Kenapa susah tidur di tempat asing dan cara mengatasinya
Tuesday, October 2, 2018
Pasti agan saat nginep dirumah temen atau di lingkungan asing pasti bikin kita susah tidur. Dan sekalinya tidur, kita tidur kaya mode siaga. Kalo misal denger suara dikit aja, kita langsung bangun.
:takut
Ternyata hal tersebut ada penjelasannya secara ilmiah loh gan.
:1thumbup
Buat agan yang pengen tau cara mengatasinya, simak aja langsung di bawah gan
:cystg
Quote:
Ilustrasi susah tidur. | Paisit Teeraphatsakool /Shutterstock
Tidur di lingkungan yang asing bukan hal mudah bagi sebagian orang. Hal ini telah terbukti secara ilmiah. Mengapa demikian dan bagaimana cara mengatasinya?
Tempat tidur sendiri umumnya merupakan tempat di mana seseorang tidur paling lama. Mungkin terkadang Anda tertidur di sofa, atau di tempat lain.
Namun, semua itu ada di lingkungan sama yang familier, yakni tempat tinggal Anda. Ketika Anda berada di luar rumah, otak pun menyadarinya dan membuat sejumlah penyesuaian.
Kondisi ini memiliki sebutan ilmiah, efek malam pertama. Jika Anda tidak sering bepergian dan tidur di tempat baru, keluar dari zona nyaman pasti akan mengacaukan kebiasaan tidur Anda. Pada dasarnya, pikiran Anda tidak akan memberi toleransi sampai mendeteksi kondisi aman yang familier.
Berbicara kepada Guardian, ahli tidur Masako Tamaki menggambarkan fenomena mana kala otak ibarat sedang "siskamling". Dengan analogi Game of Thrones, maka setengah dari otak Anda adalah Night Watch, dan yang lainnya adalah the wall.
"Jika kita tidak tahu apakah sebuah ruangan aman untuk tidur, maka kita memicu sistem jam malam sehingga dapat mendeteksi sesuatu yang tidak biasa. Sifatnya seperti perlindungan," kata Tamaki.
Tamaki mengeksplorasi fenomena ini lebih lanjut dengan tim riset di Brown University. Mereka kemudian menerbitkan studi pada 2016 dalam Current Biology.
Tamaki dan tim menuliskan temuan mereka, bahwa "susah tidur di lingkungan yang tidak dikenal adalah cara untuk bertahan hidup di lingkungan asing dan berpotensi bahaya. Caranya dengan menjaga salah satu belahan otak lebih waspada dari pada belahan lain sebagai penjaga malam, yang membangunkan orang ketika tanda-tanda eksternal yang tidak dikenal terdeteksi."
"Singkatnya, penelitian ini telah menunjukkan ketika kita berada di lingkungan baru, asimetri interhemisfer terjadi di regional SWA, kewaspadaan, dan responsivitas sebagai jam malam untuk melindungi diri kita sendiri."
Bahkan terhadap suara di ruangan yang berdekatan, bunyi toilet disiram, suara AC, atau bahkan lalu-lintas yang bising. Apapun itu jika tidak biasa, otak akan berusaha menyelidikinya.
Jadi, bagaimana caranya agar tidur tetap nyenyak di lingkungan yang asing?
Tamaki menyarankan untuk melawan hal-hal yang tidak dikenal dengan sesuatu yang familier. Membawa bantal yang biasa Anda pakai misalnya bisa jadi cara yang laik dicoba.
Cara lain, saat bepergian pilihlah akomodasi yang tata letak atau modelnya mirip tempat tinggal Anda. Dengan demikian otak tidak terlalu bingung.
Upaya-upaya ini dilakukan agar tidur di tempat yang bukan rumah sendiri jadi lebih familier. Membekali diri dengan beberapa peralatan tidur juga bisa Anda coba. Misal, membawa penutup mata untuk digunakan saat tidur, juga penutup telinga untuk memblokir suara asing.
Selain itu, peneliti tidur Rebecca Robbins merekomendasikan "rutinitas pra-tidur" untuk melatih pikiran Anda masuk zona tidur. "Mulailah dengan mematikan komputer Anda sekitar 90 menit sebelum tidur, dan lakukan sesuatu yang santai," katanya kepada Condé Nast Traveller.
"Komponen lain adalah mandi air hangat. Mandi lah dengan air hangat dan dinginkan kamar Anda, transisi ini akan membantu Anda tertidur."
Ketika Anda susah tidur di lingkungan yang asing, memahami mengapa otak beralih ke mode berjaga dan mengikuti kiat-kiat ini mungkin akan menghentikan pikiran Anda dari kewaspadaan berlebihan.
Tempat tidur sendiri umumnya merupakan tempat di mana seseorang tidur paling lama. Mungkin terkadang Anda tertidur di sofa, atau di tempat lain.
Namun, semua itu ada di lingkungan sama yang familier, yakni tempat tinggal Anda. Ketika Anda berada di luar rumah, otak pun menyadarinya dan membuat sejumlah penyesuaian.
Kondisi ini memiliki sebutan ilmiah, efek malam pertama. Jika Anda tidak sering bepergian dan tidur di tempat baru, keluar dari zona nyaman pasti akan mengacaukan kebiasaan tidur Anda. Pada dasarnya, pikiran Anda tidak akan memberi toleransi sampai mendeteksi kondisi aman yang familier.
Berbicara kepada Guardian, ahli tidur Masako Tamaki menggambarkan fenomena mana kala otak ibarat sedang "siskamling". Dengan analogi Game of Thrones, maka setengah dari otak Anda adalah Night Watch, dan yang lainnya adalah the wall.
"Jika kita tidak tahu apakah sebuah ruangan aman untuk tidur, maka kita memicu sistem jam malam sehingga dapat mendeteksi sesuatu yang tidak biasa. Sifatnya seperti perlindungan," kata Tamaki.
Tamaki mengeksplorasi fenomena ini lebih lanjut dengan tim riset di Brown University. Mereka kemudian menerbitkan studi pada 2016 dalam Current Biology.
Tamaki dan tim menuliskan temuan mereka, bahwa "susah tidur di lingkungan yang tidak dikenal adalah cara untuk bertahan hidup di lingkungan asing dan berpotensi bahaya. Caranya dengan menjaga salah satu belahan otak lebih waspada dari pada belahan lain sebagai penjaga malam, yang membangunkan orang ketika tanda-tanda eksternal yang tidak dikenal terdeteksi."
"Singkatnya, penelitian ini telah menunjukkan ketika kita berada di lingkungan baru, asimetri interhemisfer terjadi di regional SWA, kewaspadaan, dan responsivitas sebagai jam malam untuk melindungi diri kita sendiri."
Bahkan terhadap suara di ruangan yang berdekatan, bunyi toilet disiram, suara AC, atau bahkan lalu-lintas yang bising. Apapun itu jika tidak biasa, otak akan berusaha menyelidikinya.
Jadi, bagaimana caranya agar tidur tetap nyenyak di lingkungan yang asing?
Tamaki menyarankan untuk melawan hal-hal yang tidak dikenal dengan sesuatu yang familier. Membawa bantal yang biasa Anda pakai misalnya bisa jadi cara yang laik dicoba.
Cara lain, saat bepergian pilihlah akomodasi yang tata letak atau modelnya mirip tempat tinggal Anda. Dengan demikian otak tidak terlalu bingung.
Upaya-upaya ini dilakukan agar tidur di tempat yang bukan rumah sendiri jadi lebih familier. Membekali diri dengan beberapa peralatan tidur juga bisa Anda coba. Misal, membawa penutup mata untuk digunakan saat tidur, juga penutup telinga untuk memblokir suara asing.
Selain itu, peneliti tidur Rebecca Robbins merekomendasikan "rutinitas pra-tidur" untuk melatih pikiran Anda masuk zona tidur. "Mulailah dengan mematikan komputer Anda sekitar 90 menit sebelum tidur, dan lakukan sesuatu yang santai," katanya kepada Condé Nast Traveller.
"Komponen lain adalah mandi air hangat. Mandi lah dengan air hangat dan dinginkan kamar Anda, transisi ini akan membantu Anda tertidur."
Ketika Anda susah tidur di lingkungan yang asing, memahami mengapa otak beralih ke mode berjaga dan mengikuti kiat-kiat ini mungkin akan menghentikan pikiran Anda dari kewaspadaan berlebihan.
Nah buat agan yang gak biasa tidur di luar, bisa dicoba bawa barang yang biasa nemenin kita saat tidur setiap harinya.
Misalnya bawa kasurnya
:wakaka
Kalo solusi dari ane sih, minum aer yang banyak gan. Soalnya ane juga pernah susah tidur terus minum aer banyak eh ngantuk deh
:hammer
Semoga bermanfaat threat ane kali ini gan
:shakehand2
Quote:
Quote:
