Misteri Hilangnya Anak-anak Sodder
Tuesday, September 25, 2018
Kasus ini terjadi sebelum malam Natal ditahun 1945, di Fayeteville, West Virginia. George dan Jennie Sodder, bersama dengan kesembilan anak mereka sedang tertidur ketika api mulai membakar rumah mereka pada sekitar jam 1 pagi.
George, Jennie, dan keempat anak mereka yang bernama Sylvia, Marion, John, dan George Jr, berhasil melarikan diri. Sedangkan anak-anaknya yang lain yang bernama Maurice, Martha, Louis, Jennie, dan Betty, terjebak api yang berada didua kamar yang berbeda dilantai atas.
Ayah mereka, George, berusaha menyelamatkan mereka dengan mendobrak rumah. Namun tangga rumah yang menuju ke kamar mereka terbakar. Lalu ketika dia akan mengambil tangga, tangga tersebut tidak berada diposisi seperti biasanya. Dan kedua truk yang berisi batu bara yang akan digunakan untuk memanjat kamar dimana anak-anaknya masih tertinggal, tiba-tiba saja tidak bisa dinyalakan.
Salah satu anak George yang bernama Marion yang berhasil melarikan diri, sempat mendatangi tetangga untuk menghubungi polisi. Namun tidak ada satupun operator dikantor polisi menjawab. Hal yang sama juga terjadi ketika tetangga yang lain ikut menghubungi polisi.
Tetangga tersebut juga sempat mendatangi kantor pemadam kebakaran dan menemui kepala pemadam kebakaran yang bernama FJ. Morris secara langsung. Walopun kantor pemadam kebakaran hanya berjarak 2,5 mil dari rumah keluarga Sodder, namun anehnya mereka butuh 7 jam untuk sampai kesana. Dan ketika mereka sampai, rumah keluarga Sodder sudah hancur dilalap api.
Pihak berwenang kemudian menggali tumpukan sisa kebakaran untuk mencari sisa-sisa tubuh anak-anak Sodder yang terjebak dalam kebakaran, namun mereka tidak menemukan apa-apa. Dan kelima anak-anak Sodder tersebut dinyatakan tewas dalam kebakaran.
Kepala pemadam kebakaran FJ. Morris berpendapat bahwa api yang muncul dalam kebakaran terlalu panas hingga membuat tubuh termasuk tulang dari anak-anak itu menjadi abu. Teori tersebut memang masuk akal, namun tidak sepenuhnya akurat. Karena jika bagian daging dari tubuh terbakar, bagian tulang biasanya masih tetap tersisa. Dan dari laporan pun diketahui tidak adanya bau daging terbakar dilokasi kebakaran. Sedangkan penyebab kebakaran berasal dari hubungan arus listrik yang buruk dirumah keluarga Sodder.
Seminggu setelah peristiwa kebakaran, pihak koroner Fayetteville mengeluarkan sertifikat kematian untuk kelima anak-anak Sodder.
Dengan menggunakan buldoser, George menutupi basement yang masih tersisa, dengan tumpukan tanah setinggi 5 kaki yang nantinya akan dibangun tugu peringatan bagi kelima anak-anaknya.
Setelah kebakaran terjadi, George dan Jennie mulai merasa curiga bahwa anak-anaknya bukan tewas dalam kebakaran, namun mereka diculik. George dan Jennie percaya bahwa rumah mereka memang sengaja dibakar sebagai bentuk pengalihan, bukan dari akibat hubungan arus listrik yang buruk dirumah mereka. Bahkan menurut George, dia sudah meminta perusahaan listrik untuk memeriksanya pada musim gugur sebelumnya.
George Sodder merupakan imigran Italia. Dan di Fayetteville dimana dia dan keluarganya tinggal, terdapat sebuah komunitas imigran Italia. Dikomunitas tersebut George sangat aktif, terutama tentang penghinaannya terhadap Benito Mussolini yang menimbulkan perdebatan panas didalam komunitas tersebut.
George juga tidak pernah mengungkapkan alasan yang membuatnya meninggalkan Italia. Beberapa pihak berspekulasi bahwa George terlibat bisnis kecurangan di Italia. Dan banyak yang percaya bahwa hal-hal tersebut bisa menjadi salah satu penyebab kemungkinan anak-anaknya menjadi korban penculikan.
Pada musim gugur sebelum peristiwa kebakaran terjadi, seorang sales asuransi mendatangi rumah keluarga Sodder. Menyadari bahwa usahanya menjual asuransi tidak akan berhasil, dia menjadi geram dan berteriak pada George. Dia juga sempat mengatakan,
"Your goddam house is going up in smoke. And your children are going to be destroyed. You're going to be paid for the dirty remarks you have been making about Mussolini".
Beberapa hari sebelum peristiwa kebakaran terjadi, dua dari anak-anak Sodder yang selamat, sempat melihat seseorang mengawasi anak-anak Sodder yang lebih kecil pulang dari sekolah.
Kecurigaan lainnya terjadi pada malam peristiwa kebakaran terjadi. Pada jam 12.30 malam, Jennie mendengar telepon berbunyi. Dia kemudian bangun dan sempat melihat lampu dilantai bawah masih menyala. Ketika dia akan kembali tidur, dia sempat mendengar suara hantaman yang keras diatap, diikuti dengan suara sesuatu yang menggelinding. Dan satu jam kemudian, dia mencium bau asap memasuki kamarnya.
Hal yang menarik adalah lampu diruangan yang masih menyala. Jika kebakaran memang diakibatkan oleh kerusakan listrik, seharusnya tidak ada lampu yang menyala karena arus listrik yang terputus. Jennie melihat lampu masih menyala selama satu jam sebelum dia mencium bau asap. Dan kemudian, keluarga Sodder mengklaim mereka masih melihat lampu masih menyala bahkan ketika kebakaran sudah terjadi.
Selain itu, seorang tetangga sempat melihat seseorang melepaskan kerekan yang biasa digunakan untuk melepaskan mesin dari mobilnya. Mungkin hal ini bisa menjelaskan mengapa truk milik George tidak bisa dinyalakan pada malam peristiwa kebakaran terjadi.
Ketika seluruh keluarga Sodder mengunjungi tugu peringatan, Sylvia menemukan benda semacam karet yang keras dihalaman. Jennie meyakini bahwa benda tersebutlah yang menimbukan suara hantaman yang keras yang sempat membangunkannya pada malam itu. Sedangkan George sendiri meyakini bahwa benda tersebut adalah napalm pineapple bomb yang sering digunakan dalam perang.
Dengan segala kecurigaan yang muncul, Jennie melakukan eksperimen sendiri dengan membakar berbagai macam tulang binatang. Dan semuanya masih tersisa setelah dibakar. Jennie kemudian berbicara pada pihak krematorium yang memberinya informasi bahwa, walopun dibakar pada suhu 2000 Fahrenheit selama 2 jam, tulang manusia akan masih tetap tersisa. Selain itu, puing-puing peralatan rumah tangga juga sempat ditemukan. Dan ini berarti tidak semuanya terbakar menjadi abu.
Pada malam peristiwa kebakaran, seorang wanita mengklaim sempat melihat anak-anak Sodder berada didalam mobil ketika api masih berkobar. Kemudian pada keesokan harinya, di 50 mil sebelah barat Fayetteville, seorang wanita yang mengoperasikan pemberhentian bagi turis mengatakan pada polisi bahwa dia juga sempat melihat anak-anak Sodder pada pagi hari setelah peristiwa kebakaran berakhir. Wanita tersebut juga mengatakan,
"I served them breakfast, there was a car with Florida license plates at the tourist court too".
Disebuah hotel didaerah Charleston, seorang wanita melaporkan bahwa seminggu setelah peristiwa kebakaran, dia melihat 4 dari 5 anak-anak Sodder. Selain itu, kepada polisi dia mengatakan,
"The children were accompanied by two women and two men. All of the Italian extraction. I do not remember the exact date. I tried to talk to the children in a friendly manner but the men appeared hostile and refuse to allow me to talk to these children. I sensed that i was frozen out, and so i said nothing more. They left early the next morning".
Beberapa tahun kemudian George melihat sebuah foto anak-anak sekolah dikoran New York dan salah satunya mirip dengan anaknya yang hilang, Betty. George kemudian sengaja berkendara ke New York untuk melakukan investigasi. Namun ketika dia melacak orangtua anak tersebut, mereka menunda untuk berbicara dengannya.
Pada tahun 1947, dua tahun setelah peristiwa kebakaran, George dan Jennie berusaha untuk melibatkan pihak FBI yang bermaksud untuk membantu. Namun pihak kepolisian dan pemadam kebakaran menyangkal hal tersebut.
George dan Jennie kemudian beralih pada seorang penyidik swasta yang bernama CC. Tinsley. Sebuah kecurigaan muncul ketika dia menemukan bahwa salah satu juri koroner yang memutuskan bahwa rumah keluarga Sodder terbakar akibat kecelakaan, merupakan orang yang sama dengan sales asuransi yang pernah mengancam George sebelumnya.
Tinsley juga sempat mendengar rumor dari town minister bahwa FJ. Morris, kepala pemadam kebakaran, mengatakan pada penduduk sekitar bahwa dia telah menemukan sepotong hati ditumpukan abu rumah keluarga Sodder dan menyembunyikannya dikotak dinamit, lalu menguburnya dimana rumah Sodder dibangun.
Tinsley kemudian meyakinkan FJ. Morris untuk menunjukkan dimana potongan hati tersebut dikubur. Begitu digali, ternyata hati tersebut merupakan hati sapi dan tidak pernah terbakar sebelumnya.
Pada bulan Agustus 1949, George dan Jennie menyewa seorang pathologist yang bernama Oscar B. Hunter. Dia menggali tanah yang menutupi bagian basement, dan menemukan 4 ruas tulang belakang manusia. Ruas-ruas tersebut kemudian dikirim ke Smithsonian untuk diteliti, dan hasilnya ruas tulang belakang tersebut milik seseorang yang berumur 16-17 tahun. Namun, anak Sodder yang hilang yang tertua berumur 14 tahun dan bernama Maurice. Hal ini menyatakan bahwa ruas tulang belakang tersebut bukan milik Maurice. Selain itu, ruas-ruas tersebut juga belum pernah terkena api sama sekali. Ruas-ruas tersebut diduga berasal dari tanah yang dipakai untuk menutup bagian basement.
Setelah Smithsonian mengungkapkan penemuan mereka, Gubernur West Virginia yang bernama Okey L. Patterson membuka sidang di State Capitol Building di Charleaton, West Virginia. Dia menyatakan bahwa kasus Sodder resmi ditutup dan mengatakan pada keluarga Sodder bahwa pencarian mereka sia-sia.
George dan Jennie kemudian memasang billboard di Rute 16 dan mengiklankan tentang anak-anak mereka yang hilang. Billboard tersebut berisikan detail seperti bahwa mereka sebenarnya diculik, fakta bahwa kebakaran bukan disebabkan karena kecelakaan, tidak ditemukannya sisa tulang manusia, dan tuduhan terhadap pihak yang terlibat, memang sengaja menutupi kasus tersebut.
Hal-hal tersebut membuat keluarga Sodder menyatakan,
"What was the motive of the law officers involved? What did they have to gain by making us suffer all this years of injustice? Why did they lie and force us to accept those lies?"
Penduduk sekitar memiliki berbagai teori. Beberapa percaya bahwa mafia terlibat dalam kasus ini, dan beberapa percaya bahwa anak-anak Sodder yang hilang sekarang berada di Italia atau sudah dijual ke panti asuhan.
Keluarga Sodder sempat menerima surat yang berasal seorang wanita dari St. Louis yang isinya mengatakan bahwa anak mereka yang bernama Martha berada dibiara St. Louis. Seseorang di Florida juga memberitahukan bahwa anak-anak Sodder yang hilang, tinggal bersama saudara jauh Jennie.
Pada tahun 1968, 23 tahun setelah peristiwa kebakaran terjadi, selembar foto dikirimkan pada Jennie. Alamat asal pengirim tidak tercantum, namun diketahui berasal dari Kentucky. Foto tersebut merupakan foto seorang laki-laki yang berumur 20an. George dan Jennie percaya bahwa laki-laki tersebut bisa jadi merupakan anak mereka yang bernama Louis yang ketika hilang berumur 9 tahun.
Laki-laki yang ada didalam foto memiliki mata berwarna coklat, rambut ikal, hidung yang lurus, dan bentuk alis yang sama seperti Louis. Dan dibelakang foto tersebut terdapat sebuah catatan,
George kemudian menyewa penyidik swasta untuk menemukannya di Kentucky. Tapi anehnya, penyidik tersebut tidak terdengar kabarnya lagi. Beberapa teori diinternet berspekulasi bahwa penyidik tersebut melarikan diri dengan membawa uang yang diberikan George sebagai upah sewa. Namun tidak ada seorangpun yang mengetahui persis tentang apa yang terjadi pada penyidik tersebut.
George Sodder pada akhirnya meninggal pada tahun 1969 ketika dia berumur 74 tahun, dan Jennie Sodder meninggal pada tahun 1989 ketika dia berumur 85 tahun. Sylvia, anak Sodder yang masih tersisa, masih percaya bahwa saudara-saudaranya tidak tewas. Dan Jennie Henthorn yang merupakan anak Sylvia, sempat memasang pengumuman di Websleuths.com agar masyarakat bisa memberikan informasi mengenai anak-anak Sodder yang hilang.
Henthorn juga mengatakan,
"My mom promised my grandmother that she would never let the story die. That's what my brother and i doing now".
Sekian thread dari ane, dan terimakasih.