Menang atau Kalah itu Biasa, yang Susah Itu Lapang Dada

Seminggu lebih telah berlalu, pemilihan kepala daerah sudah usai di gelar. Para pemenang dari pilkada serentak sudah kita ketahui. Sudah menjadi tradisi di negeri ini setiap lima tahun sekali selalu ada pemilihan umum baik secara nasional ataupun daerah, setiap pesta demokrasi pasti akan selalu ramai dan tak jarang setiap kelompok bersitegang dan bersaing untuk memenangkan jagoannya masing-masing.

Aroma-aroma panas dari politik begitu terasa saat menjelang pemilihan umum tiba kemarin-kemarin, para simpatisan dan juga kader partai bergerak untuk mencari pengaruh dari masyarakat dalam menggalang kekuatan untuk memenangkan setiap jagoannya dengan berbagai cara. Itulah politik, persaingannya terkadang begitu ketat, maka janganlah heran bila ada yang menghalalkan berbagai cara untuk meraih kemenangan.


credit : nu.or.id

Meski pemilihan umum kepala daerah telah berlalu, tapi hawa panas politik saat ini memang masihlah terasa, hal ini mungkin karena faktor tahun depan ada pileg dan pilpres. Selepas pilkada berlalu, ada euforia yang dirasakan oleh para pemenang dan ada yang sedih dengan kekalahan, bahkan ada yang tidak terima dengan kekalahan seperti yang terjadi di suatu daerah beberapa waktu yang lalu, ada sekelompok yang mengamuk karena paslon kepala daerah yang di dukung  pilkada kalah saing dengan paslon lain.

Kalah dan menang itu biasa, karena dalam setiap kompetisi selalu melahirkan pemenang dan juga yang tersisih. Pilkada dan sejenisnya adalah satu dari sekian banyak kompetisi yang seringkali kita temui. Wajar bila ada yang menang dan kalah, karena itulah arti dari setiap kompetisi. Yang terpenting adalah cara menyikapinya, bagi para pemenang jangan telalu ber euforia dengan kemenangan karena disisi lain ada yang mengalami kekalahan. Begitu pula yang kalah harus bisa lapang dada dan memberi selamat pada pemenang, Jangan malah mencari alasan karena ini itu, akan tetapi terima dengan ikhlas dan dukung pemerintahan yang terpilih.

Lapang dada memanglah susah, apalagi dalam konteks politik yang penuh dengan kepentingan. Menang dan kalah menjadi pertaruhan, karena konteksnya berhubungan dengan kekuasaan, setiap partai membawa ideologinya tersendiri yang terkadang berbenturan dengan partai lainnya. Maka janganlah heran bila ada yang tak bisa lapang dada menerima kekalahan, karena dengan kekalahan itulah pemikiran dan kebijakan yang ingin mereka tonjolkan malah terhambat perkembangannya.

credit : rajapena.org

Seandainya setiap orang menanggalkan setiap sikap keegoisannya mungkin tak akan susah untuk menjembatani para pemenang dan juga yang kalah dalam kompetisi perebutan kekuasaan. Jika tak ada rasa egois tentunya kepentingan golongan akan dihilangkan dan diganti dengan kesepakatan bersama untuk  membangun kesejahteraan bagi masyarakat.

Inilah kehidupan yang selalu di hiasi dengan kompetisi, mau menang atau kalah yang pasti kita harus bisa menerima keadaan dan bisa berlapang dada. Kehidupan ini sudah selayaknya kita nikmati meskipun hasilnya tak sesuai yang diharapkan.Demikian paparan tulisan ane kali ini, ada tanggapan? Silahkan sampaikan di kolom komentar dan sampai jumpa di tulisan berikutnya. :D

Sumber : opini pribadi dan inspirasi kehidupan
Sumber Berita
Sumber gambar via google images


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel