Ini 10 Ragam Menu Tionghoa yang Jadi Kesukaan Masyarakat Indonesia
Thursday, October 18, 2018

Jakarta - Jejak China di Nusantara memang sudah ada sejak dulu. Hal ini membuat banyak sekali makanan yang dipengaruhi oleh budaya China. Apa saja ya makanannya?
1. Soto
Spoiler for :

Soto merupakan salah satu makanan dengan varian yang banyak di Indonesia. Hampir setiap daerah di Indonesia memiliki variannya sendiri untuk makanan lezat yang satu ini, sebut saja soto Betawi, soto Kudus, soto Kudus, coto Makassar, dan masih banyak variannya yang lain.
Bahan dan bumbu yang digunakan di tiap daerah pun berbeda tergantung dengan selera warga lokal di wilayah tersebut. Namun terdapat satu hal yang menjadi benang merah antara satu jenis soto dengan yang lainnya, yaitu warna kuah yang cenderung kuning.
Pada jilid II dari karya besarnya yaitu Nusa Jawa: Silang Budaya, Denys Lombard membahas bahwa asal mula soto adalah makanan China bernama caudo atau jao to. Makanan ini pertama kali populer di wilayah Semarang sekitar abad ke-19. Namun dalam buku tersebut tidak ada penjelasan lebih lanjut mengenai salah satu makanan paling favorit bagi banyak masyarakat Indonesia.
Lebih jauh mengenai soto, terdapat sebuah penelitian yang berjudul Menyantap Soto Melacak Jao To dari Ary Budiyanto dan Intan Kusuma Wardhani yang mencoba memetakan sejarah dari makanan ini. Dikutip dari Lono Simatupang, disebutkan bahwa soto berasal dari makanan China dalam dialek Hokkian yang bernama cau do. Arti dari cau do sendiri adalah rerumputan jeroan atau jeroan berempah.
2. Lumpia
Spoiler for :

Makanan khas kota Semarang ternyata memiliki kisah menarik di baliknya. Lumpia hadir pertama kali pada abad ke 19 dan merupakan salah satu contoh perpaduan budaya asli Tiong Hoa – Jawa yang serasi dalam cita rasa. Semua bermula dari saat Tjoa Thay Joe yang lahir di Fujian, memutuskan untuk tinggal dan menetap di Semarang dengan membuka bisnis makanan khas Tiong hoa berupa makanan pelengkap berisi daging babi dan rebung. Tjoa Thay Joe kemudian bertemu dengan Mbak Wasih, orang asli Jawa yang juga berjualan makanan yang hampir sama hanya saja rasanya lebih manis dan berisi kentang juga udang.
Seiring waktu bejalan, mereka bukannya bermusuhan, malah saling jatuh cinta dan kemudian menikah. Bisnis yang dijalankan pun akhirnya dilebur menjadi satu dengan sentuhan sentuhan perubahan yang malah makin melengkapi kesempurnaan rasa makanan lintas budaya Tiong Hoa – Jawa. Isi dari kulit lumpia dirubah menjadi ayam atau udang yang dicampur dengan rebung serta dibungkus dengan kulit lumpia. Keunggulannya adalah udang dan telurnya yang tidak amis, rebungnya juga manis, serta kulit lumia yang renyah jika digoreng.
3. Bakso
Spoiler for :

Pada awal abad ke-17 akhir dinasti Ming di Fuzhou. Hidup seorang anak yang bernama Meng Bo yang tinggal di sebuah desa kecil. Meng Bo terkenal sebagai anak yang baik dan berbakti kepada ibunya. Kebaikan dan kebaktiannya sudah tertenak diantara para tetangganya. Hingga suatu hari, ibunya yang mulai tua tak dapat memakan daging sebab giginya sudah mulai tidak dapat makan makanan yang sifatnya keras, seperti daging. Padahal daging adalah makanan kesukaan ibunya. Bayangkan saja, kalau kamu yang ada di posisi Ibunya, kamu favorit dengan makanan, tapi kamu tidak bisa makan makanan yang kamu suka itu.
Sebab itulah, Meng Bo berinisiatif membantu agar ibunya dapat makan daging yang menjadi kesukaannya. Sepanjang malam, Meng Bo memikirkan bagaimana caranya mengolah daging yang keras agar dapat dimakan oleh ibunya. Hingga suatu ketika, Meng Bo melihat tetangganya menumbuk beras ketan untuk dijadikan kue mochi. Melihat hal itu, Meng Bo langsung pergi ke dapur dan mengolah daging seperti cara tetangganya membuat olahan kue mochi. Setelah daging empuk, Meng Bo membentuknya seperti bulatan bulatan kecil agar ibunya mudah untuk memakannya, dari aroma rebusan olahan daging itu tercium aroma yang sangat lezat. Sehingga Ibunya penasaran dengan aroma kaldu daging yang dibuat oleh Meng Bo itu dan ingin mencicipi makanan yang memiliki aroma sedap itu.
Setelah olahan daging matang, Meng Bo menyajikan olahan tersebut kepada ibunya. Sang ibu merasa gembira sebab tak hanya lezat namun adonan tersebut mudah untuk dimakan olehnya. Tak hanya sang ibu, Meng Bo pun merasa senang sebab sang ibu tercinta dapat merasakan makan daging kembali. Dan kini mereka sering memasak dan memakan bakso sebagai makanan utama mereka.
Cerita bakti Meng Bo dan sejarah bakso tersebar luas hingga ke seluruh Kota Fuzhou. Tak hanya tetangga namun banyak penduduk yang berdatangan untuk belajar membuat bakso yang dibuat Meng Bo. Dan resep tersebut terus menyebar hingga sampai ke Indonesia. Walau resep asli dengan resep Indonesia berbeda namun bentuk bakso yang bulat serta teksturnya yang empuk tetap sama layaknya resep Meng Bo.
Bakso yang kita kenal saat ini diperkenalkan oleh pedagang china yang menetap di Indonesia. Namun, sejarah bakso di Indonesia mengalami perubahan pada resep asli dimana penggunaan daging babi yang memang tidak familiar di Indonesia. Sehingga pedagang tersebut menggantinya dengan daging sapi, begitu juga dengan bumbu menggunakan rempah-rempah yang cocok dengan lidah orang Indonesia. Walau tak mirip dengan resep asli, namun daging bakso yang empuk tetap menjadi ciri khas masakan ini.
4. batagor
Spoiler for :

Batagor sudah cukup ngetop menjadi menu andalan wilayah Sunda khususnya Bandung. Sebelum jauh mengenal Batagor kita harus tau sejarahnya lebih dulu. Batagor (Baso Tahu Goreng) dulunya kreasi dari Somay. Somay berasal dari kata "Shumai" resep asli dibuat oleh orang-orang keturunan China. Bahan dasar mereka sama-sama ikan tenggiri giling yang kaya vitamin dan campuran tepung sebagai kulit luar. Cara penyajiannya yang beda, kalau di resto china disajikan dengan saus pedas. Karena orang Bandung yang amat cemerlang, Somay Bandung yang dikukus lalu disajikan dengan menu pelengkap sayuran lalu disiram bumbu kacang yang lezat. Kemudian di era 70-80an Somay dikembangkan menjadi Batagor "Baso Tahu Goreng" tentunya lebih krenyes dengan siraman bumbu kacamg kasar dan menjadi idola hingga kini.
Setelah mengulik panjang tentang Batagor Ihsan, Sofyan sang manajer outlet menceritakan tentang restonya siang itu, kami menyediakan menu-menu tradisional Batagor dengan penyajian berbeda dari yang lain yakni dengan 'ala barat' dan dikemas semenarik mungkin, "Kemudian bahan-bahan utama seperti tahunya juga kita datangkan murni dari Bandung", katanya.
"Pertama kali Resto Batagor Ihsan ini berkembang di luar Pulau Jawa sebenarnya, namun lama kelamaan cabang yang dibuka sudah merambah ke Jakarta dan sekarang berlabuh di Margonda. Kita juga siap mengeluarkan menu-menu baru supaya penggemar Batagor tidak bosan datang kemari seperti menu andalan kita yang baru yaitu Batagor Kuah." ceritanya lagi.
5.Siomay
Spoiler for :

Siomay adalah makanan yang mulanya berasal dari Tiongkok (china). Makanan ini dibawa oleh pedagang-pedagang dari tiongkok menuju indonesia, hingga saat ini makan ini selalu menjadi penghias menu tempat kuliner di Indonesia.
Siomay awalnya disajikan sebagai makanan rumahan. Awalnya siomay ini dibuat dari daging babi yang dicincang dan kemudian dibungkus dengan kulit pangsit, disajikan bersama-sama penganan lain untuk makan pagi (dimsum) atau sambil minum teh (Yam Cha).
Siomai atau siomay Dalam bahasa Mandarin, makanan ini disebut shaomai, sementara dalam bahasa Kanton disebut siu maai. Dalam dialek Beijing, makanan ini di sebut shaomai. Kulit siomai adalah serupa dengan kulit pangsit.
di indonsia sendiri makanan ini cukup melekat pada nama daerah di jawa barat yaitu Bandung asal muasal siomay bandung ialah ketika seorang ibu keturunan Cina warga Bandung. memenangi kejuaraan membuat siomay pada acara Cap Go Meh. Sejak itulah nama bandung melekat pada makanan ini.
6. Bakpia
Spoiler for :

Bakpia sebenarnya berasal dari negeri Cina, aslinya bernama Tou Luk Pia, yang artinya adalah kue pia (kue) kacang hijau. Selain itu pula bakpia mulai diproduksi di kampung Pathok Yogyakarta, sejak sekitar tahun 1948. Waktu itu masih diperdagangkan secara eceran dikemas dalam besek tanpa label, peminatnya pun masih sangat terbatas. Proses itu berlanjut hingga mengalami perubahan dengan kemasan kertas karton disertai label tempelan.
Tidak hanya warga Pathuk yang membuat bakpia, salah satu produsen bakpia "pribumi" alias warga Yogyakarta yang cukup populer adalah pada tahun 70-an adalah Nitigurnito yang tinggal di daerah Taman sari. Bakpia buatanya agak berbeda dengan buatan warga Pathuk. Bakpia Nitigurnito lapisan kulitnya lebih tebal, berwarna putih dengan bagian tengah menjadi kecoklatan karena dipanggang, sedangkan Bakpia Pathuk berkulit tipis dan mudah rontok.
7. Ronde
Spoiler for :

Tidak banyak yang tahu asal usul dari Wedang ronde ini. Masyarakat Indonesia mungkin hanya mengetahui jika wedang ini merupakan minuman tradisional khas nusantara, bukan berasal dari Negara lainnya.
Menurut catatan sejarah, ronde ini memang bukan berasal dari Indonesia. Melainkan berasal dari Tiongkok (China).
Ronde ini sebenarnya adalah makanan tradisional bernama Tangyuan. Makanan ini dibuat dari tepung ketan yang dibentuk bulat, diberi isian dan dicampur dengan air, kemudian direbus agar lebih panas.
Minuman ini menjadi camilan khas masyarakat china. Bisanya hanya disajikan ketika festival Lampion.
8. Tauco
Spoiler for :

Tauco adalah bumbu makanan yang terbuat dari biji kedelai (Glycine max) yang telah direbus, dihaluskan dan diaduk dengan tepung terigu kemudian dibiarkan sampai tumbuh jamur (fermentasi). Fermentasi tauco dengan direndam dengan air garam, kemudian dijemur pada terik matahari selama beberapa minggu sampai keluar aroma yang khas tauco atau rendaman berubah menjadi warna coklat kemerahan. Pada pertengahan prosesnya, rendamannya sering mengeluarkan bau yang menyengat seperti ikan busuk/bau terasi.
Dari beberapa produsen tauco tradisional mengatakan bahwa hasil rendaman, air rendamannya itulah diolah menjadi kecap sedangkan biji kedelainya menjadi tauco. Terdapat berbagai cara mengolah tauco yang masing masing memiliki keistimewaan tersendiri. Contoh tauco yang beredar di daerah Riau berbeda dengan tauco dengan di daerah Jawa dan Kalimantan. Tiap daerah memiliki keunikan cita rasa tersendiri.
9. Mie Ayam
Spoiler for :

Mi ayam yang kini akrab dijadikan menu santap siang ataupun camilan petang saat lapar menyerang, sebenarnya merupakan "turunan" makanan khas China, bakmi.
Di tanah kelahirannya, bakmi dibuat dari tepung terigu dan disajikan dengan kuah terpisah. Di atas mi biasanya ditambahkan lauk berupa potongan daging berbumbu serta sayuran. Daging yang umumnya digunakan di China adalah daging babi.
Namun, saat "hijrah" ke Indonesia melalui hubungan perdagangan, bakmi berubah menyesuaikan lidah lokal.
"Dalam perkembangannya daging babi diganti dengan daging ayam yang disemur kecap, karena mayoritas kerajaan kuno Nusantara merupakan kerajaan Islam," ujar Chef Edwin Lauw.
10. Cap Cai
Spoiler for :

Capcay (pinyin: zasui) adalah dialek Hokkian yang berarti harfiah "aneka ragam sayur". Capcay adalah nama hidangan khas Tionghoa yang populer yang khas karena dimasak dari banyak macam sayuran. Jumlah sayuran tidak tentu, namun banyak yang salah kaprah mengira bahwa capcai harus mengandung 10 macam sayuran karena secara harfiah adalah berarti "sepuluh sayur". Cap di dalam dialek Hokkian juga berarti sepuluh dan Cay artinya sayur.
Pengertian lainnya mengenai capcay adalah masakan sederhana yang terdiri dari aneka sayuran dipotong kecil-kecil dan kadangkala dimasak dengan baso ikan, baso sapi, udang, dan daging ayam. Di Amerika "cap-cay" cah disebut "chop-suey" dan konon diakui sebagai bagian ciptaan kuliner para imigran Cina di Amerika, dan merupakan salah satu ciptaan masakan Chinese-American. Anda, mungkin penasaran, bagaimana mungkin "cap-cay" cah berkelana begitu jauh dari Amerika hingga Indonesia.
Sumur: https://food.detik.com/infografis/d-...akat-indonesia
Kalau Berkenan:
:rate5 :cendolbig