Sulit temukan pasangan hidup, sel telur pun dibekukan
Tuesday, September 18, 2018
Jumlah wanita lebih banyak dari pria? mungkin sebagian dari kita ada yang percaya gak percaya.
Tapi ternyata di Amerika bener adanya gan, wanita bisa single ampe umur 50 tahun loh
:wow
Nah buat mereka yang emang susah nyari pasangan hidup, pembekuan sel telur jadi solusinya misalkan pas tua baru ketemu jodoh nih
:malu
Quote:
Ilustrasi pembekuan sel telur | Elena Pavlovich /Shutterstock
Jumlah orang yang berstatus lajang semakin membengkak dari tahun ke tahun. Hal ini dibuktikan dengan hasil sensus terhadap orang usia dewasa di Amerika Serikat (AS) dan sebagian besar negara di dunia.
Laporan Pew mengestimasikan, satu dari empat orang di dunia memilih tetap melajang sampai dengan usia mereka mencapai 50 tahun.
Pada tahun 2006, jumlah kelompok lajang di AS mencapai 60 persen dari keseluruhan populasi. Lalu, presentase meningkat sampai dengan 63 persen pada tahun 2016.
Bella DePaulo, seorang pakar sains dan psikolog dari University of California, Santa Barbara, AS, menjelaskan bahwa selama pengalaman profesionalnya menjadi seorang psikolog, jumlah orang yang memilih melajang pada tahun 2017 sangat besar dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
"Saya telah mempelajari hubungan kehidupan manusia, kaitannya dengan kebahagiaan, persepsi sosial, dan tantangan yang dihadapi oleh kelompok lajang. Jumlah lajang terus meningkat. Bahkan, angka perceraian sampai tahun 2017 lebih dari setengah angka pernikahan," urai DePaulo.
Oleh karena itulah, berdasarkan riset yang dipimpin oleh Marcia C. Inhorn dari Yale University yang dilaporkan oleh The New York Times, sekarang telah hadir tren baru di tengah-tengah para perempuan yang masih berstatus lajang.
Tren tersebut adalah membekukan sel telur ketika usia mereka masih masuk dalam kategori produktif dan subur.
Motivasi membekukan sel telur, menurut riset, bukan karena dorongan ambisi berkarier atau meningkatkan kualitas edukasi, tetapi karena banyak perempuan yang sulit menemukan pasangan hidup.
Bahkan, perencanaan karier sama sekali bukan alasan yang mendorong banyak perempuan menyimpan dan membekukan sel telur mereka.
Inhorn mengumpulkan 150 perempuan heterosesksual yang telah melakukan proses pembekuan sel telur.
Dia menemukan bahwa 85 persen partisipan perempuan membekukan sel telur karena masih berstatus lajang.
Seluruh partisipan perempuan, kata dia, telah memiliki karier yang sukses dan berpendidikan tinggi. Semuanya membekukan sel telur saat usia mereka memasuki akhir 30-an.
Selama melakukan riset dan studi, peneliti melihat kenyataan mengenai adanya ketidakseimbangan antara jumlah perempuan dan laki-laki dengan karier serta pendidikan cemerlang.
"Kami melihat jelas sekali bahwa laki-laki dengan status serupa, yaitu karier dan pendidikan yang bagus jumlahnya tidak banyak. Kalaupun ada, sulit sekali untuk ditemukan atau masih berstatus lajang," ujar Inhorn dalam penjelasan hasil riset.
Pemamparannya tersebut memiliki benang merah dengan hasil riset pada tahun 2017 dari University of Zurich, yang menyimpulkan, jumlah laki-laki yang dinilai potensial terbilang minim.
Studi tersebut juga membeberkan hal menarik, yaitu semakin sedikit jumlah pekerjaan manufaktur pada sebuah daerah di Eropa, maka rendah pula angka pernikahan.
"Kurangnya lapangan pekerjaan yang baik untuk laki-laki membuat mereka jadi terlihat tidak menarik di mata perempuan. Ini kita membicarakan 'pasar pernikahan'. Sementara itu, perempuan dengan pekerjaan mereka yang bagus dan pendapatan yang besar, mereka merasa tidak ada masalah untuk tetap melajang," urai Marianne Bertrand, seorang pakar ekonomoi dari University of Chicago's Booth School of Business, kepada Thrive Global.
