Tokoh Agama Se-Asia Kunjungi ICRP

Tokoh Agama Se-Asia Kunjungi ICRP

Sejumlah tokoh agama Islam dan Kristen Se-Asia, Rabu (27/02/2013) kemarin, mendatangi kantor sekretariat Indonesian Conference on Religion and Peace (ICRP) di Jl. Cempaka Putih Barat XXI No. 34 Jakarta Pusat. Kedatangan para tokoh agamawan ini bertujuan untuk mempererat tali persaudaraan dan memberikan dukungan atas kinerja ICRP dalam membela kaum tertindas serta menumbuhkan benih-benih perdamaian.

Rombongan agamawan ini berasal dari beberapa negara di Asia, seperti Thailand, Filipina, Malaysia, Pakistan, India, dll. Mereka disambut hangat oleh beberapa pengurus dan pendiri ICRP seperti Musdah Mulia, Romo JN Hariyanto, Michael Utama Purnama. Turut hadir pula dalam pertemuan ini para tokoh agamawan lokal serta penghayat kepercayaan yang selama ini sering mendapatkan perlakuan yang diskriminatif seperti jemaat GKI Yasmin, jemaat Ahmadiyah, Syiah, Sunda Wiwitan, Bahai, dll.

Rombongan agamawan ini secara langsung mendengarkan cerita para korban diskriminasi agama yang terjadi di Indonesia. Para korban menceritakan secara gamblang bagaimana mereka mendapatkan perlakuan diskriminasi yang bentuknya sangat beragam. Di antaranya Dede Sujana, warga Ahmadiyah yang menjadi korban dalam tragedi penyerangan Jemaat Ahmadiyah beberapa tahun silam. Dede, korban yang dikriminalisasi dan dipenjara selama 6 bulan, menceritakan bagaimana mereka yang diserang justru mendapatkan perlakuan yang diskriminatif secara hukum.

Hal yang mirip juga diungkapkan oleh perwakilan GKI Yasmin. Sejak tahun 2006 hingga kini, Jemaat GKI Yasmin Bogor masih belum bisa melaksanakan ibadah dengan tenang di tempat peribadatan mereka. Padahal Mahkamah Agung telah memutuskan status hukum yang jelas terkait tempat ibadah mereka. Namun hingga kini pemerintah tidak memberikan keadilan dan terkesan memfasilitasi ketidakadilan tersebut.

Sementara itu, Engkus Ruswana, salah satu penghayat Sunda Wiwitan menuturkan diskriminasi yang mereka terima justru timbul dari kalangan pemerintah sendiri. Hingga kini penghayat kepercayaan masih belum mendapatkan pengakuan akan kepercayaan mereka. Bahkan untuk menuliskan agama mereka dalam KTP saja tidak bisa. Padahal Sunda Wiwitan adalah kepercayaan asli nusantara yang sudah terlahir ribuan tahun sebelum Indonesia merdeka.

Mendengar satu persatu persolan ini, para tokoh agamawan dari Asia ini merasa prihatin dan memberikan dukungan kepada ICRP. Setelah itu, acara diakhiri dengan ramah-tamah dan foto bersama.

http://icrp-online.com/2013/03/06/to...kunjungi-icrp/

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel