7 Kue Ini Selalu Ada Dalam Upacara Tradisional di Beberapa Daerah Indonesia
Thursday, October 18, 2018
Jakarta- Tak sekedar dibuat untuk dimakan, beragam kue tradisional dibuat untuk acara adat. Sebagai ungkapan syukur hingga memiliki makna simbolis.
Hampir setiap wilayah di Indonesia memiliki tradisi dan acara adat yang sudah dilakukan turun temurun. Kebanyakan acara adat dilengkapi dengan berbagai makanan, hingga kue tradisional yang unik. Beberapa diantaranya memiliki filosofi, dan selalu wajib dihadirkan dalam beberapa acara adat.
1. Sikaporo
Spoiler for :
Kue sikaporo khas Bugis, berasal dari Makassar. Biasanya dibuat dari telur bebek, santan kental, hingga gula pasir. Tampilannya sederhana, dengan tekstur lembut dan manis khas kue tradisional Indonesia.
Namun, kue yang satu ini selalu hadir dan menjadi hantaran wajib di pesta pernikahan adat Bugis. Kue ini memiliki filosofi kelembutan dan kesederhanaan, yang menjadi kunci dalam hadirnya rumah tangga harmonis. Bagi orang Makassar, kasih sayang dan perilaku lembut merupakan hal utama untuk membina sebuah keluarga.
2. Pinyaram
Spoiler for :
Pinyaram merupakan kue basah yang selalu hadir dalam setiap upacara adat di Minangkabau. Kue khas Sumatera Barat ini, memiliki bentuk bulat dengan warna kecokelatan. Terbuat dari campuran tepung dan gula jawa, rasanya manis dari gula jawa dengan tekstur kenyal.
Biasanya kue pinyaram dijadikan sebagai kue untuk menyambut para tamu, terutama di perayaan acara adat seperti pernikahan. Selain pernikahan, kue pinyaram selalu ada di setiap hari raya, seperti lebaran atau idul adha.
3. Kupat Lepet
Spoiler for :
Beberapa daerah di Jawa selalu mengadakan Lebaran Ketupat. Acara ini lebih dikenal sebagai 'Kupatan', biasanya diselenggarakan satu minggu setelah hari lebaran. Salah satu kue yang tak boleh ketinggalan adalah kupat lepet.
Kue yang satu ini rasanya gurih dan legit. Karena dibuat menggunakan beras kentang, yang dicampur dengan kelapa dan kacang tolo. Aroma harum dari daun pandan, dan dicampur dengan santan membuat kupat ini digemari banyak orang. Filosofi dibalik kupat lepet, artinya pemberian maaf. Lepet sendiri memiliki artian 'maaf'.
4. Pulung Nyepi dan Jaja Apem
Spoiler for :
Masyarakat Bali masih lekat dengan adat istiadat dan tradisi turun temurun. Setiap tahunnya umat Hindu di Bali merayakan Nyepi. Banyak kue dan santapan yang disajikan di sana.
Salah satunya ada Pulung Nyepi dan Cerorot. Pulung nyepi tampilannya mirip seperti kolak biji salak, tapi disajikan tanpa kuah gula dan santan. Kue ini terbuat dari tepung kanji yang dikukus, lalu ditambahkan parutan kelapa. Sementara jaja apem, hampir mirip dengan kue apem lainnya, namun tidak ditambahkan gula melainkan disajikan dengan kelapa parut dan gula merah cair.
5. Kue Tamo
Spoiler for :
Setiap Upacara Adat Tulude digelar, warga Sangir di Sulawesi Utara. Upacara adat ini dilakukan sebagai rasa puji syukur karena limpahan berkah yang diberikan Tuhan selama satu tahun.
Kue Tamo selalu menjadi lambang dari acara Tulude. Kue Tamo bentuknya kerucut, mirip seperti tumpeng. Tapi terbuat dari tepung beras, umbi-umbian, serta minyak kelapa. Diuju8ng Kue Tamo ditancapkan telur, sebagai lambang kehidupan yang baru.
6. Kue Dange
Spoiler for :
Selain suku Bugis, ada juga suku Dayak di Kalimantan Tengah yang masih memegang adat istiadat. Salah satu kue yang selalu hadir dalam setiapa cara, ada kue dange. Kue ini terdiri dari parutan kepala, tepung terigu, dan gula. Setelah itu dibalut menggunakan daun pisang kemudian dikukus.
Kue dange melambangkan kehangatan atau keakraban dari anggota keluarga. Sehingga kue ini selalu disuguhkan ke para tamu di setiap acara perayaan khusus.
7. Kue Apem
Spoiler for :
Di Jogja yang masih kental dengan tradisi Jawa dan adat istiadat keraton. Ada satu upacara unik yang bernama tradisi apeman, sesuai namanya kue ini biasanya dibuat sebagai salah satu rangkaian untuk memperingati bertahtanya sultan.
Biasanya abdi dalam di keraton akan memulai membuat apem secara besama-sama. Tradisi ini disebut ngebluk jeladren, atau membuat adonan. Kemudian apem dimasak langsung oleh anggota dan keluarga kerato, termasuk para putri. Sehingga tradisi apeman ini sangat spesial.