[Renungan]Lepaskan Kepalan mu
Di suatu hutan hiduplah sekelompok monyet. Pada suatu hari, tatkala mereka
tengah bermain, tampak oleh mereka sebuah toples kaca berleher panjang dan
sempit yang bagian bawahnya tertanam di tanah. Di dasar toples itu ada
kacang yang sudah dibubuhi dengan aroma yang disukai monyet. Rupanya toples
itu adalah perangkap yang ditaruh di sana oleh seorang pemburu.
Salah seekor monyet muda mendekat dan memasukkan tangannya ke dalam toples
untuk mengambil kacang-kacang tersebut. Akan tetapi tangannya yang terkepal
menggenggam kacang tidak dapat dikeluarkan dari sana karena kepalan
tangannya lebih besar daripada ukuran leher toples itu. Monyet ini
meronta-ronta untuk mengeluarkan tangannya itu, namun tetap saja gagal.
Seekor monyet tua menasihati monyet muda itu: "Lepaskanlah kepalanmu atas
kacang-kacang itu! Engkau akan bebas dengan mudah!" Namun monyet muda itu
tidak mengindahkan anjuran tersebut, tetap saja ia bersikeras menggenggam
kacang itu.
Beberapa saat kemudian, sang pemburu datang dari kejauhan. Sang monyet tua
kembali meneriakkan nasihatnya: "Lepaskanlah kepalanmu sekarang juga agar
engkau bebas!" Monyet muda itu ketakutan, namun tetap saja ia bersikeras
untuk mengambil kacang itu. Akhirnya, ia tertangkap oleh sang pemburu.
Demikianlah, kadang kita juga sering mencengkeram dan tidak rela melepaskan
hal-hal yang sepatutnya kita lepaskan: kemarahan, kebencian, iri hati,
ketamakan, dan sebagainya. Apabila kita tetap tak bersedia melepas, tatkala
kematian datang "menangkap" kita, semuanya akan terlambat sudah.
Bukankah lebih mudah jika kita melepaskan setiap masalah yang lampau, dan
menatap hari esok dengan lebih cerah? Bukankah dunia akan menjadi lebih
indah jika kita bisa melepaskan "kepalan" kita dan membagi kebahagiaan
dengan orang lain?
*Sumber dari milis email, mohon maaf kalau repost