Kulihat ibu pertiwi
Sedang bersusah hati
Air matamu berlinang
Mas intanmu terkenang
Siapa yang tidak ingin negara kita tercinta ini menjadi negara maju, seperti halnya Amerika, rusia, inggris dan lainya. Menurut gue pribadi Indonesia sangat bisa menjadi negara maju, bahkan bisa menjadi negara adidaya menyaingi Amerika, kita punya segalanya, kita punya sumber daya alam yang sangat melimpah, kita punya jumlah penduduk terbanyak ke 4 di dunia, tapi kenapa 265 juta jiwa dengan 179 juta jiwa usia produktif atau lebih dari setengahnya tidak mampu membuat negara ini maju, kenapa? Kenapa? Kenapa?
Salah pemerintah kah? Salah orang-orang terdahulukah? Atau salah ultramen yang tidak pernah ada di Indonesia? BUKAN !! Ini semua salah kita!! (termasuk saya) ini semua salah kita karena ...
Quote:
1. Malu mengakui kalau kamu adalah orang Indonesia.
Ngaku cinta Tanah Air tapi malu kulit mu tidak seputih artis korea, ngaku cinta Tanah Air tapi malu punya idung pesek, ngaku cinta Tanah Air tapi menjadikan 'kebodohan' trending topik seantero jagat. Genk Indonesia ga akan maju kalau kita malu apalagi membuat malu wajah Indonesia di depan dunia. Jika ingin Indonesia maju, STOP !! Stop membicarakan kebodohan, stop menjadikan kebodohan trending topic, Viralkan prestasi bukan sensasi. Jika kalian berpergian keluar Negeri, jangan pernah malu bicara "I'm from Indonesia, and I'm proud Indonesian" kalau perlu tiap kalian pergi keluar negeri pakai atribut yang menunjukan kalau kalian orang Indonesia, dan jangan buat malu di luar sana ! Be good and Be smart !!
Quote:
2. Masih melanggar atau menyepelekan hukum.
Genk, jangan harap Indonesia bakal maju, kalau kita masih melanggar hukum ! Peraturan di buat bukan untuk di langgar, peraturan di buat untuk mentertibkan, mengingatkan, dan memberi tau kalau ada batasan-batasan kita sebagai manusia. Selain Hak dalam hidup juga mempunya kewajiban, dan mematuhi peraturan adalah keharusan a.k.a kewajiban. Walau banyak pakar hukum yang bilang kalau hukum di Indonesia itu tumpang tindih, tapi hukum tetap harus di tegakan setegak-tegaknya. Jangan dulu bicara yang besar dan jauh, pertanyaanya! sudahkah kita menganggap hukum di negeri ini adalah sesuatu yang harus kita patuhi? Atau kita hanya menganggapnya sekedar hiasan di buku undang-undang ? Atau malah justru kita tidak menganggap hukum itu ada dan hidup bak tarzan di tengah kota?
Quote:
3. Malas belajar
Menuntut ilmu itu hukumnya wajib ! Karena jika kita malas untuk belajar, kita akan terus-terusan di bodohi, jika kita malas untuk belajar selamanya kita akan jadi 'pembantu' di Negeri kita sendiri. Genk akui saja pengetahuan kita masih sangat jauh tertinggal dengan negara-negara lain. Kita tidak akan bisa berdiri sebagai negara mandiri jika orang-orang di dalamnya malas untuk belajar memperbaiki diri. Indonesia sangat kaya sumber daya alam, namun sangat minim sumber daya manusia yang berkualitas. Jangan salahkan pemerintah, Jangan salahkan perusahan-perusahaan besar yang memakai jasa asing untuk kelancaran bisnisnya, salahkan kita (diri sendiri) yang malas untuk belajar, berkembang, sehingga kita hanya bisa melihat sumber daya alam kita di keruk habis oleh asing, dan kita hanya duduk meratapi nasib, tanpa mau belajar bagaimana cara kita untuk mengolah apa yang kita punya saat ini. Tidak ada cara lain selain belajar !! Belajar, belajar, dan belajar ! Jangan malas untuk belajar, bahkan untuk menjadi atlet e-sport pun harus belajar, bukan cuma mengandalkan kesenangan saat bermain gamenya saja bukan? Belajar adalah kunci untuk mencerdaskan kehidupan Bangsa, jangan hanya teriak-teriak konspirasi, belajarlah untuk membuat konspirasi yang menguntungkan Negeri ini.
Quote:
4. Malas untuk belajar dan melestarikan budaya
Kenapa begitu semaraknya perayaan halloween yang merupakan itu budaya yang bukan dari Indonesia, kenapa tidak semarakan saja malam satu suro yang menurut saya pribadi lebih menyeramkan dari pada halloween, kenapa harus meriahkan konser band luar negeri dengan harga tiket yang tidak jarang menebus angka 7 digit, kenapa tidak meriahkan saja festival budaya Bangsa sendiri? Selera? Jika jawaban kita adalah karena selera, berarti selera mu adalah selera yang mengikis budaya Negeri ini. Jangan sampai budaya Negeri ini di klaim negara lain baru kita teriak kalau itu budaya kita. Anak muda jangan malu belajar nyinden, anak muda jangan malu belajar sastra jawa, anak muda jangan malu belajar tari kecak, karena kalau bukan kita yang melestarikan budaya Indonesia siapa lagi? Avenger?
Quote:
5. Tidak peduli dengan kelestarian lingkungan.
Bagaimana negara ini bisa maju, kalau kita masih suka sembarangan membuang sampah, melempar seenak jidatnya sampah dari dalam mobil, membuang sampah ke kali, sungai, selokan, meninggalkan begitu saja kertas bekas tulisan-tulisan 'pamer' di puncak gunung yang baru saja didaki, menebang pohon tanpa menanamnya kembali, saat negara-negara eropa sudah menerapkan aturanya untuk kendaraan yang harus minim polusi, saat Jepang sudah merencanakan tiap kendaraanya menggunakan bahan bakar listrik. kita ? Sedangkan kita masih meributkan siapa melecehkan siapa !! Genk, Negara maju bukan berarti mengabaikan kelestarian lingkungan. Lingkungan yang bersih dan indah adalah cerminan pribadi orang-orang yang tinggal di dalamnya. Kalau bukan kita yang menjaga kelestarian lingkungan kita lantas siapa yang harus menjaganya? Ultraman?
Quote:
6. Melupakan arti kata gotong-royong
Hari sabtu di kasih tau pak RT, ada kerja bakti di hari minggu, eh hari minggunya pura-pura ada urusan mendadak. Ada pohon guede tumbang karena angin besar, eh dia diem ajah ngeliatin orang-orang yang lagi nyoba angkat itu pohon. Ada kegiatan tanem pohon mangrove, ngikut tapi 'bajunya bersih' cuma asik selfie sendiri, update di sosmed bilangnya ikut nanem, halah buaaassiiii !! Genk, Presiden pertama kita Ir.Soekarno pada tahun 1945 dalam sidang BPUPKI pernah menyampaikan "gotong royong adalah jiwa masyarakat indonesia." Gotong royong ga melulu tentang kerja bakti bersiin selokan, gotong royong itu bekerja sama melakukan sesuatu yang berguna untuk lingkungan, jadi jika suatu kegiatan sekiranya berguna sedang berlangsung di sekitar kita kenapa harus menunggu di paksa untuk ikut membantunya. Genk, negara kita ga akan maju kalau kita ga punya inisiatif membantu ! Negara ini ga akan maju jika kita hanya mengandalkan satu dua orang.
Quote:
7. Tidak peduli dengan sekitar.
Lu kenyang abis makan enak, tapi tetangga lu udah uring-uringan perutnya sakit karena nahan laper, tetangga lo berduka, tapi lo nya cuma tiduran sambil update status RIP tetangga, di tambah kata-kata mutiara yang seolah nunjukin lo merasa kehilangan, PRET !! Berak sekebon !! Jangan teriak-teriak negara ini ga maju-maju, tapi lo ga penah tau nama pak RT lo, nama tetangga lo. Genk, di London yang tingkat individualisme terkenal paling tinggi, di sana mereka masih kenal tetangga mereka, di sana mereka masih ngeluangin waktu biar kata cuma sayhello, di sana mereka masih nawarin bantuan saat ngeliat tetangganya lagi benerin mobil di depan teras. Genk gimana negara ini mau maju, kalau kita ngurusin yang jauh tapi yang deket dengan kehidupan lo sendiri lo alpha.
