'Si Doel The Movie': Cinta Lama Belum Kelar



Bayangkan lo sedang ada di satu segmen LIVE NGASKUS dan Abbe memberikan pertanyaan ini dan harus dijawab dalam waktu kurang dari lima detik: "Siapa pasangan dalam film yang paling nempel di kepala kamu?" Kira-kira pasangan mana yang akan pertama muncul?

Apakah Rangga dan Cinta dari 'Ada Apa Dengan Cinta?'? 

Apakah Adit dan Tita dari 'Eiffel... I'm In Love'? 

Apakah Fahri dan Aisha dari 'Ayat Ayat Cinta?' 

Romi dan Yuli dalam 'Pengantin Remaja'? 

Galih dan Ratna dari 'Gita Cinta dari SMA'?

Ataukah Sherina dan Sadam dari 'Petualangan Sherina'?

Itu beberapa pasangan yang kepikiran di kepala kalau pertanyaan itu ditujukan ke gue. Tapi mungkin butuh waktu sekitar beberapa puluh detik untuk berpikir supaya bisa keluar semuanya. Nah kalau pertanyaan diganti jadi "Pasangan legendaris di televisi yang paling teringat sampai sekarang?" mungkin jawabannya enggak akan sebanyak itu. Karena cuma ada satu sinetron yang layak masuk ke dalam kategori legendaris di Indonesia: Si Doel. Dan pasangan legendaris itu nggak cuma antara dua orang aja, tapi yang ini tiga orang: Sarah, Doel, dan Zaenab.



Sejak pertama kali diproduksi untuk layar kaca di tahun 1994, kisah Si Doel sudah sangat melekat di hati masyarakat Indonesia. Apalagi mereka yang masuk ke generasi 90-an. Paling enggak pernah menyaksikan sinetron ini satu atau dua episode di salah satu televisi swasta di antara tahun 1994 sampai tahun 2005. Si Doel adalah tolok ukur untuk semua sinetron yang bertema Betawi. Yah... banyak PH berusaha membuat sesuatu yang mirip seperti ini tapi nggak ada yang otentik seperti apa yang ditampilkan di sinetron Si Doel. 

Bercerita tentang drama keluarga, tentunya Si Doel juga punya sisi romansa. Nah, cerita cinta segitiga antara Doel (diperankan oleh H. Rano Karno), Sarah (diperankan oleh Cornelia Agatha) dan Zaenab (diperankan oleh Maudy Koesnaedy) bisa dikatakan sebagai kisah cinta segitiga yang legendaris. Sekaligus sebagai kisah cinta yang belum ada ujungnya. Meski sinetron tersebut telah dilanjutkan ke dalam bentuk film televisi di tahun 2011, bahkan sampai film terbarunya yang berjudul 'Si Doel The Movie' yang akan tayang di bioskop 2 Agustus 2018 nanti.

Mempertahankan formasi pemain lama, H. Rano Karno menghidupkan kembali kisah Doel dan dua perempuan yang ada dalam kehidupannya dalam format film layar lebar. 'Si Doel The Movie' diramu menjadi sebuah karya yang padat drama antara Doel, Sarah dan Zaenab, dibalut komedi natural dari Atun dan Bang Mandra. Kita diajak mengikuti kisah asmara yang belum kelar antara Doel dan Sarah, 14 tahun setelah Sarah meninggalkan Doel tanpa kejelasan karena cemburu kepada Zaenab. 14 tahun yang lalu Sarah pergi dalam kondisi mengandung dan 14 tahun kemudian dia masih tidak bisa melupakan Doel. 

Kerinduannya pada sosok anak Betawi asli itu membuat Sarah meminta sepupunya, Hans (diperankan oleh Adam Jagwani), untuk mendatangkan Doel ke Belanda. Hans tidak menjelaskan apapun pada Doel sampai akhirnya dia bertemu dengan Sarah di sebuah museum. Di situlah Sarah menjelaskan bahwa bukan hanya dia yang ingin bertemu dengan Doel, tapi juga Dul (diperankan oleh Rey Bong), anak hasil pernikahan mereka.

(Ini bukan spoiler ya, ini ada di deskripsi trailer 'Si Doel The Movie' yang ada di YouTube Falcon Pictures)




Untuk pertama kalinya di Indonesia, di hadapan lebih dari 8000 undangan film 'Si Doel The Movie' di putar di acara Gala Premiere yang bertempat di XXI Epicentrum, Kuningan, Jakarta Selatan. Nggak seperti kebanyakan Gala Premiere film yang biasanya hanya digelar sehari, Falcon Pictures dan Karnos Film menggelar dua hari Gala Premiere yaitu pada Sabtu (28/7/2018) dan Minggu (29/7/2018). Ini adalah acara pemutaran ketiga setelah yang dilakukan di bioskop Pathe Tuschinski, Amsterdam, Belanda, pada 23 Juli 2018 lalu. Untuk dua event tersebut, film 'Si Doel The Movie' mendapatkan penghargaan dari Museum Rekor Dunia Indonesia sebagai 'Film Indonesia Pertama yang Menggelar Gala Premiere Selama Dua Hari Berturut-turut' dan 'Film Indonesia Pertama yang Menggelar Gala Premiere di Amsterdam'. 



Gue termasuk yang beruntung. Bukan menyaksikan di Belanda sih, cukup di Jakarta Selatan saja. Dan setelah menonton film ini gue merasakan sensasi yang campur aduk. Di awal rasanya mau ketawa terus melihat tingkah Atun dan Mandra, tapi menuju ke akhir film rasanya ingin meremas-remas hati sendiri ketika dibawa menyelami lebih dalam cinta segitiga antara Doel, Zaenab dan Sarah. Gue sebenarnya #TeamSarah, tapi melihat Zaenab berada dalam situasi yang tidak enak kayak gitu bikin gue jadi ingin memberikan puk-puk gratis juga. 

Atun (diperankan oleh H. Suty Karno) dan Mandra (diperankan oleh H. Mandra YS) masih tetap kebiasaan mereka yang hobi "berantem" dan saling ejek. Chemistry yang sudah terjalin di antara keduanya setelah bertahun-tahun tetap segar dan mengundang tawa para penonton. Meski kisah ini berfokus pada Doel, Sarah dan Zaenab, tapi Atun dan Mandra adalah scene stealer yang menyeimbangkan semua drama percintaan dalam 'Si Doel The Movie'. Cara H. Suty Karno dan H. Mandra YS mengucapkan setiap dialog terdengar mulus dan tulus. Nggak ada sama sekali feel kalau mereka sedang berakting dalam film. Keduanya seolah-olah sedang menjalankan peran menjadi diri mereka sendiri. 



Begitu juga dengan Maudy Koesnaedy yang sudah lekat dengan karakter Zaenab. Meski bertahun-tahun sudah berlalu, Zaenab masih tetap perempuan Betawi yang polos dan penurut. Beberapa orang akan bisa related dengan bagaimana sikap Zaenab dan sebagian lain mungkin akan kesal dengan dirinya. Dia masih tetap jadi sosok yang merasa ada sesuatu yang salah, tetapi berusaha untuk mengabaikannya dan percaya bahwa akan ada kebahagiaan di depan sana untuk dirinya dan Doel. Tapi, akankah kebahagiaan itu ada buat mereka? Karena di sisi lain, Doel harus menghadapi kegalauan yang muncul tidak hanya dari Sarah tapi dari seseorang yang baru ditemuinya setelah 14 tahun. Seseorang yang terus mempertanyakan keberadaannya dan sangat ingin bertemu dengan dirinya.

Kesederhanaan keluarga Doel masih sangat terasa. Desain rumah khas Betawi itu pun tetap dipertahankan lengkap dengan Oplet bernama Denok yang dipakai Doel untuk mencari tambahan uang untuk menghidupi keluarganya dulu. Warung Atun pun tetap berdiri di ujung halaman rumah. Bedanya tidak akan ada tukang panci keliling yang menagih hutang di film ini dan tidak ada Mas Karyo juga yang lalu lalang berhutang ke Mak Nyak. Doel juga tetap mewakili sebagian masyarakat Indonesia yang masih susah mendapatkan pekerjaan. Meski sudah pernah ke Swiss dan ke Belanda, Doel tetaplah orang Indonesia kebanyakan yang kagum pada kota di luar negeri.



'Si Doel The Movie' adalah tontonan keluarga yang tidak hanya menyajikan drama, tapi juga mengajak kita bernostalgia dengan wajah-wajah lama yang pernah mengisi hari-hari di masa lalu kita. Ringan dan menghibur, tanpa sesuatu yang dilebih-lebihkan. 'Si Doel The Movie' yang akan tayang di bioskop 2 Agustus 2018.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel