Ini Pesan Yang Pernah Tercantum Pada Bungkus Rokok
Monday, August 20, 2018
Selamat pagi, siang, sore, petang, dan malam kawan - kawan kaskuser semua yang baik hati. Bertemu kembali di thread sederhana ane.
:nyepi
Bagi sebagian orang, merokok merupakan kebutuhan dasar, mengalahkan kebutuhan lainnya. Bahkan pernah ada yang bilang " mending tak makan, dari pada tak merokok". Ini membuktikan bahwa pengaruh rokok sangat besar sekali. Baik tua maupun muda, bahkan anak di bawah umur pun sekarang menjadi pengkonsumsi rokok. Apalagi, selama ini rokok lekat dengan kesan yang macho, laki, dan gaul.
Banyak di antara perokok aktif yang awalnya hanya sekedar penasaran, coba - coba hingga akhirnya ketagihan. Ada pula yang hanya ingin kelihatan gahol saja di depan teman - temannya. Dan ada juga karena pengaruh lingkungan. Karena orang di sekelilingnya adalah perokok, mau tak mau akhirnya ikut terbawa arus juga.
Menurut sejarah, rokok pertama kali di kenal oleh Suku Maya, Aztec, dan Indian di benua Amerika. Tidak ada yang mengetahui secara pasti kegiatan ini di mulai sejak kapan. Tapi menurut ahli sejarah, di perkirakan sudah ada sejak seribu tahun sebelum masehi. Awalnya merokok merupakan sebuah tradisi. Tak hanya membakar tembakau tapi juga mengunyahnya. Tradisi ini ada sebagai bentuk penghormatan dan simbol persaudaraan saat beberapa suku sedang berkumpul. Hingga saat ini pun, rokok juga masih menjadi simbol persaudaraan dan keakraban saat berkumpul.
Pengaruh tradisi merokok akhirnya meluas ke benua biru, Eropa sejak kedatangan Columbus ke Amerika. Sejak saat itu pengaruhnya semakin meluas ke berbagai penjuru dunia. Di Indonesia sendiri, perkembangan rokok tak bisa lepas dari sejarah rokok kretek. Awal abad ke 19, seorang pengidap asma bernama Haji Djamari ingin membuat ramuan obat untuk penyakitnya. Entah mendapat ide dari mana, ia malah mencoba meracik tambakau dan cengkeh kemudian menghisapnya. Perlahan tapi pasti, sakit asma yang di deritanya mereda akibat rajin menghisap racikan tembakau yang ia buat. Dan akhirnya racikan "rokok obat" ini di kenal oleh masyarakat berkat cerita dari mulut ke mulut. Dari sinilah sejarah rokok kretek khas Indonesia di mulai. Kenapa di sebut rokok "kretek"? Karena pada saat di hisap, rokok tersebut menghasilkan bunyi "kretek - kretek".
Meski saat itu rokok di anggap bisa menyembuhkan penyakit asma, namun menurut studi yang di lakukan di era modern, rokok justru banyak mengandung efek buruk bagi kesehatan. Bahkan, pemerintah sudah mewanti - wanti para pengguna rokok agar waspada terhadap pengaruh buruk merokok melalui pesan peringatan yang wajib di cantumkan pada setiap kemasan rokok.
Hingga tahun 1996.
Jika saat ini kita mengenal peringatan "merokok membunuhmu" yang secara jelas dan tegas ingin menjelaskan bahwa rokok bisa menyebabkan kematian. Dulu peringatannya hanya bersifat implisit saja, tanpa menyebutkan apa dampak akhirnya.
1996 - 1999.
Hampir sama dengan peringatan sebelumnya, hanya penggunaan kata - katanya saja yang sedikit di ubah. Tapi pada intinya, maksud dan artinya sama saja.
1999-2001.
Kali ini pemerintah lebih memerinci lagi penyakit apa saja yang bakal mengancam perokok jika terus - menerus mengkonsumsi rokok. Berbagai penyakit serius yang bisa menyebabkan kematian di sebutkan di sana. Ancaman terhadap "masa depan" laki - laki pun di cantumkan.
2002-2013.
Tak jauh berbeda dengan sebelumnya, hanya kata "peringatan pemerintah" saja yang di hilangkan. Entah apa maksudnya, tapi mungkin agar tak terlihat intervensi pemerintah di sana. Jadi seolah - olah perusahaan rokok sendiri yang ingin memberi peringatan.
Desember 2013-sekarang.
Pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2012 mengenai gambar peringatan dan pencantuman batas usia pada kemasan rokok. Pesan peringatannya pun tak boleh sembarang, harus sebesar 40% dari luas bidang depan dan belakang bungkus rokok.
Disclaimer : Asli tulisan TS
Referensi : Ini dan Ini
Sumur Gambar : Om Google