Kondisi ini tak berarti, perempuan memasang target tinggi pada pasangan laki-laki. Bahkan, pada hasil riset Inhorn, tertulis penjelasan yang mengatakan, seluruh partisipan perempuan pernah mencoba berkencan dengan laki-laki yang secara pendidikan dan penghasilan di bawah mereka.
Namun, apa yang terjadi? Pasangan laki-laki mereka merasa terintimidasi dan tidak percaya diri sehingga perpisahan pun menjadi solusi.
Hasil riset memberikan pandangan baru pada fenomena sosial ini. Ternyata, motivasi perempuan membekukan sel telur tidaklah kompleks.
Sebaliknya, alasan mereka terbilang praktis. Mereka hanya ingin mempertahankan kesuburan dan masih memiliki keinginan untuk membangun keluarga.
Mereka berharap kelak bertemu laki-laki ideal yang tepat, mereka masih bisa memperoleh anak menggunakan sel telur dengan kondisi subur dan sehat.
Laporan Pew mengestimasikan, satu dari empat orang di dunia memilih tetap melajang sampai dengan usia mereka mencapai 50 tahun.
Pada tahun 2006, jumlah kelompok lajang di AS mencapai 60 persen dari keseluruhan populasi. Lalu, presentase meningkat sampai dengan 63 persen pada tahun 2016.
Bella DePaulo, seorang pakar sains dan psikolog dari University of California, Santa Barbara, AS, menjelaskan bahwa selama pengalaman profesionalnya menjadi seorang psikolog, jumlah orang yang memilih melajang pada tahun 2017 sangat besar dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
"Saya telah mempelajari hubungan kehidupan manusia, kaitannya dengan kebahagiaan, persepsi sosial, dan tantangan yang dihadapi oleh kelompok lajang. Jumlah lajang terus meningkat. Bahkan, angka perceraian sampai tahun 2017 lebih dari setengah angka pernikahan," urai DePaulo.
Oleh karena itulah, berdasarkan riset yang dipimpin oleh Marcia C. Inhorn dari Yale University yang dilaporkan oleh The New York Times, sekarang telah hadir tren baru di tengah-tengah para perempuan yang masih berstatus lajang.
Tren tersebut adalah membekukan sel telur ketika usia mereka masih masuk dalam kategori produktif dan subur.
Motivasi membekukan sel telur, menurut riset, bukan karena dorongan ambisi berkarier atau meningkatkan kualitas edukasi, tetapi karena banyak perempuan yang sulit menemukan pasangan hidup.
Bahkan, perencanaan karier sama sekali bukan alasan yang mendorong banyak perempuan menyimpan dan membekukan sel telur mereka.
Inhorn mengumpulkan 150 perempuan heterosesksual yang telah melakukan proses pembekuan sel telur.
Dia menemukan bahwa 85 persen partisipan perempuan membekukan sel telur karena masih berstatus lajang.
Seluruh partisipan perempuan, kata dia, telah memiliki karier yang sukses dan berpendidikan tinggi. Semuanya membekukan sel telur saat usia mereka memasuki akhir 30-an.
Selama melakukan riset dan studi, peneliti melihat kenyataan mengenai adanya ketidakseimbangan antara jumlah perempuan dan laki-laki dengan karier serta pendidikan cemerlang.
"Kami melihat jelas sekali bahwa laki-laki dengan status serupa, yaitu karier dan pendidikan yang bagus jumlahnya tidak banyak. Kalaupun ada, sulit sekali untuk ditemukan atau masih berstatus lajang," ujar Inhorn dalam penjelasan hasil riset.
Pemamparannya tersebut memiliki benang merah dengan hasil riset pada tahun 2017 dari University of Zurich, yang menyimpulkan, jumlah laki-laki yang dinilai potensial terbilang minim.
Studi tersebut juga membeberkan hal menarik, yaitu semakin sedikit jumlah pekerjaan manufaktur pada sebuah daerah di Eropa, maka rendah pula angka pernikahan.
"Kurangnya lapangan pekerjaan yang baik untuk laki-laki membuat mereka jadi terlihat tidak menarik di mata perempuan. Ini kita membicarakan 'pasar pernikahan'. Sementara itu, perempuan dengan pekerjaan mereka yang bagus dan pendapatan yang besar, mereka merasa tidak ada masalah untuk tetap melajang," urai Marianne Bertrand, seorang pakar ekonomoi dari University of Chicago's Booth School of Business, kepada Thrive Global.
Kondisi ini tak berarti, perempuan memasang target tinggi pada pasangan laki-laki. Bahkan, pada hasil riset Inhorn, tertulis penjelasan yang mengatakan, seluruh partisipan perempuan pernah mencoba berkencan dengan laki-laki yang secara pendidikan dan penghasilan di bawah mereka.
Namun, apa yang terjadi? Pasangan laki-laki mereka merasa terintimidasi dan tidak percaya diri sehingga perpisahan pun menjadi solusi.
Hasil riset memberikan pandangan baru pada fenomena sosial ini. Ternyata, motivasi perempuan membekukan sel telur tidaklah kompleks.
Sebaliknya, alasan mereka terbilang praktis. Mereka hanya ingin mempertahankan kesuburan dan masih memiliki keinginan untuk membangun keluarga.
Mereka berharap kelak bertemu laki-laki ideal yang tepat, mereka masih bisa memperoleh anak menggunakan sel telur dengan kondisi subur dan sehat.
Nah buat agan yang di Indonesia susah cari jodoh yuk pindah ke Amerika Serikat
:wakaka
Buat cewe indo juga pelajarin nih, jangan banyak milih yah ntar keburu tua dan ngikutin cara di artikel ini
:bigkiss
Quote:
:hn Buat liat informasi menarik lainnya seperti artikel di atas bisa liat di sini :cystg
Jangan lupa rate bintang 5, tinggalin komentar dan bersedekah sedikit cendol buat ane dan ane doain agan makin ganteng dan cantik deh :cendolgan
SUMUR :
Beritagar.id
Jangan lupa rate bintang 5, tinggalin komentar dan bersedekah sedikit cendol buat ane dan ane doain agan makin ganteng dan cantik deh :cendolgan
SUMUR :
Beritagar.id
Quote:
Jangan lupa kunjungi thread ane yang lain gan :thumbup:thumbup
Ane saranin jangan baca artikel ini kalo Joni ente gamau ngilu
Sudah Berakhir... Produksi VW Kodok berakhir tahun depan..
Daftar restoran favorit orang Indonesia, restoran favorit agan dinomor berapa?
Dimas Kanjeng batal ngeluarin soto dan rawon dari balik jubahnya #PAKENASI
WOW!! Model Ini Viral Karena Kenakan Pompa ASI di Panggung
5 Hal yang terjadi pada tubuh saat berciuman yang perlu Agan ketahui
Kembali ke Puncak Klasemen, Persib Diatas Angin!!
Sering menggunakan kata sandi lebih bagus untuk ingatan
Tes Wawancara dengan Metode Brain Teaser (Asah Otak) dianggap Sadis
Meditasi Mindfulness ternyata dapat mengurangi rasa sakit
Ane saranin jangan baca artikel ini kalo Joni ente gamau ngilu
Sudah Berakhir... Produksi VW Kodok berakhir tahun depan..
Daftar restoran favorit orang Indonesia, restoran favorit agan dinomor berapa?
Dimas Kanjeng batal ngeluarin soto dan rawon dari balik jubahnya #PAKENASI
WOW!! Model Ini Viral Karena Kenakan Pompa ASI di Panggung
5 Hal yang terjadi pada tubuh saat berciuman yang perlu Agan ketahui
Kembali ke Puncak Klasemen, Persib Diatas Angin!!
Sering menggunakan kata sandi lebih bagus untuk ingatan
Tes Wawancara dengan Metode Brain Teaser (Asah Otak) dianggap Sadis
Meditasi Mindfulness ternyata dapat mengurangi rasa sakit