Quote:
8. Menilai sesuatu dari sudut pandangnya sendiri.
Dalam kehidupan sosial yang heterogen, setiap orang punya sudut pandang masing-masing dalam menilai dan berkomentar atas apa yang dilakukan orang lain. Banyak orang ogah repot-repot mencari tahu lebih dalam alasan seseorang melakukan apa yang dilakukannya dan menyimpulkan pendapat pribadinya dari apa yang dilihatnya diluar. Genk, kalau kita tidak bisa adil sejak dalam pikiran, negara ini juga tidak akan adil pada warganya. Jika ingin negara ini maju jangan lagi menilai sesuatu seenak jidat lu. Karena tidak semua yang kita liat itu benar. Tidak semua yang benar itu terlihat. Kita tidak akan pernah tau rasa apel itu manis jika kita belum mencicipinya, kenali dulu baru menilai.
Quote:
9. Tidak menghargai perbedaan.
Memusuhi siapapun yang tidak sependapat dengan lu, menghina siapapun yang berbeda dengan lu, menghakimi mereka yang tidak sejalan dengan lu, mengucilkan mereka yang tidak sama dengan lu. Hayahh genk, katanya lu anak milenial, tapi kok kelakuan lu kek orang-orang yang hidup di jaman majapahit ? Orang-orang dulu yang belum belajar apa itu toleransi dan keberagaman ajah bisa menerima mereka yang berbeda, tapi kok kita yang katanya anak-anak milenial yang digadang-gadang sebagai generasi emas bangsa ini masih ngotak-ngotakin sesuatu, kok yang katanya kita hidup di zaman milenial ini masih sinis sama yang matanya sipit? Kok kita yang katanya anak-anak modern masih gampang ngegas sama yang minoritas? Yaudah kalo kita masih begini jangan teriak minta negara ini majulah, nikmatin ajah tuh perdebatan sampah yang sebenernya bisa jadi hal yang ga usah di perdebatkan kalau kita bisa saling menghargai satu sama lain.
Kita tau membuat suatu negara yang sedang berkembang menjadi negara maju, tidaklah semudah mengetik kata-kata basi dalam thread ini dan gue sadar, apa yang gue tulis tidak akan merubah kondisi bangsa ini menjadi lebih baik, tapi setidaknya gue berharap dari tulisan ini bisa mengispirasi satu dua orang yang nantinya menginspirasi lagi satu-dua orang lainya, lalu mengispirasi lagi satu-dua orang lainya hingga bisa menginspirasi jutaan orang dan menumbuhkan semangat untuk melakukan perubahan.
Gue bukanlah orang yang pandai merangkai kata, gue juga bukanlah ahli bahasa yang baik dalam menggunakan frasa. Gue hanya recehan yang berharap kita semua sadar, bangsa ini tidak akan lebih baik jika kita tidak merubah cara hidup dan pola pikir kita menjadi lebih baik.
Maafkan segala kata yang tertulis, terucap, dan yang belum tertulis dan terucap. Gue bukan berasal dari asgard apalagi dari surga, gue hanya penduduk Indonesia yang tidak luput dari kesalahan, maafkan, maafkan, maafkan dan maafkan gue yang tidak sempurna.
-Salam satu jiwa, salam satu nyali, salam merah putih-
Tau diri, kenal diri, dan bisa jaga diri, hantam ketidak pastian yang berdiri, pengecut bukanlah jati diri yang sejati, tunjukan pada dunia kalau kita adalah bangsa yang pantas dipuji.
Indonesia ...
Nada Laguku, Symphoni Perteguh
Selaras Dengan Symphonimu
Satukan getaran dan sebarkan virus-virus kebangsaan.
-kita bangsa indonesia-
Sumber: otak yang merespon kelelahan mata melihat keluh kesal mereka 'si tuan benar' dan telinga yang terus berdengung mendengar nyanyian sumbang 'si nyonya sempurna'
Sumber gambar: mesin pencari