Kemudahan Teknologi yang Merusak Hakikat Sosial



Quote:



Sekarang, segala kemudahan untuk memenuhi dan membantu aktivitas atau kebutuhan dalam hidup, sudah semakin komplit dengan maraknya perkembangan teknologi yang semakin merajalela. Salah satu yang paling akrab belakangan ini misalnya, seperti adanya Go-jek, Grab, atau FinTech dan sebangsanya yang sudah menjadi andalan buat mobilitas harian kita. Contoh, beli makanan cuma tinggal klik atau bayar tagihan cuma tinggal klik. Ideal kah yang demikian ?

Ada sebuah rasa kekhawatiran yang ane rasakan sekarang ini terhadap serba mudahnya dalam proses interaksi pada setiap keinginan atau kebutuhan hidup kita (mobilitas). Bukannya ane tak setuju atau benci dengan banyaknya fasilitas layanan yang sekarang makin beragam dan berlomba dalam memberikan kemudahan dan kecepatan terhadap konsumennya, hanya saja dalam benak ane terngiang bahwa ada sesuatu yang sekarang sudah kita abaikan pedahal itu sangat riskan apabila makin lama makin hilang.

Ada sebuah illustrasi menarik yang mau gw tuliskan disini, boleh kita baca dan sambil teman-teman renungi apa poin dari cerita ini, tapi jangan mewek ya gan haha !

Seorang anak menemani ayahnya pada sewaktu pagi untuk melakukan transfer uang pada salah satu bank di wilayahnya. Jadi transaksi yang mereka lakukan bukan di mesin ATM tapi di kantor Bank sungguhan pemirsah.

Ya ente tau sendiri lah, kalau sudah di Bank bisa dipastikan bakal akrab banget dengan yang namanya antri kan, tentunya jadi terkesan banyak membuang-buang waktu. Lalu si anak dengan perasaan jengkel karena lama antri, dia mencoba bertanya kepada ayahnya tadi. " Yah kenapa sih ayah tidak aktifkan internet bangking saja?",

"kenapa kita harus melakukan itu nak?", Tanya balik si ayah.

"Ya supaya ayah lebih mudah melakukan transfer dan tak harus antri kaya gini yah", jawab tegas si anak.

"Jadi dengan cara itu, kita nggak harus keluar rumah lagi ?",

Jawab si anak dengan semangat, "iya dong yah, bahkan tidak cuma bisa melakulan transfer itu saja yah, api kita bisa beli-beli online dan sekali order, pesanan sudah diantar langsung ke rumah ".

Setelah anak menerangkan demikian, lantas si ayah menanggapi apa yang di katakan oleh anaknya tadi. "Nak tahukah kamu, setelah satu jam ayah mengantri di bank ini, ayah sudah bertemu dengan 4 orang teman ayah termasuk pegawai bank ini yang sudah lama akrab dengan ayah dan ibumu", dan tahukah kamu, ketika waktu kemaren ayah sakit, tetangga dan teman ayah lah yang datang kerumah untuk memberikan bantuan dan menghibur ayah".

Tak hanya itu, sahut si ayah lagi , "ketika suatu hari yang lalu ibu mu terjatuh berkendara di sebuah jalan. Orang lain yang kenal dengan keluarga kita, dia yang membantu mengantarkan ibumu kerumah kita, jadi bagaimana mungkin ayah bisa mengenal orang lain kalau semuanya serba dilakukan dengan online, karena relasi yang ingin ayah bangun tidak ingin hanya sebatas penjual dan pembeli, melainkan ayah menginginkan sentuhan langsung pribadi-pribadi yang ada di sekitar lingkungan ayah".

Sesaat setelah mendengar jawaban itu, maka si anak sekarang baru menyadari bahwa mengapa selama ini sang ayah tak melakukan yang dia sarankan tadi.



Dari cerita singkat yang ane tuliskan di atas, senada dengan apa yang ane resahkan sekarang ini seperti yang ane bilang di awal thread tadi. Semuanya memang terlihat lebih mudah buat mobilitas kita, namun secara tak langsung juga mengikis rasa kekeluargaan, ke akrab'n dan budaya keramahan khas Indonesia yang semakin menipis.

Di satu sisi, ane akui teknologi dewasa ini memang penting, tapi bukan harus menjadi inti dari kehidupan yang selama ini terus dan selalu bergantung dengan gadget. Ane merasa sekarang semua orang di luar sana dan termasuk ane di sini, telah begitu terobsesi dengan kemudahan-kemudahan yang di sediakan oleh para pelaku bisnis. Tapi seiring dengan demikian entah kenapa TS juga merasa setiap orang sudah banyak yang kehilangan relasi serta waktunya, meskipun hanya sekedar untuk bercengkerama dengan orang-orang di sekitar.

Pesan TS terakhir di thread ini : tetap bikin hidup ini menjadi indah di tempatnya, dengan tak meninggalkan hidup sosial yang semestinya. Bye bye



Quote:

Demikian, sampai jumpa di Thread yang lain, terimakasih sudah mampir ngopi disini Gan - Sis sekalian.



Spoiler for sumur:

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel