Tradisi Lilikuran Di Sepuluh Hari Terakhir Ramadhan
Wednesday, June 6, 2018
Tak terasa bulan suci Ramadhan sudah memasuki sepuluh hari terakhir. Datangnya hari raya Idul Fitri semakin dekat dan mendatangkan perasaan bahagia kepada umat muslim di seluruh dunia.
Sepuluh hari terakhir Ramadhan juga dipercaya sebagai malam Lailatul Qadr; berdasarkan hadist Aisyah radiallahu 'anha, dia berkata Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam ber'itikaf di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan dan beliau bersabda:
"Carilah malam Lailatul Qadr (di malam ganjil) pada sepuluh hari terakhir Ramadhan."
Spoiler for :
Malam Lailatul Qadr adalah malam yang lebih baik dari seribu bulan. Di sepuluh hari terakhir Ramadhan orang-orang yang berlomba-lomba untuk meningkatkan amal ibadah nya. Ada satu tradisi yang sampai sekarang menjadi hal menarik buat ane pribadi saat Ramadhan mulai memasuki sepuluh hari terakhir, tradisi itu adalah lilikuran atau membagikan makanan kepada warga yang melaksanakan shalat tarawih di masjid pada malam 21,23,25,27,29 Ramadhan.
Tak ada peraturan baku mengenai jenis makanan yang dibagikan saat lilikuran, namun ada beberapa makanna yang menjadi langganan saat lilikuran seperti onde-onde, leupeut, lemper, nagasari. Selain itu ada jajanan-jajanan warung juga air mineral.
Spoiler for :
Di malam lilukuran banyak anak kecil dan remaja yang kembali giat untuk melaksanakan shalat tarawih berjamaah di masjid. Ini membuat suasana di masjid menjadi lebih ramai dari hari-hari sebelumnya, melihat anak kecil yang berlarian keluar masjid setelah shalat tarawih selesai menjadi keasyikan tersendiri.
Awal mula tradisi ini dilakukan mungkin bertujuan meningkatkan kembali gairah masyarakat untuk shalat tarawih berjamaah di masjid dan mempererat tali silaturahmi. Ibu-ibu biasanya sibuk menyiapkan makanan bersama-sama di sore hari dan anak kecil juga remaja menjadi lebih bersemangat ke masjid. Dengan kata lain tradisi ini merupakan cara untuk memeriahkan sepuluh hari terakhir Ramadhan dengan harapan msyarakat bisa lebih mendekatkan diri kepada Sang Pencipta. Terutama untuk anak-anak kecil, meskipun motivasi awalnya adalah makanan di akhir tarawih tapi kebiasaan untuk menunaikan shalat tarawih berjamaah di masjid bisa menjadi bekal bagi mereka dan saat nanti mereka mengerti keistimewaan malam Lailatul Qadr motivasi yang melangkahkan kaki mereka ke masjid-masjid bukan lagi makanan di akhir shalat tarawih melainkan sesuatu yang telah dijanjikan oleh Allah SWT.
Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan, dan tahukah kamu Apakah malam kemuliaan itu? malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan, pada malam itu turun malaikat-malaikat dan Malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan, malam itu (penuh) Kesejahteraan sampai terbit fajar. (Qs. Al-Qadr, 97:1-5)
sumber: pemikiran pribadi
Quote: