Istiqomah dan makna sebenarya
Sunday, July 15, 2018
ASSALAMUALAIKUM WR.WB
WELCOME TO MY THREAD
Spoiler for INTRO:
selamat pagi siang d sore dan malam gansis
sebelum memulai alangkah baik nya kita membaca basmalah terlebih dahulu
bismillahirohmannirrohim
yuk cekidot!!!
sebelum memulai alangkah baik nya kita membaca basmalah terlebih dahulu
bismillahirohmannirrohim
yuk cekidot!!!
Spoiler for awalan:
di zaman akhir ini banyak orang yang membolak balikkan sesuatu termasuk suatu hal dari agamanya masing masing
banyak orang salah pengertian dalam menjalankan suatu amalan
salah satunya istiqomah
orang menganggap bahwa istiqomah itu hanya lah tekad untuk mengerjakuan sesuatu padahal jika di jabarkan istiikomah memiliki suatu makna yg luas..
banyak orang salah pengertian dalam menjalankan suatu amalan
salah satunya istiqomah
orang menganggap bahwa istiqomah itu hanya lah tekad untuk mengerjakuan sesuatu padahal jika di jabarkan istiikomah memiliki suatu makna yg luas..
Spoiler for konsep yg tidak sederhana:
Konsep istikomah tidak sesederhana seperti yang sering dipahami selama ini. Istikomah seringkali diidentikkan dengan kontinyuitas sebuah amal. Al Qurthubi menyatakan bahwa ayat istikomah (QS Hud:112) telah membuat rambut Nabi Muhammad SAW beruban.
Diceritakan bahwa Abi Ali Asy-Syanawi mengaku pernah melihat Rasulullah SAW dalam mimpi. Dia kemudian bertanya, "Wahai Rasulullah SAW, ada sebuah riwayat darimu bahwa engkau pernah berkata, Surat Hud telah membuat kepala beruban." Beliau menjawab, "Benar." Asy Syanawi bertanya kembali, "Ayat apakah yang membuat rambutmu beruban, apakah ayat yang menceritakan tentang kisah-kisah para Nabi atau kehancuran umat terdahulu?" Beliau bersabda, "Tidak, tetapi disebabkan ayat yang berbunyi, 'istikomahlah kamu sebagaimana engkau telah diperintahkan'." (Muhammad bin Allan Ash Shadiqi, Dalil Al Falihin, I/282).
Secara bahasa, kata istikomah merupakan bentuk mashdar (infinitif) dari kata istaqama, yastaqimu yang artinya lurus, teguh, dan konsisten. Namun, pengertian secara bahasa ini belumlah cukup untuk mewujudkan istikomah sebagaimana yang diperintahkan Allah SWT. Oleh karena itu, ulama tasawuf mendefinisikan bahwa istikomah adalah bersikap konsisten terhadap pengakuan iman dan Islam, serta dengan tulus mengabdikan diri kepada Allah SWT untuk mengharapkan ridha-Nya di dunia dan akhirat.
Dari sekian banyak definisi yang dikemukakan para ulama, dapat dipahami bahwa dalam beristikamah ada dua hal pokok yang harus dipenuhinya. Pertama, beriman kepada Allah SWT. Kedua, mengikuti risalah yang dibawa oleh Rasulullah SAW, baik secara lahir maupun batin. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa orang yang istikomah adalah orang yang bisa mengaktualisasikan nilai keimanan, keislaman, dan keihsanan dalam dirinya secara total.
Meski untuk bisa mencapai tingkatan istikomah itu terasa amat sulit, namun kita harus tetap berusaha dan ber-munajah semampu kita. Sebab, seperti dikatakan Ibnu Katsir dalam menjelaskan ayat istikomah (QS Hud:112) ini, bahwa istikomah merupakan media yang paling baik untuk mendapatkan pertolongan Allah SWT dalam menghadapi berbagai kesulitan duniawi. Wallahu a'lam.
***
Diceritakan bahwa Abi Ali Asy-Syanawi mengaku pernah melihat Rasulullah SAW dalam mimpi. Dia kemudian bertanya, "Wahai Rasulullah SAW, ada sebuah riwayat darimu bahwa engkau pernah berkata, Surat Hud telah membuat kepala beruban." Beliau menjawab, "Benar." Asy Syanawi bertanya kembali, "Ayat apakah yang membuat rambutmu beruban, apakah ayat yang menceritakan tentang kisah-kisah para Nabi atau kehancuran umat terdahulu?" Beliau bersabda, "Tidak, tetapi disebabkan ayat yang berbunyi, 'istikomahlah kamu sebagaimana engkau telah diperintahkan'." (Muhammad bin Allan Ash Shadiqi, Dalil Al Falihin, I/282).
Secara bahasa, kata istikomah merupakan bentuk mashdar (infinitif) dari kata istaqama, yastaqimu yang artinya lurus, teguh, dan konsisten. Namun, pengertian secara bahasa ini belumlah cukup untuk mewujudkan istikomah sebagaimana yang diperintahkan Allah SWT. Oleh karena itu, ulama tasawuf mendefinisikan bahwa istikomah adalah bersikap konsisten terhadap pengakuan iman dan Islam, serta dengan tulus mengabdikan diri kepada Allah SWT untuk mengharapkan ridha-Nya di dunia dan akhirat.
Dari sekian banyak definisi yang dikemukakan para ulama, dapat dipahami bahwa dalam beristikamah ada dua hal pokok yang harus dipenuhinya. Pertama, beriman kepada Allah SWT. Kedua, mengikuti risalah yang dibawa oleh Rasulullah SAW, baik secara lahir maupun batin. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa orang yang istikomah adalah orang yang bisa mengaktualisasikan nilai keimanan, keislaman, dan keihsanan dalam dirinya secara total.
Meski untuk bisa mencapai tingkatan istikomah itu terasa amat sulit, namun kita harus tetap berusaha dan ber-munajah semampu kita. Sebab, seperti dikatakan Ibnu Katsir dalam menjelaskan ayat istikomah (QS Hud:112) ini, bahwa istikomah merupakan media yang paling baik untuk mendapatkan pertolongan Allah SWT dalam menghadapi berbagai kesulitan duniawi. Wallahu a'lam.
***
Spoiler for BANYAK HALANGANNYA:
1. Iblis
Iblis diberi umur panjang sehingga mereka berusaha menggunakan umur dan kesempatannya untuk menyesatkan manusia.
Cara iblis menjaring manusia yaitu dengan menggiring manusia agar melakukan dosa mulai tingkat terbesar hingga yang lebih ringan, yaitu dengan: Kufur dan Musyrik/ syirik, Bid'ah (mengada-ada perkara baru dalam urusan agama), dosa-dosa besar, dosa-dosa kecil, mengamalkan yang kurang utama meninggalkan yang lebih utama, dan seterusnya..
Maka kita berlindung kepada Allah dari jeratan iblis dan Syaitan.
2. Teman yang jelek
Teman yang jelek sangat jelas pengaruhnya. Berapa banyak orang yang tadinya memiiki jiwa yang lurus, namun akibat salah pergaulan dan salah "memilih" lingkungan hidup, tiba-tiba saja telah berubah menjadi jauh sekali. Maka lihatlah siapa teman dan lingkungan hidup Anda.
3 Hawa Nafsu:
Orang yang memperturutkan hawa nafsu akan sulit teguh di atas agama, ditambah kebiasaan menunda2, panjang angan-angan, dll
4. Terhempas dalam Fitnah (cobaan):
Fitnah syahwat maupun syubhat (kesesatan). Maksudya jika seseorang telah terhempas atau terjerumus dalam suatu fitnah (cobaan), misalnya fitnah syahwat dengan, kadang menjadikan orang yang dahulunya rajin dalam ilmu maupun amal tiba-tiba menghilang begitu saja.
5. Tidak Sabar
Tiadanya kesabaran seseorang juga bias menyebabkan orang tidak istiqamah, hal itu karena ia merasa berat denan cobaan itu dan pada akhirnya menyerah sebelum maksimal dalam memperjuangkan kesabaran itu.
Itulah beberapa kiat menjadi istiqamah beserta perkara yang dapat menjadi penghalag kita bisa istiqamah. semoga ita mampu mengabil pelajaran, dan Allah membimbing kita berada di atas jalan yang benar dan lurus. Wallahu A'lam.
Iblis diberi umur panjang sehingga mereka berusaha menggunakan umur dan kesempatannya untuk menyesatkan manusia.
Cara iblis menjaring manusia yaitu dengan menggiring manusia agar melakukan dosa mulai tingkat terbesar hingga yang lebih ringan, yaitu dengan: Kufur dan Musyrik/ syirik, Bid'ah (mengada-ada perkara baru dalam urusan agama), dosa-dosa besar, dosa-dosa kecil, mengamalkan yang kurang utama meninggalkan yang lebih utama, dan seterusnya..
Maka kita berlindung kepada Allah dari jeratan iblis dan Syaitan.
2. Teman yang jelek
Teman yang jelek sangat jelas pengaruhnya. Berapa banyak orang yang tadinya memiiki jiwa yang lurus, namun akibat salah pergaulan dan salah "memilih" lingkungan hidup, tiba-tiba saja telah berubah menjadi jauh sekali. Maka lihatlah siapa teman dan lingkungan hidup Anda.
3 Hawa Nafsu:
Orang yang memperturutkan hawa nafsu akan sulit teguh di atas agama, ditambah kebiasaan menunda2, panjang angan-angan, dll
4. Terhempas dalam Fitnah (cobaan):
Fitnah syahwat maupun syubhat (kesesatan). Maksudya jika seseorang telah terhempas atau terjerumus dalam suatu fitnah (cobaan), misalnya fitnah syahwat dengan, kadang menjadikan orang yang dahulunya rajin dalam ilmu maupun amal tiba-tiba menghilang begitu saja.
5. Tidak Sabar
Tiadanya kesabaran seseorang juga bias menyebabkan orang tidak istiqamah, hal itu karena ia merasa berat denan cobaan itu dan pada akhirnya menyerah sebelum maksimal dalam memperjuangkan kesabaran itu.
Itulah beberapa kiat menjadi istiqamah beserta perkara yang dapat menjadi penghalag kita bisa istiqamah. semoga ita mampu mengabil pelajaran, dan Allah membimbing kita berada di atas jalan yang benar dan lurus. Wallahu A'lam.
Spoiler for kemuliaan yg sangat tinggi:
Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata:
"????? ???? ???????: ???? ?????????? ??? ???? ????? ????? ????? ?? ????? ??? ?? ???? ??????? ?????? ??? ????? ????? ????? ?? ?????"
??????? ??? ?????? ?????? ??????? ??????? ? 187
"Sesungguhnya Kemulian yang paling utama adalah senantiasa istiqomah, tidaklah Allah memuliakan seorang hamba seperti menolongnya untuk melakukan apa yang dicintai dan yang diridhoiNya, dan menambahkan (pertolongan) kepadanya untuk melakukan hal yang mendekatnya kepada Allah dan yang mengangkat derajatnya".
Al-fuqon baina auliya Ar-Rahman wa aulya asy-syaithan, hal: 187.
Spoiler for cara mudah istikomah:
1. Memperdalam pemahaman mengenai dua kalimat syahadat
Dua kalimat syahadat adalah ikrar seseorang yang memeluk keyakinan agama Islam. Ini adalah cara kita sebagai umat Islam untuk mengamalkan rukun Islam yang pertama, yaitu ketika mengucap kalimat syahadat berarti kita bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad adalah utusan – Nya. Maka dengan mengucapkan kalimat itu kita berjanji tidak akan menyembah yang lain selain Allah SWT, taat kepada ajaran Allah serta Nabi Muhammad SAW.
2. Memperdalam pengetahuan mengenai Al Qur'an
Salah satu alasan kitab suci umat Islam ini diturunkan adalah untuk memperteguh keyakinan orang – orang yang sudah beriman dengan menjadi petunjuk bagi kehidupan mereka. Sebagaimana tercantum dalam salah satu surat yaitu:
"Katakanlah: Ruhul Qudus (Jibril) menurunkan Al Qur'an itu dari Rabb-mu dengan benar, untuk meneguhkan (hati) orang – orang yang telah beriman, dan menjadi petunjuk serta kabar gembira bagi orang – orang yang berserah diri (kepada Allah)."(Surat An – Nahl : 102)
3. Mulai belajar istiqomah dengan beramal
Untuk menjadi seseorang yang bersifat istiqomah dalam beragama, bisa dimulai dari hal – hal yang mendasar terlebih dulu seperti belajar untuk beramal shaleh. Membiasakan diri beramal seperti bersedekah walaupun sedikit adalah langkah awal yang bagus menuju pribadi yang istiqomah. Begitu juga dengan menjalankan shalat sunat, membantu sesama umat Muslim yang sedang dalam kesulitan, mengembangkan ciri – ciri teman yang baik dan tulus pada diri sendiri dan lain – lain. Hal – hal ini adalah cara menjadi pribadi yang baik bagi kita. Kelak amalan – amalan ini dapat ditingkatkan menjadi semakin besar lagi manfaatnya. Beramal juga bisa menjadi cara menghilangkan sifat egois seseorang.
4. Banyak berdoa
Tidak hanya berusaha melakukan berbagai hal agar bisa menjadi pribadi yang istiqomah dalam beragama, doa juga tidak kalah penting. Selalu berdoa agar tetap diberikan petunjuk dalam jalan yang benar akan memperkuat keyakinan terhadap Allah SWT dan ajaran – Nya. Untuk menjadi orang yang selalu tekun beribadah mungkin perlu ada cara merubah sifatyang buruk menjadi lebih baik. Berdoalah agar selalu bisa menjalankan perintah – Nya dan menjauhi semua larangan – Nya. Selalu memanjatkan doa dan meminta petunjuk bisa menjadi cara bersikap sabar dan cara bersikap tenang saat sedang ditimpa masalah.
5. Sering bercermin kepada kisah – kisah Islami
Telah banyak kisah – kisah teladan dalam Islam yang menunjukkan keberanian, kesabaran dan keteguhan hati para tokohnya. Misalnya kisah anak berbakti kepada orang tua dan cerita anak durhaka kepada ibunya yang menggambarkan keutamaan berbakti kepada orang tua yang bisa kita ambil hikmahnya. Dengan mengambil hikmah dari setiap cerita yang kita ketahui, akan dapat menambah keyakinan dan keimanan dalam beragama, serta akan menjadi jalan menjadi pribadi yang istiqomah. Melalui kisah – kisah ini juga kita akan dapat menjadi yakin akan adanya balasan bagi setiap perbuatan dan niat yang baik.
6. Mencari kawan yang sejalan
Meningkatkan pribadi menjadi istiqomah bisa dimulai dari menempatkan diri pada lingkungan yang dipenuhi orang – orang yang bertujuan sama. Orang – orang yang saleh dan mempunyai ciri – ciri orang baik hati adalah tempat yang baik bagi kita untuk mengembangkan sifat istiqomah dalam beragama. Seperti tercantum dalam ayat – ayat berikut ini:
"Dan janganlah kamu cenderung kepada orang – orang yang zalim yang menyebabkan kamu disentuh api neraka." (QS. Hud (12) : 113)
"Hai orang – orang beriman, bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang – orang yang benar."(QS. At – Taubah 119)
Bergaul dengan orang – orang soleh akan bisa mendorong motivasi kita untuk selalu berusaha istiqomah dalam beragama dan menjadi cara merubah diri menjadi lebih baik. Kita memerlukan teman yang bisa saling mengingatkan dalam kebaikan dan bukannya keburukan.
7. Bersikap konsisten dalam beribadah
Amalan yang disukai Allah adalah amalan yang dilakukan secara terus menerus dan berlanjut daripada amalan yang dilakukan secara tanggung atau tidak berkelanjutan. Hal ini tercantum dalam salah satu hadits dari Aisyah RA yaitu:
"Amalan yang paling dicintai Allah Ta'ala adalah amalan yang berkelanjutan walaupun itu hanya sedikit."
Walaupun sedikit, amalan yang rutin dilakukan lebih baik daripada yang cuma dilakukan sekali – sekali saja. Amalan yang dilakukan secara berkelanjutan akan menjadi ladang pahala dan menjadi perantara dalam mendekatkan diri kepada Allah, juga akan memperbesar ketaatan terhadap segala perintah Allah.
Tujuan hidup menurut Islam adalah untuk beribadah kepada Allah. Bersikap istiqomah dalam beribadah bisa memperbesar peluang untuk mendapatkan pahala, mendekatkan diri kepada Allah dan masuk surga. Karena itulah kita sebagai pemeluk agama Islam perlu memupuknya agar dalam diri kita tumbuh sifat yang istiqomah dan menjadi pribadi yang taat beragama dan beribadah kepada Allah.
Dua kalimat syahadat adalah ikrar seseorang yang memeluk keyakinan agama Islam. Ini adalah cara kita sebagai umat Islam untuk mengamalkan rukun Islam yang pertama, yaitu ketika mengucap kalimat syahadat berarti kita bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad adalah utusan – Nya. Maka dengan mengucapkan kalimat itu kita berjanji tidak akan menyembah yang lain selain Allah SWT, taat kepada ajaran Allah serta Nabi Muhammad SAW.
2. Memperdalam pengetahuan mengenai Al Qur'an
Salah satu alasan kitab suci umat Islam ini diturunkan adalah untuk memperteguh keyakinan orang – orang yang sudah beriman dengan menjadi petunjuk bagi kehidupan mereka. Sebagaimana tercantum dalam salah satu surat yaitu:
"Katakanlah: Ruhul Qudus (Jibril) menurunkan Al Qur'an itu dari Rabb-mu dengan benar, untuk meneguhkan (hati) orang – orang yang telah beriman, dan menjadi petunjuk serta kabar gembira bagi orang – orang yang berserah diri (kepada Allah)."(Surat An – Nahl : 102)
3. Mulai belajar istiqomah dengan beramal
Untuk menjadi seseorang yang bersifat istiqomah dalam beragama, bisa dimulai dari hal – hal yang mendasar terlebih dulu seperti belajar untuk beramal shaleh. Membiasakan diri beramal seperti bersedekah walaupun sedikit adalah langkah awal yang bagus menuju pribadi yang istiqomah. Begitu juga dengan menjalankan shalat sunat, membantu sesama umat Muslim yang sedang dalam kesulitan, mengembangkan ciri – ciri teman yang baik dan tulus pada diri sendiri dan lain – lain. Hal – hal ini adalah cara menjadi pribadi yang baik bagi kita. Kelak amalan – amalan ini dapat ditingkatkan menjadi semakin besar lagi manfaatnya. Beramal juga bisa menjadi cara menghilangkan sifat egois seseorang.
4. Banyak berdoa
Tidak hanya berusaha melakukan berbagai hal agar bisa menjadi pribadi yang istiqomah dalam beragama, doa juga tidak kalah penting. Selalu berdoa agar tetap diberikan petunjuk dalam jalan yang benar akan memperkuat keyakinan terhadap Allah SWT dan ajaran – Nya. Untuk menjadi orang yang selalu tekun beribadah mungkin perlu ada cara merubah sifatyang buruk menjadi lebih baik. Berdoalah agar selalu bisa menjalankan perintah – Nya dan menjauhi semua larangan – Nya. Selalu memanjatkan doa dan meminta petunjuk bisa menjadi cara bersikap sabar dan cara bersikap tenang saat sedang ditimpa masalah.
5. Sering bercermin kepada kisah – kisah Islami
Telah banyak kisah – kisah teladan dalam Islam yang menunjukkan keberanian, kesabaran dan keteguhan hati para tokohnya. Misalnya kisah anak berbakti kepada orang tua dan cerita anak durhaka kepada ibunya yang menggambarkan keutamaan berbakti kepada orang tua yang bisa kita ambil hikmahnya. Dengan mengambil hikmah dari setiap cerita yang kita ketahui, akan dapat menambah keyakinan dan keimanan dalam beragama, serta akan menjadi jalan menjadi pribadi yang istiqomah. Melalui kisah – kisah ini juga kita akan dapat menjadi yakin akan adanya balasan bagi setiap perbuatan dan niat yang baik.
6. Mencari kawan yang sejalan
Meningkatkan pribadi menjadi istiqomah bisa dimulai dari menempatkan diri pada lingkungan yang dipenuhi orang – orang yang bertujuan sama. Orang – orang yang saleh dan mempunyai ciri – ciri orang baik hati adalah tempat yang baik bagi kita untuk mengembangkan sifat istiqomah dalam beragama. Seperti tercantum dalam ayat – ayat berikut ini:
"Dan janganlah kamu cenderung kepada orang – orang yang zalim yang menyebabkan kamu disentuh api neraka." (QS. Hud (12) : 113)
"Hai orang – orang beriman, bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang – orang yang benar."(QS. At – Taubah 119)
Bergaul dengan orang – orang soleh akan bisa mendorong motivasi kita untuk selalu berusaha istiqomah dalam beragama dan menjadi cara merubah diri menjadi lebih baik. Kita memerlukan teman yang bisa saling mengingatkan dalam kebaikan dan bukannya keburukan.
7. Bersikap konsisten dalam beribadah
Amalan yang disukai Allah adalah amalan yang dilakukan secara terus menerus dan berlanjut daripada amalan yang dilakukan secara tanggung atau tidak berkelanjutan. Hal ini tercantum dalam salah satu hadits dari Aisyah RA yaitu:
"Amalan yang paling dicintai Allah Ta'ala adalah amalan yang berkelanjutan walaupun itu hanya sedikit."
Walaupun sedikit, amalan yang rutin dilakukan lebih baik daripada yang cuma dilakukan sekali – sekali saja. Amalan yang dilakukan secara berkelanjutan akan menjadi ladang pahala dan menjadi perantara dalam mendekatkan diri kepada Allah, juga akan memperbesar ketaatan terhadap segala perintah Allah.
Tujuan hidup menurut Islam adalah untuk beribadah kepada Allah. Bersikap istiqomah dalam beribadah bisa memperbesar peluang untuk mendapatkan pahala, mendekatkan diri kepada Allah dan masuk surga. Karena itulah kita sebagai pemeluk agama Islam perlu memupuknya agar dalam diri kita tumbuh sifat yang istiqomah dan menjadi pribadi yang taat beragama dan beribadah kepada Allah.