Ternyata Kerak Bumi Menyimpan Triliunan Ton Berlian loh gan!
Thursday, July 19, 2018
Siapa sih yang gak mau punya berlian? pasti agan kalo nemu yang imitasinya aja pasti dah girang.
Gimana gak girang, berlian kan batuan yang langka dan paling keras di bumi.
:matabelo
Tapi agan tau gak nih, baru-baru ini tim peneliti gak sengaja nemuin harta karun numpuk loh, alias sarangnya berlian
Emang sih tempatnya susah di jangkau, tapi gk ada yg mungkin gan!
:cool
Quote:
Foto ilustrasi berlian yang ditemukan di dalam kerak Bumi. | Bjoern Wylezich /Shutterstock
Berlian adalah batu permata yang paling berharga dan juga batu paling keras di Bumi. Ia berasal dari dalam tanah, jauh di bawah kaki kita. Lalu apa alasannya hingga berlian dianggap batu paling berharga di muka Bumi?
Seperti dilansir The Independent, Selasa (17/7/2018), berlian berada jauh di dalam kerak Bumi. Bahkan para ahli geologi dari Universitas Harvard, Institut Teknologi Massachusetts (MIT), Universitas California, dan sejumlah perguruan tinggi lain asal Amerika Serikat (AS) menemukan lokasi pasti berlian itu tanpa sengaja berkat gelombang suara.
"Ini menunjukkan bahwa berlian bukanlah mineral biasa, tapi ia ada dalam skala besar geologi. Itu relatif umum," kata Ulrich Faul, peneliti dari Departemen Ilmu Bumi, Atmosfer, dan Planet MIT.
"Kita tidak bisa mendapatkannya, tapi tetap saja, ada lebih banyak berlian di sana daripada yang pernah kita pikirkan sebelumnya," ujarnya.
Dalam Earth, Faul menjelaskan bahwa fakta itu boleh jadi menunjukkan bahwa berlian bukan mineral yang eksotis. Dalam skala geologi, berlian memang relatif umum.
Berlian terbentuk oleh suhu panas yang hebat dan tekanan besar kerak bumi. Erupsi gunung berapi kemudian melontarkannya ke permukaan.
Menurut Faul, erupsi sering melibatkan bebatuan cratons. Ini adalah salah satu bebatuan paling tua di Planet Bumi. Dia berada sekitar 300 mil di bawah Bumi.
Bebatuan cratons yang cukup tebal dan kokoh inilah asal mula berlian. Dan penemuan pun sebenarnya tidak sengaja.
Para peneliti sebenarnya sedang mempelajari gelombang suara yang dihasilkan gempa bumi dan aktivitas seismik. Namun, mereka menangkap pergerakan suara yang lebih cepat secara signifikan saat melewati formasi bebatuan cratons kuno.
Mereka paham bahwa bebatuan cratons memang bisa meningkatkan kecepatan gelombang suara. Namun, mereka tak menduga bisa secepat yang ditemui.
"Ketebalan suara yang kami ukur jauh lebih cepat dari pada dugaan awal. Lalu kami menyimpulkan ini ada masalah dan itulah proyek ini (berlian) bermula," tutur Faul.
Untuk mencari tahu dari mana asal bebatuan cratons ini, para peneliti pun mempelajari data seismik keluaran Lembaga Survei Geologi AS. Lalu mereka menciptakan 3D model demi keperluan simulasi gelombang suara.
Hasilnya, menurut hasil penelitian mereka yang sudah dipublikasikan dalam jurnal ilmiah geologi, memang hanya cratons yang mampu membuat kecepatan gelombang suara seperti pada awal penemuan. Dan dari sana, seperti ditulis New Atlas, para peneliti menyimpulkan setiap cratons mengandung satu-dua persen berlian.
Kedengarannya tidak banyak. Namun, mengingat volume kawah yang terdiri bebatuan cratons di dasar Bumi cukup banyak, para peneliti menyimpulkan ada empat juta ton berlian di dasar Bumi atau sekitar 1.000 kali lebih banyak daripada perkiraan awal.
Namun begitu, upaya untuk mengambil berlian itu bakal sulit. Sky News (17/7) melaporkan kedalaman volume besar berlian itu melebihi teknologi penggalian yang dikuasai manusia saat ini.
Penggalian terdalam yang pernah dilakukan manusia adalah Kola Superdeep Borehile di Rusia. Penggalian mencapai 12 km, tapi butuh waktu 20 tahun untuk mencapainya.
Apapun, menurut Faul, berlian dalam bebatuan cratons itu tak akan hilang ditelan Bumi. Cratons justru mirip seperti serpihan kayu yang bisa mengambang di atas air.
"Cratons sedikit lebih ringan dibanding bebatuan di sekelilingnya, jadi mereka tak akan tenggelam ke dalam Bumi, melainkan tetap mengambang di permukaan. Itu sebabnya mereka awet," ujar Faul.
Seperti dilansir The Independent, Selasa (17/7/2018), berlian berada jauh di dalam kerak Bumi. Bahkan para ahli geologi dari Universitas Harvard, Institut Teknologi Massachusetts (MIT), Universitas California, dan sejumlah perguruan tinggi lain asal Amerika Serikat (AS) menemukan lokasi pasti berlian itu tanpa sengaja berkat gelombang suara.
"Ini menunjukkan bahwa berlian bukanlah mineral biasa, tapi ia ada dalam skala besar geologi. Itu relatif umum," kata Ulrich Faul, peneliti dari Departemen Ilmu Bumi, Atmosfer, dan Planet MIT.
"Kita tidak bisa mendapatkannya, tapi tetap saja, ada lebih banyak berlian di sana daripada yang pernah kita pikirkan sebelumnya," ujarnya.
Dalam Earth, Faul menjelaskan bahwa fakta itu boleh jadi menunjukkan bahwa berlian bukan mineral yang eksotis. Dalam skala geologi, berlian memang relatif umum.
Berlian terbentuk oleh suhu panas yang hebat dan tekanan besar kerak bumi. Erupsi gunung berapi kemudian melontarkannya ke permukaan.
Menurut Faul, erupsi sering melibatkan bebatuan cratons. Ini adalah salah satu bebatuan paling tua di Planet Bumi. Dia berada sekitar 300 mil di bawah Bumi.
Bebatuan cratons yang cukup tebal dan kokoh inilah asal mula berlian. Dan penemuan pun sebenarnya tidak sengaja.
Para peneliti sebenarnya sedang mempelajari gelombang suara yang dihasilkan gempa bumi dan aktivitas seismik. Namun, mereka menangkap pergerakan suara yang lebih cepat secara signifikan saat melewati formasi bebatuan cratons kuno.
Mereka paham bahwa bebatuan cratons memang bisa meningkatkan kecepatan gelombang suara. Namun, mereka tak menduga bisa secepat yang ditemui.
"Ketebalan suara yang kami ukur jauh lebih cepat dari pada dugaan awal. Lalu kami menyimpulkan ini ada masalah dan itulah proyek ini (berlian) bermula," tutur Faul.
Untuk mencari tahu dari mana asal bebatuan cratons ini, para peneliti pun mempelajari data seismik keluaran Lembaga Survei Geologi AS. Lalu mereka menciptakan 3D model demi keperluan simulasi gelombang suara.
Hasilnya, menurut hasil penelitian mereka yang sudah dipublikasikan dalam jurnal ilmiah geologi, memang hanya cratons yang mampu membuat kecepatan gelombang suara seperti pada awal penemuan. Dan dari sana, seperti ditulis New Atlas, para peneliti menyimpulkan setiap cratons mengandung satu-dua persen berlian.
Kedengarannya tidak banyak. Namun, mengingat volume kawah yang terdiri bebatuan cratons di dasar Bumi cukup banyak, para peneliti menyimpulkan ada empat juta ton berlian di dasar Bumi atau sekitar 1.000 kali lebih banyak daripada perkiraan awal.
Namun begitu, upaya untuk mengambil berlian itu bakal sulit. Sky News (17/7) melaporkan kedalaman volume besar berlian itu melebihi teknologi penggalian yang dikuasai manusia saat ini.
Penggalian terdalam yang pernah dilakukan manusia adalah Kola Superdeep Borehile di Rusia. Penggalian mencapai 12 km, tapi butuh waktu 20 tahun untuk mencapainya.
Apapun, menurut Faul, berlian dalam bebatuan cratons itu tak akan hilang ditelan Bumi. Cratons justru mirip seperti serpihan kayu yang bisa mengambang di atas air.
"Cratons sedikit lebih ringan dibanding bebatuan di sekelilingnya, jadi mereka tak akan tenggelam ke dalam Bumi, melainkan tetap mengambang di permukaan. Itu sebabnya mereka awet," ujar Faul.
Hayo yang emaknya nyimpen berlian mulai panik.....
Tempat udah di verifikasi, tinggal nunggu alat penggali yang mutahir aja nih
Tempat udah di verifikasi, tinggal nunggu alat penggali yang mutahir aja nih
:ultahhore
Bisa jadi dimasa depan berlian gak semahal sekarang ini dan mungkin berlian nantinya bisa buat bahan gagang pintu kloset
:wakaka
:wakaka
Quote:
Quote:
