Masa Depan Ada Dibelakang! Pisau Belati Firaun Dari Ruang Angkasa
Monday, November 19, 2018
Sebuah belati yang ditemukan di sarkofagus Firaun Tutankhamun ternyata terbuat dari besi yang berasal dari ruang angkasa.
Menggunakan peralatan portabel X-Ray Spektometri Fluoresensi, tim peneliti dari Italia dan Mesir menegaskan bahwa besi dari belati yang ditempatkan di paha kanan mumi Firaun Tutankhamun berasal dari batu meteor. Para peneliti tersebut merupakan gabungan peneliti dari Museum Mesir, Kairo dengan peneliti dari Pisa University di Milan. Hasil penemuan ini dipublikasikan dalam jurnal Meteoritics dan Planetary Science.
Senjata tersebut yang sekarang dipamerkan di Museum Mesir di Kairo, ditemukan pada tahun 1925 oleh Howard Carter, yang tiga tahun sebelumnya telah menemukan makam sang Firaun di tepi barat Sungai Nil yaitu di Gerzeh.
Belati tersebut terbuat dari bahan anti karat, logam homogen. Selain itu belati ini memiliki pegangan emas yang dihiasi. Selubung emas dengan motif bunga lily menghiasi di satu sisi dan dengan pola bulu di sisi lain serta berbentu kepala serigala pada ujungnya.
Memang, sebagian besar besi meteoroit terbuat dari besi dan nikel, dengan sejumlah kecil dari kobalt, fosfor, sulfur dan karbon. Sementara belati kuno Firaun Tutankhamun tersebut mengandung presentase nikel hampir 11 persen.
Rasio nikel dan kobalt yang ada di pisau belati itu sesuai dengan besi meteorit yang berasal dari periode awal tata surya Fragmen Meteorit yang digunakan sebagai bahan belati ini ditemukan pada tahun 2000 di sebuah dataran tinggi batuan kapur di Mersa Matruh, sebuah pelabuhan laut yang berjarak sekitar 150 mil sebelah barat dari Alexandria.
Studi ini menunjukkan bahwa besi meteorit pada masa peradaban Mesir kuno bernilai tinggi. Hal ini karena besi meteorit hanya digunakan untuk bahan pembuatan barang berharga. Orang–orang Mesir Kuno mungkin telah mengamati dan meneliti potongan batu yang jatuh dari langit ini. Untuk membuat besi metoroit menjadi belati, maka besi tersebut harus dipanaskan atau dilelehkan pada suhu 2000 derajat celcius. Sementara orang Mesir Kuno pada masa itu belum memiliki teknologinya. Mereka membuat belati tersebut dengan menempanya.