Tahukah Kamu, Kalau Indomie Masuk Merek Terlaris Dunia ke-8
Friday, June 29, 2018
Pernahkah Anda penasaran dengan rahasia sukses Indomie, salah satu makanan instan favorit di tanah air kita?
Yuk simak rahasia sukses dari merek terlaris dunia ke-8 ini.
Tentunya Anda sudah sangat familiar dengan tagline "Indomie Seleraku" yang kerap digunakan pada setiap iklan salah satu makanan instan tanah air paling favorit ini.
Kata-kata yang kuat disertai melodi yang familiar dan mudah diingat ini memang sudah berkumandang bahkan sejak kita belum lahir.
Indomie mulai diproduksi oleh PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk, perusahaan milik Sudono Salim pertama kali pada pertengahan tahun 1972.
Awalnya Indomie diproduksi oleh PT. Sanmaru Food Manufacturing Co. Ltd., dan pertama kali hadir dengan rasa Ayam dan Udang.
Selain dipasarkan di Indonesia, Indomie berhasil menembus pasar internasional, antara lain di Amerika Serikat, Australia, berbagai negara Asia dan Afrika serta negara-negara Eropa.
Di Indonesia sendiri, sebutan "Indomie" sudah umum dijadikan istilah generik yang merujuk kepada mie instan
Beberapa alasan Indomie bisa berkembang sangat besar dan diterima dengan baik oleh masyarakat adalah:
Namun pernahkah Anda penasaran bagaimana kisah sukses Indomie hingga bisa seperti sekarang ini?
Liem Sioe Liong, Sosok Dibalik Indomie
Melansir dari majalah Informasi volume 14 (1994), pada April 1968, PT Lima Satu Sankyu didirikan sebagai perusahaan milik Sjarif Adil Sagala dan Eka Widjaya Moeis dengan Sankyu Shokushin Kabushiki Kaisha (Jepang).
Namun, pada tahun 1989 diambil alih Indofood Group, dan berubah nama menjadi PT Lambang Insan Makmur dengan 100% saham dimiliki PT Indofood International Corporation.
Awalnya perusahaan ini belum disertai campur tangan Liem Sioe Liong, dirinya masih sibuk menginvestasikan uangnya di pabrik pengolahan tepung gandum, yang merupakan bahan dasar mie instan, bernama Bogasari.
Namun kemudian terjadi krisis beras, dan muncul pemikiran di kalangan penguasa untuk menggantikan beras dengan tepung gandum.
Alhasil, muncul ide untuk memproduksi sendiri mie instan dalam jumlah besar di benak Liem Sioe Liong.
Liem kemudian mencoba mendekati Djajadi, berharap agar Indomie mau bermitra dan memakai sarana produksi milik Liem.
Akhirnya, Djajadi setuju dan pembagian saham dilakukan sebagai berikut: Liem memegang 42,5 persen dan sisanya sebesar 57,5 persen dikuasai Djajadi.
Merek-merek mie instan terkenal akhirnya dikuasai Liem dalam kurun waktu kurang dari dua dekade.
Dimana dirinya tidak hanya menyasar pasar dalam negeri, tapi juga luar negeri. Indofood punya pabrik di benua Afrika dan Eropa.
Sukses dengan Varian Mie Goreng-nya
Produk Indomie yang pertama kali diperkenalkan adalah Indomie Kuah Rasa Kaldu Ayam yang saat itu sesuai dengan selera lidah masyarakat Indonesia.
Kemudian penjualan produk Indomie mengalami peningkatan yang sangat signifikan dengan diluncurkannya varian Indomie Kuah Rasa Kari Ayam pada tahun 1982.
Puncak kesuksesan Indomie adalah pada tahun 1983, dimana Indomie semakin digemari oleh masyarakat Indonesia dengan diluncurkannya varian Indomie Mie Goreng.
Penasaran siapa yang menciptakan rasa lezat itu? Dialah Nunu Nuraini, seorang Flavor Development Manager di Indofood untuk produk mie instan.
Lulusan Universitas Padjadjaran itu telah bekerja selama 26 tahun di Indofood, dan Indomie Mie Goreng adalah karya pertamanya untuk merek Indomie.
Kreativitasnya tidak terhenti sampai sini, dimana Nunu terus berinovasi dengan IndomieReal Meat Rasa Empal Goreng dan Telur Balado yang baru saja diluncurkan akhir Maret lalu.
Indomie memang tidak henti-hentinya membuat inovasi rasa agar tetap bertahan di tengah persaingan industri mie instan di Indonesia.
"Ini merupakan komitmen Indofood dalam menyajikan kuliner Nusantara yang lezat dan berkualitas prima," ujar Lucy Suganda, General Manager Indomie.
Penghargaan Bagi Indomie
Melihat kesuksesannya, dan bisa dibilang salah satu brand mie instan paling favorit tanah air tak aneh jika Indomie sudah memperoleh banyak penghargaan.
Berikut beberapa penghargaan yang pernah diterima oleh Indomie:
Indomie: Brand Indonesia Pertama yang Menjadi Merek Terlaris Dunia ke-8
Hampir lima puluh tahun sudah Indomie memimpin pasar mie instan Indonesia, dan tampaknya hal ini masih akan terus berlanjut.
Hal ini dibuktikan dengan masuknya Indomie dalam daftar sepuluh besar brand global versi Kantar World Panel bertajuk "Brand Footprint".
Indomie menjadi satu-satunya brand Indonesia yang masuk ke dalam daftar sepuluh besar tersebut, dan hal ini luar biasa.
Studi ini dilakukan dengan meranking 50 FMCG (fast-moving consumer goods) dalam sektor makanan, minuman, kebutuhan rumah tangga dan kesehatan, serta kecantikan di seluruh dunia berdasarkan data perilaku konsumen yang dikumpulkan dari lebih dari 300 milyar keputusan pembelian konsumen. Studinya sendiri mencakup 15,000 brand di 44 negara berbeda.
Khusus di Indonesia, Kantar menjangkau 5.700 sampel rumah tangga urban yang mewakili 28 juta rumah tangga perkotaan Indonesia.
Dan inilah Indomie, yang berhasil menempati peringkat ke-8 nya!
Hasil ini diperoleh berdasarkan metric yang disebut "consumer reach points", yang mengukur berapa banyak rumah tangga di dunia yang membeli brand tersebut (penetrasi) serta seberapa sering mereka membelinya (frekuensi).
Indomie sendiri memperoleh nilai 1.89 juta consumer reach points.
Hal ini didukung dengan kegemaran masyarakat Indonesia dan seluruh dunia dalam menyantap mie instan.
Dilaporkan 13.2 milyar bungkus mie instan dikonsumsi Indonesia pada tahun 2015, yang artinya rata-rata 53 bungkus per orang per tahunnya.
Menanggapi keberhasilan PT Indofood Sukses Makmur Tbk. membangun brand Indomie hingga masuk top 10 global brand, Stefanus Indrayana, General Manager Corporate Communication Indofood, mengaku bersyukur karena hal ini bisa mendorong Indomie menjadi lebih baik lagi.
Franky Welirang, Direktur Indofood, juga mengungkapkan hal yang sama. Menurutnya, pembuktian dan pengakuan Indomie sebagai global brand ini akan meningkatkan brandequity Indomie.
Dan brand equity nilainya bisa mencapai 100 kali dari ekuitas perusahaannya.
Saat ditanya bagaimana hal ini dapat terjadi, Franky Welirang mengungkapkan semuanya adalah berkat penetrasi dan memenuhi ketersediaan produk yang cukup besar sejak tahun 1992.
Indofood memenuhi pasar dengan produk-produknya, dan secara konsisten menjaga ketersediaannya.
Tugas ini dilakukan oleh Direktorat Ekspor dengan tugas fokus mengembangkan ekspor Indomie ke berbagai negara.
Tim ini aktif mempelajari semua izin impor di setiap negara, untuk selanjutnya menetapkan negara yang menjadi tujuan ekspor.
"Kami melangkah lebih jauh dengan membangun pabrik di beberapa negara lain yang menjadi target pasar utama Indomie, seperti Nigeria." Ujar Franky Welirang.
Kesimpulan: 3 Kunci Sukses Indomie
Menurut Franky Welirang, ada 3 kunci sukses yang menjadi tulang punggung brand Indofood hingga kini diakui sebagai global brand, yakni sebagai berikut:
Dari sisi produk, sampai saat ini Indomie konsisten berinovasi mengembangkan produk baru yang bisa diterima pasar.
Dari sisi jangkauan segmen market, Indomie juga menghadirkan varian yang disesuaikan dengan segmennya.
Contohnya, varian Indomie regular untuk semua segmen, My Noodlez yang menyasar segmen anak-anak, dan Real Meat yang menyasar segmen premium.
Demikian juga dari sisi distribusi, Indomie tercatat sebagai merek yang terdepan dalam merangsek pelosok Indonesia maupun 60 negara di dunia.
1.Percaya diri bahwa produk, distribusi, harga, dan promosi Indomie merupakan yang terbaik.
2. Kerja Keras.
3. Keberhasilan sebuah merek atau perusahaan akan sangat bergantung pada timnya." UngkapFranky.
Bagaimana, apakah Anda sudah lebih mengenal Indomie sekarang?
Jika artikel ini bermanfaat, Anda bisa membagikannya kepada teman-teman Anda yang mungkin juga sedang mencari inspirasi bisnis dari kisah-kisah sukses brand Indonesia.
Sumber Berita : Finansialku.com
Yuk simak rahasia sukses dari merek terlaris dunia ke-8 ini.
Tentunya Anda sudah sangat familiar dengan tagline "Indomie Seleraku" yang kerap digunakan pada setiap iklan salah satu makanan instan tanah air paling favorit ini.
Kata-kata yang kuat disertai melodi yang familiar dan mudah diingat ini memang sudah berkumandang bahkan sejak kita belum lahir.
Indomie mulai diproduksi oleh PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk, perusahaan milik Sudono Salim pertama kali pada pertengahan tahun 1972.
Awalnya Indomie diproduksi oleh PT. Sanmaru Food Manufacturing Co. Ltd., dan pertama kali hadir dengan rasa Ayam dan Udang.
Selain dipasarkan di Indonesia, Indomie berhasil menembus pasar internasional, antara lain di Amerika Serikat, Australia, berbagai negara Asia dan Afrika serta negara-negara Eropa.
Di Indonesia sendiri, sebutan "Indomie" sudah umum dijadikan istilah generik yang merujuk kepada mie instan
Beberapa alasan Indomie bisa berkembang sangat besar dan diterima dengan baik oleh masyarakat adalah:
- Harga Indomie yang ekonomis
- Cita rasanya yang telah disesuaikan dengan selera Indonesia
- Mampu mengatasi masalah ketersediaan makanan dengan praktis
Namun pernahkah Anda penasaran bagaimana kisah sukses Indomie hingga bisa seperti sekarang ini?
Liem Sioe Liong, Sosok Dibalik Indomie
Melansir dari majalah Informasi volume 14 (1994), pada April 1968, PT Lima Satu Sankyu didirikan sebagai perusahaan milik Sjarif Adil Sagala dan Eka Widjaya Moeis dengan Sankyu Shokushin Kabushiki Kaisha (Jepang).
Namun, pada tahun 1989 diambil alih Indofood Group, dan berubah nama menjadi PT Lambang Insan Makmur dengan 100% saham dimiliki PT Indofood International Corporation.
Awalnya perusahaan ini belum disertai campur tangan Liem Sioe Liong, dirinya masih sibuk menginvestasikan uangnya di pabrik pengolahan tepung gandum, yang merupakan bahan dasar mie instan, bernama Bogasari.
Namun kemudian terjadi krisis beras, dan muncul pemikiran di kalangan penguasa untuk menggantikan beras dengan tepung gandum.
Alhasil, muncul ide untuk memproduksi sendiri mie instan dalam jumlah besar di benak Liem Sioe Liong.
Liem kemudian mencoba mendekati Djajadi, berharap agar Indomie mau bermitra dan memakai sarana produksi milik Liem.
Akhirnya, Djajadi setuju dan pembagian saham dilakukan sebagai berikut: Liem memegang 42,5 persen dan sisanya sebesar 57,5 persen dikuasai Djajadi.
Merek-merek mie instan terkenal akhirnya dikuasai Liem dalam kurun waktu kurang dari dua dekade.
Dimana dirinya tidak hanya menyasar pasar dalam negeri, tapi juga luar negeri. Indofood punya pabrik di benua Afrika dan Eropa.
Sukses dengan Varian Mie Goreng-nya
Produk Indomie yang pertama kali diperkenalkan adalah Indomie Kuah Rasa Kaldu Ayam yang saat itu sesuai dengan selera lidah masyarakat Indonesia.
Kemudian penjualan produk Indomie mengalami peningkatan yang sangat signifikan dengan diluncurkannya varian Indomie Kuah Rasa Kari Ayam pada tahun 1982.
Puncak kesuksesan Indomie adalah pada tahun 1983, dimana Indomie semakin digemari oleh masyarakat Indonesia dengan diluncurkannya varian Indomie Mie Goreng.
[Baca Juga: Para Pebisnis UMKM: Masih Ribet Membuat Pembukuan Sederhana? Lupakan Saja, Ini Solusi untuk Anda]
Penasaran siapa yang menciptakan rasa lezat itu? Dialah Nunu Nuraini, seorang Flavor Development Manager di Indofood untuk produk mie instan.
Lulusan Universitas Padjadjaran itu telah bekerja selama 26 tahun di Indofood, dan Indomie Mie Goreng adalah karya pertamanya untuk merek Indomie.
Kreativitasnya tidak terhenti sampai sini, dimana Nunu terus berinovasi dengan IndomieReal Meat Rasa Empal Goreng dan Telur Balado yang baru saja diluncurkan akhir Maret lalu.
Indomie memang tidak henti-hentinya membuat inovasi rasa agar tetap bertahan di tengah persaingan industri mie instan di Indonesia.
"Ini merupakan komitmen Indofood dalam menyajikan kuliner Nusantara yang lezat dan berkualitas prima," ujar Lucy Suganda, General Manager Indomie.
Penghargaan Bagi Indomie
Melihat kesuksesannya, dan bisa dibilang salah satu brand mie instan paling favorit tanah air tak aneh jika Indomie sudah memperoleh banyak penghargaan.
Berikut beberapa penghargaan yang pernah diterima oleh Indomie:
Indomie: Brand Indonesia Pertama yang Menjadi Merek Terlaris Dunia ke-8
Hampir lima puluh tahun sudah Indomie memimpin pasar mie instan Indonesia, dan tampaknya hal ini masih akan terus berlanjut.
Hal ini dibuktikan dengan masuknya Indomie dalam daftar sepuluh besar brand global versi Kantar World Panel bertajuk "Brand Footprint".
Indomie menjadi satu-satunya brand Indonesia yang masuk ke dalam daftar sepuluh besar tersebut, dan hal ini luar biasa.
[Baca Juga: Mau Bisnis Rumah Kontrakan Menguntungkan? Ketahui 4 Tips Saat Memilih Tenan dan Jalin Hubungan Baik Dengannya]
Studi ini dilakukan dengan meranking 50 FMCG (fast-moving consumer goods) dalam sektor makanan, minuman, kebutuhan rumah tangga dan kesehatan, serta kecantikan di seluruh dunia berdasarkan data perilaku konsumen yang dikumpulkan dari lebih dari 300 milyar keputusan pembelian konsumen. Studinya sendiri mencakup 15,000 brand di 44 negara berbeda.
Khusus di Indonesia, Kantar menjangkau 5.700 sampel rumah tangga urban yang mewakili 28 juta rumah tangga perkotaan Indonesia.
Dan inilah Indomie, yang berhasil menempati peringkat ke-8 nya!
Hasil ini diperoleh berdasarkan metric yang disebut "consumer reach points", yang mengukur berapa banyak rumah tangga di dunia yang membeli brand tersebut (penetrasi) serta seberapa sering mereka membelinya (frekuensi).
Indomie sendiri memperoleh nilai 1.89 juta consumer reach points.
Hal ini didukung dengan kegemaran masyarakat Indonesia dan seluruh dunia dalam menyantap mie instan.
Dilaporkan 13.2 milyar bungkus mie instan dikonsumsi Indonesia pada tahun 2015, yang artinya rata-rata 53 bungkus per orang per tahunnya.
Menanggapi keberhasilan PT Indofood Sukses Makmur Tbk. membangun brand Indomie hingga masuk top 10 global brand, Stefanus Indrayana, General Manager Corporate Communication Indofood, mengaku bersyukur karena hal ini bisa mendorong Indomie menjadi lebih baik lagi.
Franky Welirang, Direktur Indofood, juga mengungkapkan hal yang sama. Menurutnya, pembuktian dan pengakuan Indomie sebagai global brand ini akan meningkatkan brandequity Indomie.
Dan brand equity nilainya bisa mencapai 100 kali dari ekuitas perusahaannya.
Saat ditanya bagaimana hal ini dapat terjadi, Franky Welirang mengungkapkan semuanya adalah berkat penetrasi dan memenuhi ketersediaan produk yang cukup besar sejak tahun 1992.
Indofood memenuhi pasar dengan produk-produknya, dan secara konsisten menjaga ketersediaannya.
Tugas ini dilakukan oleh Direktorat Ekspor dengan tugas fokus mengembangkan ekspor Indomie ke berbagai negara.
Tim ini aktif mempelajari semua izin impor di setiap negara, untuk selanjutnya menetapkan negara yang menjadi tujuan ekspor.
"Kami melangkah lebih jauh dengan membangun pabrik di beberapa negara lain yang menjadi target pasar utama Indomie, seperti Nigeria." Ujar Franky Welirang.
Kesimpulan: 3 Kunci Sukses Indomie
Menurut Franky Welirang, ada 3 kunci sukses yang menjadi tulang punggung brand Indofood hingga kini diakui sebagai global brand, yakni sebagai berikut:
- Konsisten dalam menciptakan inovasi pemasaran untuk memperkuat merek dan kinerja Indomie.
Dari sisi produk, sampai saat ini Indomie konsisten berinovasi mengembangkan produk baru yang bisa diterima pasar.
Dari sisi jangkauan segmen market, Indomie juga menghadirkan varian yang disesuaikan dengan segmennya.
Contohnya, varian Indomie regular untuk semua segmen, My Noodlez yang menyasar segmen anak-anak, dan Real Meat yang menyasar segmen premium.
Demikian juga dari sisi distribusi, Indomie tercatat sebagai merek yang terdepan dalam merangsek pelosok Indonesia maupun 60 negara di dunia.
1.Percaya diri bahwa produk, distribusi, harga, dan promosi Indomie merupakan yang terbaik.
2. Kerja Keras.
3. Keberhasilan sebuah merek atau perusahaan akan sangat bergantung pada timnya." UngkapFranky.
Bagaimana, apakah Anda sudah lebih mengenal Indomie sekarang?
Jika artikel ini bermanfaat, Anda bisa membagikannya kepada teman-teman Anda yang mungkin juga sedang mencari inspirasi bisnis dari kisah-kisah sukses brand Indonesia.
Sumber Berita : Finansialku.com