Mungkinkah Kita Bisa Lupa Dengan Bahasa Ibu Kita?




Bahasa ibu (disebut juga bahasa asli atau bahasa pertama), adalah bahasa pertama yang dipelajari oleh seseorang. Biasanya sejak lahir seseorang akan belajar dasar-dasar bahasa ibu mereka dari orang tua atau keluarganya.

Contoh, kalo kalian lahir di Indonesia, orang tua kalian adalah orang Indonesia dan hidup di Indonesia, lalu sejak lahir kalian diajari oleh orang tua kalian berbahasa Indonesia, maka berarti bahasa ibu kalian adalah Bahasa Indonesia.

Tapi walaupun sejak kecil kita selalu memakai bahasa ibu kita untuk berkomunikasi, tau gak kalian kalo kita mungkin saja bisa lupa dengan bahasa ibu kita? Bagaimana dan kenapa ini bisa terjadi, penjelasannya mungkin kompleks. Tapi mari kita bahas kenapa kita bisa lupa dengan bahasa ibu kita.
:cystg




Quote:


Ada kalanya kita akan menyadari bahwa setelah bertahun-tahun kita tinggal di luar negeri, terkadang bahasa ibu malah jadi terdengar asing bagi kita. Kebanyakan migran yang sudah lama pergi dan menetap di luar negeri pasti tau rasanya. Apakah semakin lama kita meninggalkan kampung halaman kita, semakin besar pula kemungkinan kita bisa melupakan bahasa ibu kita?

Hal ini tidak hanya dirasakan oleh migran yang telah menetap lama di luar negeri saja, tetapi ini juga bisa dirasakan oleh siapa saja yang berusaha mempelajari bahasa lain selain bahas ibu mereka.

Quote:






Pada anak-anak, fenomena ini lebih mudah dijelaskan karena otak mereka pada umumnya lebih gampang beradaptasi. Sampai sekitar usia 12 tahun, kemampuan bahasa seseorang relatif masih dapat berubah. Penelitian pernah dilakukan pada anak-anak yang diadopsi ke luar negeri dan hasilnya menunjukkan bahwa seorang anak usia 9 tahun bisa hampir sepenuhnya melupakan bahasa ibu dari tempat kelahiran mereka sendiri saat mereka dipindahkan ke luar negeri.

Tapi beda kasus dengan orang dewasa, ketika mereka pindah saat dewasa sepertinya bahasa ibu tidak mungkin bisa dilupakan sepenuhnya kecuali dalam kondisi-kondisi ekstrim. Misalnya, Schmid pernah menganalisa orang-orang Jerman keturunan Yahudi yang mengungsi ke Inggris dan AS saat masa rezim Nazi. Setelah sekarang ditanya, ternyata orang-orang Jerman ini tidak bisa bahasa Jerman bahkan mereka malah ingin melupakan bahasa ibu mereka karena trauma.





Seberapa baik kecakapan seseorang menggunakan bahasa ibu sangat berkaitan dengan talenta dalam diri seseorang itu sendiri. Orang yang mahir dalam berbahasa cenderung lebih bisa mempertahankan bahasa ibu mereka, tidak peduli seberapa jauh atau lama mereka pergi dari kampung halaman mereka dan menetap di luar sana.

Tapi bagi mereka yang sudah lama menetap di luar negeri, terkadang kurangnya penggunaan bahasa ibu mereka di tempat mereka tinggal biasanya menimbulkan persilangan linguistik. Mencampuradukan bahasa ibu mereka dengan bahasa tempat mereka menetap.





Sebut saja di London, yang dikenal sebagai salah satu kota dengan penduduk berkemampuan multibahasa terbanyak, hal ini sangat umum kita temukan sehingga jadi terasa seperti dialek para kaum urban. Tau kah kalian lebih dari 20% penduduk London ternyata tidak berbicara dengan menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa utamanya.

Walaupun mereka memakai bahasa Inggris, mereka akan menyelipkan bahasa ibu mereka ke dalamnya. Misal, mereka berbicara menggunakan bahasa Inggris tapi dicampur dengan bahasa Italia, Perancis, Jepang, Korea, atau Tiongkok yang membuat dialek perkataan mereka jadi aneh.

Quote:


Orang Spanyol yang tinggal di Inggris kebanyakan dari mereka berbicara menggunakan bahasa Inggris. Karena sudah tinggal lama, bekerja dan terlalu sering menggunakan bahasa Inggris mereka jadi tidak terbiasa lagi dengan bahasa ibu mereka, bahasa Spanyol.

Kalo ketemu dan berbincang dengan sesama orang Spanyol mereka kadang malah canggung menggunakan bahasa ibu mereka sendiri. Dominguez menganalisa, sepertinya orang-orang Spanyol yang ada di luar negeri memang tidak suka bergaul untuk melestarikan tata bahasa ibu mereka.





Berbeda dengan orang Kuba, jika orang Kuba pergi ke AS hampir pasti mereka akan tinggal di Miami, sebuah kota yang terkenal karena jumlah komunitas Amerika Latin disana yang besar, dan mereka selalu berbicara menggunakan bahasa Spanyol dalam kehidupan sehari-hari.

Tapi setelah menetap lama di Miami, dialek bahasa Spanyol orang Kuba jadi berbeda, bukan karena pengaruh bahasa Inggris, tapi karena jenis bahasa Spanyol lain yang ada di Miami seperti bahasa Spanyol orang Kolombia atau Meksiko. Orang-orang Kuba lama-kelamaan malah berbicara bahasa Spanyol seperti orang Kolombia atau Meksiko.

Hal ini juga menunjukkan suatu proses alami manusia terhadap realita di lingkungannya yang baru. Jadi mungkin teorinya semakin kita akrab dengan bahasa atau dialek lain yang berbeda dengan bahasa ibu kita, semakin mungkin itu mengubah tata bahasa ibu kita.





Sebenarnya untuk orang yang pergi ke luar negeri setelah dewasa dan menetap lama bertahun-tahun disana, kalo mereka mulai lupa dengan bahasa ibu mereka, masih bisa dibantu dengan cara mereka bergabung dengan komunitas sebangsa atau pulang kampung ke tanah asalnya.

Yang agak susah itu mungkin kalo sudah dibawa ke luar negeri sejak anak-anak, misal karena perkerjaan orang tua mereka terpaksa dibawa oleh orang tuanya untuk menetap dan tinggal belasan/puluhan tahun di luar negeri.

Walaupun mereka sempat belajar bahasa ibu, tapi karena mereka tumbuh dan berkembang menjadi dewasa di luar negeri, kemampuan bahasa ibu mereka mungkin terkikis. Dialek bahasa ibu mereka mungkin akan berbeda karena pengaruh bahasa dari luar, atau malah bisa saja mereka jadi sepenuhnya lupa dengan bahasa ibu mereka.

Tapi intinya, bagi kita yang namanya bahasa ibu adalah penting dan sudah terikat dengan identitas diri kita. Hal ini harus ditanamkan pada diri setiap orang, jangan sampai bahasa ibu kita terlupakan.
:nyantai


Referensi: BBC

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel