada 2005 seharga $ 13 miliar.
Dia mengakuisisi Chelsea Football Club pada tahun 2003 dan memiliki kapal pesiar terbesar di dunia, seharga hampir $ 400 juta pada tahun 2010.
Semoga kisah 5 konglomerat dunia yang dulunya hidup miskin tadi bisa memotivasi Agan untuk tetap bekerja keras seperti mereka dan sukses seperti mereka.
:toast|:rate5
Quote: