
KUNINGAN, (PR)- Seperti sudah tradisi, pada malam pergantian tahun, jumlah pendaki ke Gunung Ciremai selalu meningkat. Para pendaki, dengan kesiapan matang maupun tidak, meminati suasana di puncak gunung saat malam tahun baru.[/font][/size][/color]
[/font][/color]
Menyikapi itu, Pelaksana Harian Kepala Balai Taman Nasional Gunung Ciremai Mufrizal, mengingatkan kepada para pengelola setiap jalur pendakian lebih ketat menjaga kemanan jalur. Dengan memerhatikan kondisi dan kesiapan para pendaki di jalurnya masing-masing.
"Pastikan dari sekarang, kondisi jalur pendakian layak dan aman untuk pendaki. Kemudian, periksa dan pastikan setiap pendaki memakai pakaian serta perlengkapan layak untuk mendaki gunung. Jika tidak, jangan dibiarkan lolos nekat mendaki Ciremai, terlebih sekarang sedang musim hujan berpotensi terjadi cuaca buruk di gunung," ujar Mufrizal, kepada "PR", Jumat 22 Desember 2017.Dz
Dulu, ujarnya lebih lanjut, pendaki dadakan masih bisa lolos. "Sekarang tidak boleh ada lagi pendaki abal-abal dibiarkan nekat mendaki Gunung Ciremai," ujarnya.
Pendaki abal-abal dimaksud, tuturnya, adalah pendaki tanpa perlengkapan layak untuk mendaki gunung. Misalnya, hanya mengenakan pakaian dan alas kaki asal-asalan atau tidak layak untuk mendaki gunung. Pendaki dadakan sering tidak membawa logistik dan perlengkapan memadai seperti di antaranya tenda, jas hujan, obat-obatan probadi, serta perlengkapan standar lainnya.
Untuk mencegah lolosnya pendaki abal-abal pada masa-masa keramaian pendaki momentum tahun baru pekan depan, Mufrizal menyatakan BTNGC akan menurunkanpetugas dan polisi hutan BTNGC. Untuk mengawasi dan mengecek para pendaki yang hendak berangkat mendaki di setiap pos pendaftaran pendaki, semua jalur pendakian Ciremai.
Puncak gunung Ceremai dapat dicapai melalui banyak jalur pendakian. Jalur pendakian tersebut meliputi Desa Palutungan dan Desa Linggarjati di Kab. Kuningan, dan Desa Apuy di Kab. Majalengka. Ada satu jalur pendakian baru yaitu melalui Desa Linggasana di Kec. Cilimus, Kab. Kuningan. Jalur di Desa Linggasana yang dibuka tahun 2010 juga mudah diakses karena masih satu trayek jalan raya dengan jalur di Desa Linggarjati. Jalur pendakian lain ialah melalui Desa Padabeunghar di perbatasan Kuningan dengan Majalengka di utara. Di kota Kuningan terdapat kelompok pecinta alam "AKAR" (Anak Kuningan Alam Rimba) yang dapat membantu menyediakan berbagai informasi dan pemanduan mengenai pendakian Gunung Cerema