Dibanderol Rp 1,4 M per Kg, Obat Kuat Yarsagumba Banyak Dicari
Thursday, July 19, 2018
Quote:
Quote:

Bukan emas dalam artian sebenarnya, tentu. 'Emas' di sini mengacu pada yarsagumba, sejenis jamur ulat.
Yarsagumba, dalam bahasa Tibet memiliki arti 'rumput musim panas, ulat musim dingin'. Tanaman unik ini terbentuk saat larva ngengat yang hidup dalam tanah, terinfeksi spora jamur parasit Ophiocordyceps sinensis.
Lokasi tumbuhnya pun sangat sulit dijangkau. Yarsagumba hanya ditemukan di wilayah bertanah lembab di ketinggian 3000-5000 meter di atas permukaan laut. Jamur unik ini umumnya tumbuh sekitar bulan Mei dan Juni, di awal musim panas.

Harga yang fantastis itu lah yang membuat warga desa di lereng Himalaya rela mempertaruhkan nyawa demi mencari yarsagumba.
Sita Gurung, salah seorang pencari yarsagumba mengatakan cuaca dingin dan longsor salju adalah ancaman terbesar.
"Kadang kami kehujanan dan kedinginan. Selain itu, longsor salju bisa datang mendadak," ujarnya. "Jika longsornya besar, kami bisa terhempas ke jurang."
Sita mengatakan satu buah yarsagumba dijual seharga US$3,50 - 4,50 atau setara Rp50.000-65.000. Namun, saat sudah diekspor dan sampai ke pasar internasional harganya melonjak berkali-kali lipat. Satu gramnya, dibanderol dengan harga US$100 (Rp1,4 juta).

Di sisi lain, warga yang terus-menerus mencabuti yarsagumba dari lereng Himalaya dan pengaruh pemanasan global, membuat jamur unik ini semakin langka.
"Biasanya sehari kita bisa menemukan 100 yarsagumba, namun sekarang paling banyak hanya 20 buah. Bahkan, ada kalanya kami tidak menemukan yarsagumba sama sekali," keluh Sita.
Padahal, yarsagumba merupakan sumber pemasukan terbesar bagi warga setempat.
"Karena yarsagumba saya bisa membeli baju baru. Bisa punya uang untuk pergi ke Kathmandu, dan yang terpenting berkat yarsagumba, saya bisa mandiri secara finansial," kata Sita.
Sumber.
Quote: