Kisah Pendakian Merbabu (Flashback)
Monday, July 30, 2018
Sabtu 21 Juni 2014 ini begitu cerah, saya awali hari dengan jogging bersama mas Agung dan mas Budi. Biasanya saya hanya sanggup setengah putaran, kali ini bersama mereka dua putaran plus jalan santai satu putaran di Embung Tambak Boyo (Condong Catur, Sleman) saya libas. Tempat ini sangat cocok untuk jogging karena selain track yang panjang, tempat ini juga menyediakan pemandangan yang begitu indahnya. Setelah jogging berlangsung, kami memanjat dinding di sekitar pinggiran Embung yang membatasi wilayah warga dengan wilayah wisata embung ini sendiri. Dari atas, kami dimanjakan lagi dengan pemandangan yang begitu memanjakan mata. Setelah itu, kami menutup acara pagi ini dengan sarapan di Warung Soto di daerah Klebengan. Hemm, hari yang begitu menyegarkan.
Setelah jogging, saya langsung kembali melanjutkan aktivitas seperti biasanya. Ya, berangkat ke Kopma UNY tercinta dan melakukan beberapa aktivitas seperti biasanya. Lalu, apa yang berbeda dihari ini? Ya, banyak yang berbeda, terutama setelah dari Kopma, saya mulai 'packing' menyiapkan seluruh pembekalan untuk perjalanan hari ini. Setelah dari Kopma saya mampir mini market untuk berbelanja kebutuhan perjalanan. Dengan bermodalkan tas carrier pinjaman beserta matras dan sleeping bag pinjaman juga saya mulai packing. And finally, packing done pukul 16.00 WIB dan saya menanti adek angkatan Ikatan Siswa Pecinta Alam (Iksapala), Lely, agar kami bisa berangkat bersama. Belum ada kabar dari anak itu. Kemudian saya memutuskan untuk menunggunya di Toko Planet Adventure supaya ada teman tunggu, hehe
Tak kunjung muncul, ternyata tiba kabar bahwa dia akan tiba setelah Isya. Kemudian, setelah saya menjemputnya di Pasar Gamping, kami menuju jalan kaliurang menjemput dua laki-laki yang keduanya juga merupakan adek angkatan saya. Baru sadar, mereka semua merupakan angkatan T dan saya sendiri adalah angkatan S. Dalam Iksapala, nama angkatan berurutan berdasar Abjad. Setelah menjemput mereka dan shalat di kontrakan mereka, kami pun bergerak walau hujan membersamai kami. Sekitar pukul 20.00 WIB kami berangkat dari Yogyakarta menuju Magelang dan pukul 22.00 WIB basecamp Merbabu via Wekas menyambut hangat tubuh kami ini. Perjalanan memang tidak berjalan begitu mulus, motorku yang dua tahun lalu pernah melewati jalanan ini dari gerbang Wekas hingga basecamp membawa seorang cewek kuat tanpa harus menurunkan penumpang, kali ini benar-benar sudah tidak kuat, dengan terpaksa Lely harus berjalan kaki.
Setibanya di basecamp kami meletakkan sejenak carrier-carrier yang penuh dengan perbekalan kami. Sebelum melanjutkan perjalanan, kami memesan makan yang disediakan di basecamp. Dengan iuran Rp 7.000,- cukup untuk nasi telor sayur dan membuat kami kenyang. Tanpa terasa jam sudah menunjukkan pukul 00.05 WIB dan berganti hari. Ya, saat itu hari berganti Minggu, 22 Juni 2014. Kemudian, kami bergegas agar kita segera bisa istirahat di camping ground atau POS II. FYI jarak basecamp sampai puncak berkisar 5 km. Jadi jelas kami harus berhenti sebelum melanjutkan ke puncak. Singkat cerita, kami sampai di POS II pukul 03.30 WIB, cukup lama memang karena tubuh yang kondisinya sudah cukup lelah dengan aktivitas hari itu dan memang kami adalah pendaki hore. Rencana ingin menyusul adik-adik kami yang sedang melaksanakan Pendidikan Lanjut (Dikjut) angkatan X pun pupus karena faktanya mereka sudah beranjak ke puncak pukul 03.00 WIB. Jelas kami tidak bisa menyusul mereka, setelah mendirikan tenda, sekitar pukul 04.00 WIB kami memutuskan untuk tidur dan melanjutkannya nanti.
Pukul 05.30 WIB kami bangun dan kami sadar kalau kami telat sholat subuh, hehe. Udara merbabu mendekap kami begitu erat hingga susah bangun. Sleeping bag pun rasanya enggan lepas dari tubuh kami. Beruntungnya POS II begitu bersahabat, sumber air yang melimpah membuat kami tidak kebingunan untuk wudhu. Dan pagi ini rasanya wudhu dengan air kulkas, beku
Setelah berwudhu kami, bergegas menyalakan kompor. Beruntung ada seksi konsumsi (baca: Lely) yang langsung menawarkan makanan dan minuman hangat untuk menghangatkan tubuh kami sebelum melanjutkan perjalanan ke Puncak. Lely juga yang bersedia jaga tenda, sedangkan saya, Haris, Candra dan Halim melanjutkan perjalanan yang masih jauh. Jadi, pukul 07.00 WIB kami melanjutkan perjalanan ke Puncak, masih sekitar 3 – 4 jam perjalanan lagi. Perjalanan kali ini membawa bekal secukupnya. Tas carrier yang besar itu harus ditinggal karena medannya kali ini cukup berat. Membawa air mineral sekitar 2 botol 1,5 liter untuk 4 orang kami rasa cukup, beserta roti secukupnya.
Diperjalanan memang saya akui saya yang paling lambat, saya menikmati setiap perjalanan dengan sesekali menghadap belakang dan menarik nafas. Pemandangan dibelakang sangat cantik, terlihat beberapa jajaran pegunungan yang memanggil meminta didaki. Dalam perjalanan, akhirnya kami bertemu dengan rombongan Iksapala. Kondisinya kami baru naik tapi mereka sudah turun. Tak apalah, yang penting bertemu.
Singkat cerita...
Ternyata dilematika itu muncul, ketika tiba dipersimpangan antara Puncak Sarif dan Kenteng Songo. Posisinya, Puncak Sarif tampak begitu dekat, paling sekitar 15 menit dan Kenteng Songo masih jauh berliku, sekitar 45 menit bahkan satu jam dengan medan yang spesial. Saya hampir memutuskan untuk menuju puncak Sarif saja dengan kondisi kaki yang bergetar.
Namun, terlintas dipikiran, "Lalu apa arti perjuangan? Kenapa harus setengah-setengah?"
Akhirnya saya memutuskan untuk ke Kenteng Songo. Perjalanan memang tidak mudah, tapi menyengkan. Walau sempat bertemu dengan mbak-mbak yang kakinya dibalut kassa karena terkilir atau patah tulang. Memang, butuh teknik climbing yang baik. Beruntung dulu kami pernah belajar.
Singkat cerita (lagi)
Kami sampai di puncak pukul 11.00 WIB, ya empat jam perjalanan, begitu lama tapi memuaskan. Sesampainya di Puncak, saya mengeluarkan kertas dan spidol untuk menulis beberapa kata ucapan terima kasih terutama untuk Mama yang sudah mengijinkan, ini kala pertama saya diberi ijin naik gunung, haha. Ohya, diatas selain foto-foto, saya tidur di Puncak Kenteng Songo. Panas begitu menyengat dengan pakaian serba hitam menambah mudah perjalanan sinar matahari menuju tubuh ini.
Singkat cerita (lagi dan lagi)
Kami turun pukul 13.00 WIB dan sampai lagi di POS II pukul 15.30 WIB, ya cukup lama. Tapi saya nikmati. Setibanya di POS II, kami disuguhi makanan lengkap nasi sayur dan lauk oleh Koki handal kami, saudari Lely. Setelah kenyang makan, kami baru shalat Ashar dan Jama' Dhuhur. Kembali lagi di POS II kami istirahat sejenak dan melanjutkan perjalanan pulang pukul 17.00 WIB.
And finally, kita sampai Basecamp bada Isya. Karena kaki rasanya tidak bersahabat, terutama mata yang sudah sayup-sayup. Kami pun memutuskan untuk menginap di basecamp dulu hingga esok baru pulang. Hmm, sekian dulu ceritanya