Ini dia Alasan orang baik dibenci di kantor
Tuesday, July 24, 2018
Agan sering dong denger kata-kata ini : "Kamu terlalu baik buat aku" itu biasanya kata-kata halus buat doi nolak agan kan
:takut
Gak cuma di dunia percintaan doang orang baik selalu di tolak.
Ternyata orang baik juga di tolak oleh lingkungan kerja loh gan.
:sorry
Quote:
Ilustrasi dimusuhi di tempat kerja. | Bixstock /Shutterstock
Bagaimana sikap Anda di kantor sehari-hari? Jika sangat kooperatif dan murah hati, ketahuilah efeknya tak selalu baik. Malah dalam situasi dan kondisi kompetitif, ini dapat memicu kebencian dan hukuman sosial.
Meski terlepas dari situasi dan kondisi, temuan baru ini mungkin dianggap tak logis. Faktanya, para peneliti dari University of Guelph, Kanada baru-baru ini menyimpulkan bahwa orang kerap membenci mereka yang berbuat baik.
"Sering kali kita suka dengan orang-orang baik yang kooperatif. Kita senang ketika orang-orang jahat mendapatkan balasannya, dan ketika mereka yang tidak kooperatif dihukum," kata profesor psikologi Pat Barclay.
Prof. Barclay melanjutkan, "Akan tetapi, kadang kala mereka yang kooperatif lah yang kena batunya. Orang-orang akan membenci mereka yang sebenarnya baik. Pola ini telah ditemukan di setiap budaya yang diamati."
Masalahnya,, sebagian orang senang menjatuhkan orang baik. Terutama jika mereka pikir orang itu membuat mereka terlihat buruk di tempat kerja, ruang rapat, atau organisasi lain.
Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Psychological Science ini menemukan bahwa perilaku kooperatif paling sering membuahkan hukuman dalam kelompok yang anggotanya bersaing satu sama lain.
Ini bahkan terjadi ketika tindakan menghukum atau meremehkan orang baik mengurangi keuntungan bagi seluruh kelompok, termasuk mereka yang menjatuhkan hukuman.
Namun, tanpa kompetisi, kerja sama meningkat.
Bersikap curiga, iri, atau bermusuhan dengan mereka yang tampak lebih andal, lebih baik, atau lebih suci dari kita tampaknya sudah mengakar dalam psikologis manusia.
"Apa yang kami cari dalam penelitian ini adalah apa peran mekanisme psikologis dalam hal ini," tambah Barclay.
Barclay bertanya-tanya, mengapa orang dikondisikan sedemikian rupa sehingga mereka akan bereaksi terhadap orang yang terlalu murah hati, dan ingin menjatuhkan orang yang kelihatan terlalu baik?"
Bukti antropologis dari masyarakat pemburu-pengumpul egaliter menunjukkan fenomena sosial serupa mencegah pemburu andal dari mendominasi kelompok.
"Di banyak kelompok masyarakat ini, mereka mempertahankan status setara dengan menjatuhkan seseorang yang berpotensi berkuasa atas hal-hal melebihi orang lain," katanya.
"Anda bisa membayangkan sikap seperti ini dalam suatu perusahaan atau organisasi, 'Hei, kamu bekerja terlalu keras dan membuat kita semua terlihat jelek.' Di beberapa organisasi, orang-orang dikenal mengawasi seberapa keras orang lain bekerja, untuk memastikan tidak ada yang meningkatkan standar dari apa yang diharapkan," papar Barclay.
Dinamika sosial yang sama dapat memengaruhi tindakan untuk melindungi lingkungan, yang membutuhkan tindakan, baik secara individu dan kooperatif untuk kebaikan semua.
Orang-orang yang tidak memberikan kontribusi untuk perusahaan atau organisasi sebenarnya malah berisiko merusak reputasi mereka sendiri. Sebab bisa-bisa mereka memilih untuk menyerang niat baik orang-orang yang punya semangat tumbuh dan berkembang demi perbaikan.
"Ini adalah cara untuk menjatuhkan dan menghentikan orang-orang tersebut agar tidak terlihat lebih baik dari diri mereka dalam upaya melindungi lingkungan atau mengatasi ketidaksetaraan sosial," kata Barclay.
Salah satu manfaat potensial dari penelitian ini adalah, dengan mengidentifikasi dan meningkatkan kesadaran akan strategi sosial yang kompetitif ini serta apa akibatnya, mungkin rencana orang-orang yang sebenarnya jahat itu akan tidak berhasil.
Perlu diingat bahwa temuan riset ini tak berlaku sebaliknya. Jadi, jika sadar bahwa sebagian rekan kerja di kantor tak suka pada Anda, ini tak lantas menjamin Anda orang baik.
Jika berada dalam posisi ini, ada baiknya introspeksi. Apakah satu, dua, beberapa, atau hampir semua sikap ini ada pada diri Anda?
Meski terlepas dari situasi dan kondisi, temuan baru ini mungkin dianggap tak logis. Faktanya, para peneliti dari University of Guelph, Kanada baru-baru ini menyimpulkan bahwa orang kerap membenci mereka yang berbuat baik.
"Sering kali kita suka dengan orang-orang baik yang kooperatif. Kita senang ketika orang-orang jahat mendapatkan balasannya, dan ketika mereka yang tidak kooperatif dihukum," kata profesor psikologi Pat Barclay.
Prof. Barclay melanjutkan, "Akan tetapi, kadang kala mereka yang kooperatif lah yang kena batunya. Orang-orang akan membenci mereka yang sebenarnya baik. Pola ini telah ditemukan di setiap budaya yang diamati."
Masalahnya,, sebagian orang senang menjatuhkan orang baik. Terutama jika mereka pikir orang itu membuat mereka terlihat buruk di tempat kerja, ruang rapat, atau organisasi lain.
Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Psychological Science ini menemukan bahwa perilaku kooperatif paling sering membuahkan hukuman dalam kelompok yang anggotanya bersaing satu sama lain.
Ini bahkan terjadi ketika tindakan menghukum atau meremehkan orang baik mengurangi keuntungan bagi seluruh kelompok, termasuk mereka yang menjatuhkan hukuman.
Namun, tanpa kompetisi, kerja sama meningkat.
Bersikap curiga, iri, atau bermusuhan dengan mereka yang tampak lebih andal, lebih baik, atau lebih suci dari kita tampaknya sudah mengakar dalam psikologis manusia.
"Apa yang kami cari dalam penelitian ini adalah apa peran mekanisme psikologis dalam hal ini," tambah Barclay.
Barclay bertanya-tanya, mengapa orang dikondisikan sedemikian rupa sehingga mereka akan bereaksi terhadap orang yang terlalu murah hati, dan ingin menjatuhkan orang yang kelihatan terlalu baik?"
Bukti antropologis dari masyarakat pemburu-pengumpul egaliter menunjukkan fenomena sosial serupa mencegah pemburu andal dari mendominasi kelompok.
"Di banyak kelompok masyarakat ini, mereka mempertahankan status setara dengan menjatuhkan seseorang yang berpotensi berkuasa atas hal-hal melebihi orang lain," katanya.
"Anda bisa membayangkan sikap seperti ini dalam suatu perusahaan atau organisasi, 'Hei, kamu bekerja terlalu keras dan membuat kita semua terlihat jelek.' Di beberapa organisasi, orang-orang dikenal mengawasi seberapa keras orang lain bekerja, untuk memastikan tidak ada yang meningkatkan standar dari apa yang diharapkan," papar Barclay.
Dinamika sosial yang sama dapat memengaruhi tindakan untuk melindungi lingkungan, yang membutuhkan tindakan, baik secara individu dan kooperatif untuk kebaikan semua.
Orang-orang yang tidak memberikan kontribusi untuk perusahaan atau organisasi sebenarnya malah berisiko merusak reputasi mereka sendiri. Sebab bisa-bisa mereka memilih untuk menyerang niat baik orang-orang yang punya semangat tumbuh dan berkembang demi perbaikan.
"Ini adalah cara untuk menjatuhkan dan menghentikan orang-orang tersebut agar tidak terlihat lebih baik dari diri mereka dalam upaya melindungi lingkungan atau mengatasi ketidaksetaraan sosial," kata Barclay.
Salah satu manfaat potensial dari penelitian ini adalah, dengan mengidentifikasi dan meningkatkan kesadaran akan strategi sosial yang kompetitif ini serta apa akibatnya, mungkin rencana orang-orang yang sebenarnya jahat itu akan tidak berhasil.
Perlu diingat bahwa temuan riset ini tak berlaku sebaliknya. Jadi, jika sadar bahwa sebagian rekan kerja di kantor tak suka pada Anda, ini tak lantas menjamin Anda orang baik.
Jika berada dalam posisi ini, ada baiknya introspeksi. Apakah satu, dua, beberapa, atau hampir semua sikap ini ada pada diri Anda?
Kayaknya emang udah jadi budaya dunia yah gan, orang baik selalu di tindas.
Mungkin mereka pikir orang baik tidak akan membalas
:nohope
Tinggal tunggu tanggal main aja gan, kita sebagai orang baik harus membalas lewat prestasi
:2thumbup
Ingat gelap tidak bisa mengusir gelap.. hanya terang yang bisa..
Kebencian tidak bisa melawan kebencian.. hanya kebaikan yang bisa...
Quote:
Quote:
