10 Kelainan Orientasi Seksual (Perceraian & KDRT Mata Rantai yang Berulang Part II)
Wednesday, October 10, 2018
Quote:

Kelainan Orientasi Seksual
Seperti yang saya jelaskan sebelumnya di Part I , bahwa perceraian menimbulkan rasa trauma mendalam yang mungkin sulit untuk dihilangkan seumur hidup. Bisa jadi kondisi sekarang adalah kondisi yang paling rentan untuk orang tersebut.
Kekosongan diri yang terus menuntut, hari demi hari di lalui dengan penuh pertanyaan tentang bagaimana mengisi kekosongan tersebut. Mulailah dengan mencoba-coba hal baru lalu saat tetap tidak menemukan jawaban ia akan mencoba hal-hal yang melanggar norma hingga akal sehat.
Salah satunya yang paling rentan terjadi adalah penyimpangan seksual. Penyimpangan seksual sendiri yang saya baca terbagi menjadi beberapa macam.
Salah satunya yang paling rentan terjadi adalah penyimpangan seksual. Penyimpangan seksual sendiri yang saya baca terbagi menjadi beberapa macam.
Quote:
1. Ekshibisionisme
Pelaku merasakan kenikmatan seksual bila korbannya terkejut saat ia beraksi. Misalnya, dengan memperlihatkan alat kelamin atau bahkan masturbasi di tempat umum.
2. Voyeurisme
Mendapat kepuasan seksual dengan mengintip orang lain entah itu sedang mandi, ganti pakaian, tanpa busana, atau beraktivitas seksual. Tidak menutup kemungkinan kalau si pelaku melakukan masturbasi ketika mengintip korban.
3. Froteurisme
Mendapat kepuasan seksual dengan menggesekkan kelamin pada tubuh orang yang tak dikenal, hal ini biasanya sering terjadi ditempat umum dan lebih parahnya biasanya terjadi ditempat yang sedang ramai pengunjung.
4. Paedofilia
Pelaku memiliki fantasi, ketertarikan, bahkan melibatkan aktivitas seksual dengan anak di bawah usia 13 tahun. Perilaku tersebut antara lain memaksa anak menonton si pelaku yang sedang masturbasi, memegang kelamin anak, sampai melakukan hubungan seksual dengan si anak.

Pelaku merasakan kenikmatan seksual bila korbannya terkejut saat ia beraksi. Misalnya, dengan memperlihatkan alat kelamin atau bahkan masturbasi di tempat umum.
2. Voyeurisme
Mendapat kepuasan seksual dengan mengintip orang lain entah itu sedang mandi, ganti pakaian, tanpa busana, atau beraktivitas seksual. Tidak menutup kemungkinan kalau si pelaku melakukan masturbasi ketika mengintip korban.
3. Froteurisme
Mendapat kepuasan seksual dengan menggesekkan kelamin pada tubuh orang yang tak dikenal, hal ini biasanya sering terjadi ditempat umum dan lebih parahnya biasanya terjadi ditempat yang sedang ramai pengunjung.
4. Paedofilia
Pelaku memiliki fantasi, ketertarikan, bahkan melibatkan aktivitas seksual dengan anak di bawah usia 13 tahun. Perilaku tersebut antara lain memaksa anak menonton si pelaku yang sedang masturbasi, memegang kelamin anak, sampai melakukan hubungan seksual dengan si anak.

5. Sadomasokis
Pelaku mendapat kepuasan seksual dari rasa sakit. Rasa sakit akibat kekerasan verbal atau non-verbal yang sengaja disebabkan oleh diri sendiri atau disebabkan oleh pasangan.
6. Sadisme
Pelaku mendapat kepuasan seksual ketika menyiksa pasangannya. Penderitaan fisik atau psikologis pasangan akan membawa kesenangan bagi si pelaku.
7. Transvetitisme
Pelaku adalah pria heteroseksual yang mendapat kepuasan seksual dengan berdandan sebagai wanita.
8. Zoofilia
Pelaku mendapat kepuasan ketika melakukan aktivitas seksual dengan binatang. Tak sebatas fisik, pelaku juga menjalin hubungan emosi dengan binatang tersebut. Ini yang membedakannya dengan beastiality.
9. Beastiality
Pelaku mendapat kepuasan ketika melakukan aktivitas seksual dengan binatang. Perilaku ini hanya sebatas kontak fisik, tanpa melibatkan hubungan emosi.
10. Homoseksualitas
ketertarikan romantis dan/atau seksual atau perilaku antara individu berjenis kelamin atau gender yang sama. Sebagai orientasi seksual, homoseksualitas mengacu kepada "pola berkelanjutan atau disposisi untuk pengalaman seksual, kasih sayang, atau ketertarikan romantis" terutama atau secara eksklusif pada orang dari jenis kelamin sama
Pelaku mendapat kepuasan seksual dari rasa sakit. Rasa sakit akibat kekerasan verbal atau non-verbal yang sengaja disebabkan oleh diri sendiri atau disebabkan oleh pasangan.
6. Sadisme
Pelaku mendapat kepuasan seksual ketika menyiksa pasangannya. Penderitaan fisik atau psikologis pasangan akan membawa kesenangan bagi si pelaku.
7. Transvetitisme
Pelaku adalah pria heteroseksual yang mendapat kepuasan seksual dengan berdandan sebagai wanita.
8. Zoofilia
Pelaku mendapat kepuasan ketika melakukan aktivitas seksual dengan binatang. Tak sebatas fisik, pelaku juga menjalin hubungan emosi dengan binatang tersebut. Ini yang membedakannya dengan beastiality.
9. Beastiality
Pelaku mendapat kepuasan ketika melakukan aktivitas seksual dengan binatang. Perilaku ini hanya sebatas kontak fisik, tanpa melibatkan hubungan emosi.
10. Homoseksualitas
ketertarikan romantis dan/atau seksual atau perilaku antara individu berjenis kelamin atau gender yang sama. Sebagai orientasi seksual, homoseksualitas mengacu kepada "pola berkelanjutan atau disposisi untuk pengalaman seksual, kasih sayang, atau ketertarikan romantis" terutama atau secara eksklusif pada orang dari jenis kelamin sama
Dan saat menemukan yang tepat menurut nya maka ia akan meyakini bahwa itu adalah kehidupanya.
Quote:
Pertengkaran hingga KDRT dianggap hal yang Lumrah
Seperti yang saya sebutkan sebelumnya di Part I, Kebiasaan kekerasan yang dilakukan lebih dari 21 hari maka akan menjadi sebuah pola pikir baru yang dipengaruhi oleh dasar psikis yang trauma dan mempengaruhi sudut pandang seseorang.

Suatu ketika saya mengamati salah seorang teman saya yang mendapatkan tindak kekerasan dari pasanganya yang statusnya hingga saat ini adalah pacar, bukan suami!.
Hanya mendengarnya saja saya sudah menjadi emosi, berulang kali dia datang ke saya sambil menangis-nangis menceritakan kronologi kejadianya, dan berulang kali juga pria tersebut hampir berhadapan dengan saya satu lawan satu.
Walaupun seperti itu namun teman saya lagi-lagi kembali kepangkuan pria laknat tersebut, berulang kali di pukul dan nangis berulang kali juga kembali.
Telisik punya telisik ternyata dia pun sering menjadi korban kekerasa dalam rumah tangga yang dilakukan oleh ayahnya.
Lalu … apakah ada hubunganya?, saya pun mulai menganalisa buka hanya satu orang namun puluhan orang menjadi korban kebodohan yang sama.
Bahkan saya pernah mempunyai pengalaman pahit menjalin hubungan dengan anak korban KDRT & Pereceraian.
Hubungan kami diwarnai konflik dimana-mana hingga akhirnya kami memutuskan berpisah setelah dua tahun bersama.
Orang yang menjadi korban kekerasa dalam Rumah tangga yang dilakukan lebih dari lima tahun menganggap bahwa cara mendidik yang benar adalah dengan menggunakan kekerasan.
Dia pun menganggap bahwa hubungan yang sehat adalah hubungan yang banyak memiliki konflik, jadi semakin banyak konflik yang tercipta semakin sehat hubungan tersebut, menurutnya.
Seperti yang saya sebutkan sebelumnya, mereka selalu bertindak tendensiusapapun pendapatnya, yang bahkan dilontarkan adalah pendapatnya sendiri pun menjadi suatu keharusan untuk dibantah, mereka tidak perduli dengan topik apa yang dibahas, benar atau tidak, atau menyangkut banyak orang.
Yang mereka perdulikan semuanya harus dibantah.
Pengaplikasian sikap tendensius ini sudah berlangsung lama dengan maksudmenyinyir, dan seperti yang kalian ketahui. Orang tua tidak suka dibantah, apa lagi pelaku KDRT akan dengan sangat cepat emosi maka dengan mudahnya mendaratkan tanganya dimuka.
Lalu setelah kena pukul, mereka yang tadinya bersikap tendensius langsung berubah menjadi penurut.
Kekerasan/pukul = Nurut
Hal ini lah yang kemudian diaplikasikan dikehidupan sosialnya, dimana tidak semua orang dapat memukul dengan seenaknya saja seperti yang dilakukan orang tuanya, nah sementara satu-satunya orang yang akan begitu sangat dekat denganya adalah pasanganya. Sehingga yang akan sering di pusingkan adalah pasanganya.
Hal ini lah yang kemudian memicu tindakan kekerasan baik verbal maupun non-verbal dalam pacaran.
Harus dikhawatirkan bersama, terutama untuk kaum perempuan yang dalam hal ini lebih banyak dirugikan sebagai seorang korban.

Terjebak Dalam Kutukan Mata Rantai
Saya menyebut ini adalah kutukan, dimana hampir 80% korban dari perceraian dan KDRT akan mengulang pengalaman yang sama dikehidupan mereka nantinya.
Tema ini saya angkat karena keperdulian saya, dimana salah satu orang tua saya menjadi korban perceraian dari kedua orang tuanya. Dari empat bersaudara puji syukur hanya ibu saya yang selamat dari mata rantai ini. Dan 3 orang sisanya harus mengenyam status janda. Bahkan 2 diantaranya gagal menikah dua kali.
Ada salah satu quotes yang semula saya anggap suci, namun hilang sakralnya setelah di bicarakan oleh Vicky Prasetyo.
Semua orang suci memiliki masa lalu
Dan setiap pendosa berhak atas masa depan
Dalam kehidupan setiap orang mempunyai hak yang sama dalam menjalaninya, hanya level dan tingkat kesulitan dan kesuksesanya yang berbeda.
Quote:
Namun saya pun sadar kemudian bahwa Tuhan mengirimkan kita hidup didalam sebuah dunia yang berpola. Dimana kita hanya hidup berputar-putar pada satu pola yang itu-itu saja.
seandainya kalian adalah seorang pegawai, dan kalian harus bangun tidur jam 5 pagi dan bersiap-siap lalu pergi ke kantor dengan kereta jam 6 pagi. Dan memakan waktu setidaknya 2 jam setiap paginya untuk tiba dikantor.
Lalu kemudian menghabiskan waktu setidaknya 8 jam untuk bekerja, lalu pulang pukul lima dan tiba dirumah pukul 7 maka. Dapat dipastikan kalian akan melakukan hal yang sama di hari selanjutnya dan selanjutnya lagi.
Artinya suka atau tidak kalian hidup dalam sebuah pola yang berulang, dimana kalian bisa memprediksi bagaimana keadaan selanjutnya. Itu karena kalian hanya menjalankan sebuah pola tidak banyak hal yang akan berubah.
seandainya kalian adalah seorang pegawai, dan kalian harus bangun tidur jam 5 pagi dan bersiap-siap lalu pergi ke kantor dengan kereta jam 6 pagi. Dan memakan waktu setidaknya 2 jam setiap paginya untuk tiba dikantor.
Lalu kemudian menghabiskan waktu setidaknya 8 jam untuk bekerja, lalu pulang pukul lima dan tiba dirumah pukul 7 maka. Dapat dipastikan kalian akan melakukan hal yang sama di hari selanjutnya dan selanjutnya lagi.
Artinya suka atau tidak kalian hidup dalam sebuah pola yang berulang, dimana kalian bisa memprediksi bagaimana keadaan selanjutnya. Itu karena kalian hanya menjalankan sebuah pola tidak banyak hal yang akan berubah.
Kalian yang menjadi korban entah itu perceraian atau KDRT, atau keduanya maka kalian boleh panik. Artikel ini bukan dibuat hanya untuk membuat kalian panik, namun juga menyadarkan bahwa kalian berada didalam sebuah rantai yang kan terulang. Walaupun dalam hati dan pikiran kalian terus menolaknya.
Begitu pun dengan kalian yang memiliki pasangan dengan latar belakang seperti ini, kalian sebagai pasanganya harus perduli dan sadar bahwa ini akan menjadi hal yang panjang dan akan mengancam kelangsungan rumah tangga anda selanjutnya.
Yang apabila kalian tidak sadar atau sadar namun tidak berhasil survive maka saya ucapkan selamat datang dalam kutukan ini.
Quote:
Lanjutan dibawah Gan