AI, Kecerdasan Buatan Yang Bisa Memusnahkan Manusia





Benarkah manusia bisa menciptakan sebuah program yang dapat berfikir sendiri dan mempelajari sesuatu sendiri? Pertanyaan itu akhirnya terjawab : Benar!

Pada 1950, matematikawan penemu Mesin Enigma yang menjadi cikal bakal komputer, Alan Turing, mengajukan usulan: sebuah mesin dapat dididik seperti anak-anak. Sementara pada 1955, inventor bahasa pemrogaman LISP John McCarthy menciptakan kata "kecerdasan buatan" untuk pertama kalinya.

AI atau Artificial Intelligence secara harfiah bisa diartikan sebagai kecerdasan buatan. Apa yang dimaksud dengan Kecerdasan Buatan itu? Menuruyt KBBI, cerdas adalah : cerdas/cer·das/ a 1 sempurna perkembangan akal budinya (untuk berpikir, mengerti, dan sebagainya); tajam pikiran. Jadi, kalau kita ingin mengartikan Kecerdasan Buatan menurut bahasa yang baku adalah, sebuah obyek yang dibuat mendekati sempurna untuk mengerti, berfikir, mengambil keputusan, dan menjawab sebuah masalah dengan cepat, tepat, dan akurat. Hebat kan?

Menurut Herbert Alexander Simon (peneliti di bidang psikologi kognitif, ilmu komputer, administrasi umum, ekonomi dan filsafat), defini kecerdasan buatan adalah : kawasan penelitian, aplikasi dan instruksi yang terkait dengan pemrograman komputer untuk melakukan sesuatu hal yang -dalam pandangan manusia adalah- cerdas.

Sementara menurut Elaine Rich dan Kevin Knight dari McGraw-Hill Comanies, tahun 1991 mengatakan bahwa kecerdasan buatan adalah sebuah studi tentang bagaimana membuat komputer melakukan hal-hal yang pada saat ini dapat dilakukan lebih baik oleh manusia.

Dan kini AI bukan lagi sebuah studi, melainkan kenyataan! Dan bentuk yang diadaptasikan untuk menempatkan sebuah AI tak lain adalah sebuah Robot. Dan Robot ini bisa berupa Robot yang bentuknya kaku, bisa juga seperti manusia sempurna yang biasa disebut Humanoid.

Sebuah games yang sekarang ini tengah menjadi pembicaraan masyarakat dunia adalah games Detroit Become Human.Bagaimana disana disajikan sebuah games yang menceritakan kelompok robot cerdas yang berbasis AI, melakukan pekerjaan layaknya manusia. Jika sebuah robot tidak punya hati dan perasaan, semua itu tidak berlaku bagi mereka. Mereka mempunyai hati dan perasaan. Ini yang membuat mereka memberontak menuntut hak mereka.


Detroit Become Human, developed by Quantic Dream and published by Sony Interactive Entertainment for PlayStation 4




Itu baru salah satu contoh. Pernah nonton film Chappie? Sedih bro. Atau film I Robot? Ghost in the Shell? Lantas kenapa tiap film-film mengenai AI Robot selalu sedih? Ya itu tadi. Karena sebuah robot tak punya hati dan perasaan, karena mereka mempelajari perilaku manusia, jadilah mereka seperti manusia. Dan endingnya selalu menuntut persamaan hak. Belum lagi AI Robot yang kejam seperti di film AI. Itu cuma sedikit saja film-film mengenai AI. Yang spektakuler tentu saja Terminator!

AI, adalah buah dari kecerdasan manusia. Bagaimana sebuah komputer dibangun hanya dengan algoritma 0 dan 1, bisa menjadi sebuah AI. Dan kini, AI banyak dipakai di bidang kedokteran, ekonomi, fisika dan biologi, sampai militer. Yang terakhir inilah yang ditakutkan. Ketika sebuah Robot AI menjadi cerdas dan bisa mempelajari perilaku manusia, maka tak mustahil mereka akan menciptakan diri mereka sendiri, mengkloning diri mereka dengan cepat, memproduksi untuk membangun kekuatan, dan akhirnya menguasai dunia!

Bukan cuma 1 atau 2 orang yang mengkhawatirkan hal ini. Bukan cuma Bill Gates sang pemilik Microsoft. Awal November 2017, fisikawan Inggris Stephen Hawking mengatakan, kecerdasan buatan akan melampaui kemampuan manusia dan menciptakan sebuah bentuk baru kehidupan."Saya takut kecerdasan buatan akan menggantikan manusia secara keseluruhan. Mereka layaknya virus komputer yang dapat mengembangkan kemampuan dan mereplikasi diri," ujar Hawking kepada Wired.

Pada 2014, Hawking mengatakan kepada BBC bahwa perkembangan kecerdasan buatan dapat menjadi penanda akhir umat manusia.

Bahkan CEO Tesla dan SpaceX Elon Musk, Tony Stark si Iron Man dalam kehidupan nyata, sempat mencuit, "Jika Anda tidak peduli dengan keamanan AI (kecerdasan buatan), sebaiknya Anda peduli. Resikonya lebih besar dari Korea Utara." Musk bahkan sampai menyumbangkan dana sebesar 10 juta dolar AS untuk Future of Life Institute, lembaga yang yang dibentuk dengan tujuan memitigasi risiko yang ditimbulkan pengembangan kecerdasan buatan.

Berlebihankah? Nampaknya tidak. 10 February 1996, sebuah proyek IBM yang diberi nama Deep Blue, berhasil mengalahkan pecatur handal dunia Gerry Kasparov dalam pertandingan catur 6 babak. Ternyata program Deep Blue dapat mempelajari setiap langkah Gerry Kasparov! Mempelajari! Inilah kunci dari sebuah AI. Dan ini biang utama ketakutan manusia akan AI. Mereka mempunyai kemampuan untuk belajar dengan cepat!


Saat Gerry Kasparov kalah dipecundangi Deep Blue


Contoh lain dari kehebatan AI seperti yang dilakukan sebuah program start up ini. Al Music, sebuah perusahaan rintisan (start-up) asal Inggris berhasil menciptakan kecerdasan buatan yang mampu menciptakan musik berdasarkan genre, mood, tempo, instrumen dan panjang lagu yang diinginkan seseorang.

Sementara pada Juli 2017, kecerdasan buatan milik Facebook menciptakan bahasa baru yang tidak dimengerti manusia. Pada pertemuan FII itu pun, robot Sophia didapuk sebagai warga negara Arab Saudi – seolah setara dengan manusia. Nah lho!!!

Ketika Software yang handal bertemu dengan hardware yang mumpuni, maka kolaborasi keduanya adalah AI. Dan ketika AI tak terkendali lagi, maka bersiaplah manusia menghadapi kemusnahannya sendiri, akibat dari penciptaannya.




========= n4z1 2018 ========


Tulisan disusun sendiri dengan referensi dari wikipedia.com, tirto.id dan sumber lain.
Gambar-gambar milik pihak ketiga yang diambil dari Google Search.







Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel